Menurut Totok, organisasi ini memiliki jaringan setingkat dunia yang didanai lembaga keuangan Tunggal dunia ESA Monetary Fund yang berpusat di Swiss.
Ia mengatakan, DEC masuk ke Indonesia pada 2014.
Serta pertama kali mensosialisasikan gerakannya di Yogyakarta.
Dilansir dari Harian Tribun Jogja, organisasi ini berjanji akan memberikan antara 50 hingga 200 dollar AS pada pengikutnya.
Baca: Deretan Fakta Mendiang Tienuk Riefki, Perias Langganan Keluarga Cendana, Cikeas hingga Keraton
Dalam konferensi persyang digelar di Ndalem Pujokusuman, Keparakan, Margangsan, Ypgyakarta ia mengatakan pemilihan mata uang dollar adalah solusi agar perekonomian Indonesia dan dunia tak terpuruk.
Dimana ini, menurutnya, dapat menyebabkan perang dunia ketiga.
Bagi mereka yang telah bergabung maka akan mendapatkan NIK (Nomor Induk Kemanusiaan) yang disebutnya bersifat global.
Ketika itu Totok mengklaim dirinya telah memiliki pengikut sebanyak 10 ribu orang.
Taka da izin
Pertemuan yang diadakan Totok di Ndalem Pojokusuman 2016 silam mendapatkan complain.
Pemilik sekaligus pengurus Ndalem Pojoksuman terkejut rumahnya menjadi lokasi pertemuan organiasasi Jogja DEC tersebut.
Acara tersebut juga tak mendapat izin dari RT/RW setempat.
Masih mengutip dari Harian Tribun Jogja, meski ketika itu Totok menyebut tak menarik biaya dari anggotanya.
Akan tetapi salah seorang anggota mengaku membayar Rp 15 ribu untuk bergabung.
Sementara itu, Kepala Rescue DEC dari wilayah Subang, Misnar (51) mengatakan pihaknya bergabung karena diming-imingi mendapat Rp 500.000 tiap bulan.
Tapi setelah satu tahun bergabung ia tak mendapatkan uang tersebut.
(TribunnewsWiki.com/Saradita/Kompas.com/Harian Tribun Jogja)