TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berdasarkan rilis resmi Pentagon, serangan udara Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak pada Kamis (2/1/2020) malam telah menewaskan Komandan Pasukan Quds Iran, Qasem Soleimani.
Informasi tersebut segera menimbulkan ketegangan di Timur Tengah.
Terlebih Iran menyatakan memiliki 13 skenario balas dendam atas AS sebagai buntut dari tewasnya sang jenderal yang rupanya telah lama diintai untuk dibunuh tersebut.
Baca: Jenderal Iran Qasem Soleimani Dibunuh AS, PM Malaysia Mahathir Mohammad: Negara Muslim Harus Bersatu
Baca: Jenderal Iran Qasem Soleimani Dibunuh, Amerika Serikat Kirim 3000 Pasukan ke Timur Tengah
Tak hanya Timur Tengah, pihak Korea Utara tak lepas dari adanya isu ketegangan dari peristiwa tersebut.
Kim Jong Un dinyatakan menghilang dari publik sejak pemberitaan tewasnya Qassem Soleimani.
Dikutip dari DailyMail.com, pada 31 Desember 2019 lalu, Kim Jong Un sempat memberi ancaman kepada Amerika Seikat.
Yaitu akan melakukan kembali uji coba senjata nuklir miliknya jika pihak AS tidak menarik kebijakan mereka yang bersifat memusuhi Korea Utara.
Setelah kematian Soleimani, diamnya Korea Utara menimbulkan desas-desus jika negara tersebut 'terguncang' dengan aksi AS kepada Iran.
Bahkan sang supreme leader Korea Utara yang tak muncul ke publik menimbulkan isu bahwa Kim Jong Un bersembunyi lantaran takut menjadi target AS selanjutnya.
Kim Jong Un muncul ke publik
Dikutip dari DailyMail.com pada Rabu (8/1/2020), seolah menampik isu yang beredar, orang nomor satu Korea Utara kembali terlihat.
Kim Jong Un tampak bugar dan tersenyum dalam kunjungan lapangan ke sebuah pabrik pupuk yang sedang dibangun di Sunchon, Pyongan Selatan.
Dalam kunjungan tersebut, Kim Jong Un mengenakan long coat atau mantel kulit sepanjang lutut berwarna hitam.
Tak hanya itu, kemeja, sepatu, dan celana kain yang dikenakan Kim Jong Un juga berwarna hitam.
Supreme leader pendahulu Kim Jong Un pernah bersembunyi
Tak hanya Kim Jong Un, sang ayah yang juga pernah menjadi orang nomor satu di Korea Utara, Kim Jong Il juga pernah menghilang ketika terdapat krisis internasional.
Kim Jong Il pernah 'menghilang' selama 25 hari setelah AS melakukan invansi ke Afghanistan pada 2001 lalu.
Selain itu Kim Jong Il juga sempat lenyap selama 50 hari setelah adanya invasi Irak pada 2003.
Meskipun demikian, Kim Jong Un menolak preseden 'menghilang' dari publik yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya tersebut.
"Ketua Kim saat ini telah memiliki dan membangun hubungan pertemanan yang sangat dekat dengan Presiden Donald Trump," terang ofisial dari Seoul kepada JoongAng Daily seperti yang dikutip dari DailyMail.com.