TRIBUNNEWSWIKI.COM – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut akan pemerintah akan membangun pangkalan militer baru di sejumlah wilayah.
Pembangunan pangkalam militer tersebut rencananya berada di perairan Natuna, Kepulauan Riau, dan beberapa titik di Indonesia Timur.
“Wah tidak hanya di Natuna kita mau bikin pangkalan.
Di Natuna, di IndonesiaTimur, di beberapa tempat,” ucap Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/1/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca: Kabupaten Natuna
Baca: Polemik Natuna-China, Jokowi : Tak Ada Kapal di Teritorial, Kalau Ada Tangkap!
Namun Prabowo tidak merinci lokasi pasti pangkalan militer RI lainnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya menyatakan pembangunan pangkalan militer terletak di wilayah strategis Indonesia.
“Ya saya bilang kami akan bangun pangkalan, tidak hanya di Natuna.
Di beberapa tempat strategis Indonesia.
Masa saya paparkan pertahanan untuk kalian semua,” ujarnya.
Baca: Prabowo Subianto
Baca: Natuna Jadi Sebab Indonesia-China Memanas, Ternyata Indonesia Masih Punya Utang Triliunan ke China
Saat ini Indonesia sudah memiliki pangkalan militer di Selat Lampa, Kabupaten Natuna.
Tetapi wacana untuk menambah pangkalan militer muncul setelah sejumlah kapal China menerobos Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Padahal perairan Natuna bersasarkan Konvensi Unites Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 masuk dalam ZEE Indonesia.
Pemerintah Indonesia mencoba jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan melayangkan nota protes terhadap China melalui Duta Besar yang ada di Jakarta.
Sementara itu, TNI dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI terus disiagakan di Perairan Natuna yang masuk dalam Provinsi Riau untuk memantau kondisi di sana.
Baca: Pasukan TNI di Perairan Natuna Diperkuat, Mahfud MD Tegaskan Tidak Ada Perang dengan China
Baca: Tolak Klaim China Atas Natuna, Retno Marsudi: Tak Ada Alasan Hukum yang Diakui Hukum Internasional
Prabowo dikritik
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebelumnya pernah dikritik karena sikapnya dinilai tak tegas terkait Natuna.
Dia dinilai tak tegas karena meminta semua pihak menyikapi penerobosan kapal China di perairan Natuna dengan santai dan cool.
Setelah kritik yang berdatangan dari berbagai pihak, Prabowo tak berubah sikap.
Ia meminta semua pihak untuk tidak memanas-manasi suasana dan tetap menyikapi penerobosan ini dengan santai.
Baca: Kasus China Masuki ZEE Natuna, Buntut dari Nine Dash Line hingga Dikaitkan dengan Utang Luar Negeri?
Baca: Polemik Natuna-China, 5 KRI dan 600 Prajurit TNI Siaga, Prabowo Didesak Lebih Garang : Tenggelamkan!
Sebab, Prabowo menjelaskan bahwa yang dimasuki oleh kapal China bukan merupakan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, bukan wilayah teritorial.
"Jadi kalau wil teritorial itu kedaulatan, itu 12 mil (dari lepas pantai).
Lebih dari dari itu adalah ZEE dan kapal manapun boleh masuk keluar," kata Prabowo.
Hanya saja, Prabowo menegaskan tak boleh ada kapal yang menangkap ikan di wilayah ZEE Indonesia.
Baca: PKS Kritik Prabowo Lembek Soal Natuna, Dahnil: Ada Upaya Turunkan Wibawa Menhan
Jika kapal asing ingin menangkap ikan di wilayah itu, maka harus mendapat izin dari pemerintah RI.
Ia pun menilai bisa saja pemerintah RI dan China melakukan negosiasi.
"Nah ini kan bisa diselesaikan, kita bisa negosiasi dan sebagainya.
Ya kita cool saja selalu saya katakan," kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Baca: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Baca: Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Namun ia menanggapi santai soal kritik yang dilemparkan kepada dirinya.
Prabowo mengaku tak mempermasalahkan opini negatif yang diarahkan kepada dirinya.
"Enggak apa-apa (dianggap lembek)," kata Prabowo usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
"Silahkan saja bicara kita kan negara demokrasi orang boleh bicara apa saja," tambah Prabowo.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita/Kompas.com)