TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dua pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengumumkan jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737 yang 'sangat mungkin' terjadi karena Iran.
Pernyataan pejabat senior Departemen Pertahanan Amerika Serikat, yang diberitakan AP (10/1/2020) menyebut bahwa jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737 terjadi berkat ditembaknya rudal anti pesawat milik Iran.
Jatuhnya Boeing 737 yang menyebabkan meninggalnya 176 orang ini terjadi beberapa jam setelah Iran menembakkan sejumlah rudal balistik ke Pangkalan koalisi AS dan sekutu di Irak, Selasa, (7/1/2020) waktu setempat.
Serangan Iran ini terjadi di tengah konfrontasi dengan AS yang meluncurkan serangan pesawat tanpa awak hingga menyebabkan terbunuhnya Jenderal Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani.
Pernyataan kedua pejabat senior ini mengutip badan intelijen AS -tidak disebutkan namanya- yang sedang membahas perihal informasi sensitif.
Mereka menyebut bahwa belum ada kepastian informasi mengenai maksud Iran.
Pejabat AS mengatakan bahwa jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737 'kemungkinan besar' sebagai kesalahan Iran dalam mengidentifikasi ancaman yang datang.
Baca: Pesawat Ukraina yang Membawa 180 Penumpang Jatuh di Dekat Teheran, Presiden Iran Singgung Lockerbie
Respon Donald Trump
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump percaya Iran berada di balik jatuhnya Pesawat Boeing 737.
Namun demikian, Trump tidak 'secara langsung' menyalahkan Iran yang bertanggungjawab terhadap peristiwa tersebut.
Trump juga meragukan klaim interal Iran yang menyebut jatuhnya Boeing 737 karena kesalahan teknis pesawat.
"Siapapun bisa saja bersalah dalam peristiwa ini," kata Trump yang juga menyebut bahwa pesawat Boeing 737 terbang di 'areal yang cukup berbahaya'.
"Beberapa orang mengatakan itu alasan teknis".
"Secara pribadi saya ragu, ini bisa jadi pertanyaan" tambah Trump.
Ragu Atas Klaim 'Kesalahan Teknis' dari Iran
Pejabat AS menyebut tidak akan memakai pernyataan intelijen untuk menuduh rudal Iran sebagai sebab jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737.
Namun mereka mengakui keberadaan sejumlah satelit dan sensor milik Iran di wilayah tersebut yang 'kemungkinan' dapat digunakan sebagai intelijen dengan melakukan penyadapan sejumlah alat komunikasi.
Penilaian pejabat AS ini muncul setelah adanya laporan investigasi awal dari Iran pada Kamis, (9/1) yang menyebut pilot tidak pernah membuat panggilan radio untuk meminta bantuan dan mengklaim pesawat justru berusaha kembali ke bandara ketika terbakar.
Di lain tempat, pihak Ukraina percaya 'serangan rudal' sebagai salah satu teori kemungkinan jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737, kendati adanya penolakan klaim tersebut dari Iran.
Laporan Pihak Iran