TRIBUNNEWSWIKI.COM - Keraton Agung Sejagat di Purworejo tengah menjadi perbincangan.
'Kerajaan' yang mengklaim sebagai induk dari seluruh negara di dunia itu dipimpin oleh Raja bernama Totok Santosa Hadiningrat.
Meski banyak orang yang menertawakan adanya kerajaan di Purworejo ini, tapi nyatanya Totok Santosa Hadiningrat punya ratusan pengikut.
Lalu, bagaimana bisa pengikut itu percaya kepada omongan Totok, dan siapa sebenarnya Totok?
Dilansir oleh Tribun Solo yang mengutip dari Tribun Jogja tahun 2016, Totok Santosa Hadiningrat sudah pernah diwawancarai wartawan, soal organisasi yang dia buat di Jogja.
Totok Santosa Hadiningrat, atau yang kerap dipanggil Sinuhun oleh para pengikutnya, ternyata pernah menjadi pemimpin sebuah organisasi bernama Jogjakarta Development Committe (JOGJA-DEC).
Pada 2016, saat itu sedang heboh soal organisasi Gafatar, yang membuat pengikutnya rela melakukan apapun, termasuk kabur dari rumah, sampai mencuri uang orang tua untuk didonasikan kepada organisasi.
Nah, Jogja DEC sempat membuat banyak orang cemas, karena dikhawatirkan mirip degan Gafatar.
Baca: Fakta-fakta Kelompok Keraton Agung Sejagat, Klaim sebagai Juru Damai Dunia, Anggotanya Capai 450
Baca: Raja Keraton Agung Sejagat (KAS) Dipanggil Polisi dan Bupati: Itu Sikap Nguri Uri Budaya Atau Bukan
Dalam wawancara bersama wartawan Tribun Jogja, JOGJA-DEC memberikan janji yang cukup fantastis kepada masyarakat yang hendak menjadi anggotanya.
Janji itu adalah memberikan dana setiap bulannya sebanyak 100-200 dolar Amerika kepada setiap anggotanya.
"Kami akan berikan uang pada anggota yang sudah terdaftar sebesar 100-200 dollar per bulan dalam bentuk dana kemanusiaan melalui koperasi yang akan kami bentuk,"
"Namun semua program tadi akan kami mulai tahun 2017 nanti karena sekarang masih dalam proses perizinan," ujar Totok Santoso Hadiningrat, dalam konferensi pers yang diadakan di Ndalem Pujokusuman Keparakan Mergangsan, Yogyakarta, Jumat (11/3/2016) lalu.
Saat itu, Totok berperan sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja DEC.
Dana tersebut menurutnya sudah tersedia dan berasal dari lembaga keuangan tunggal dunia yang bernama Esa Monetary Fund yang berpusat di Swiss, dan diklaim memiliki uang dalam jumlah tak terbatas.
Pemilihan mata uang dolar juga diakuinya sebagai sebuah solusi agar perekonomian indonesia dan dunia tidak terpuruk yang akan menyebabkan potensi perang dunia ketiga.
"Kenapa harus dolar, karena kita ingin menghindari deflasi," ujarnya.
Dana hanya akan diberikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar resmi sebagai anggota Jogja DEC dan memiliki NIK (Nomer Induk Kemanusiaan) yang sifatnya global.
Uang akan disalurkan melalui lembaga koperasi yang ditargetkan akan berdiri di seluruh desa di DIY.
Ketika diwawancarai itu, Totok mengklaim sudah memiliki anggota lebih dari 10 ribu orang yang telah terdaftar.
Mereka menargetkan bisa merekrut 500 ribu anggota hingga nanti menjalankan program pada tahun 2017.