Upacara Rambu Solo

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Upacara Rambu Solo  merupakan salah satu upacara adat khas Tana Toraja.

Upacara Rambu Solo termasuk upacara kematian atau pemakaman khas masyarakat Toraja.

Rambu Solo sendiri memiliki arti asap yang arahnya ke bawah.

Asap yang arahnya ke bawah memiliki makna persembahan untuk orang yang mati yang dilaksanakan sesudah pukul 12 ketika matahari mulai bergerak menurun. (1)

Baca: PaPiong Makanan khas Toraja

Baca: Danau Towuti

Prosesi upacara adat di Tana Toraja seperti Rambu Solo merupakan prosesi upacara yang lebih mahal daripada prosesi upacara pernikahan.

Bahkan, banyak jenazah yang menunggu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk dimakamkan karena prosesi Rambu Solo yang mahal.

Masyarakat Toraja percaya bahwa upacara Rambu Solo mampu menghantarkan jenazah ke tempat yang lebih baik.

Tanpa Rambu Solo, masyarakat Toraja percaya bahwa ruh orang yang telah meninggal akan memberikan kemalangan pada keluarga yang ditinggalkannya. (2)

Upacara Rambu Solo merupakan salah satu upacara adat khas Tana Toraja.

Di dalam Upacara Rambu  Solo terdapat 2 prosesi yang dilangsukan secara terpisah namun masih saling melengkapi upacara pemakaman tersebut.

2 prosesi di dalam Rambu Solo yaitu prosesi pemakaman (Rante) dan pertunjukkan kesenian.

Prosesi pemakaman atau rante tersusun dari acara-acara yang berurutan.

Prosesi Rante diadakan di tengah lapangan yang terletak di tengah kompleks rumah adat Tongkonan.

Prosesinya meliputi :

• Ma'Tudan Mebalun, proses pembungkusan jenazah
• Ma'Roto, Proses meninghias peti jenazah dengan benang emas dan benang perak
• Ma'Popengkalo Alang, proses pengarakan jenazah yang telah dibungkus ke sebuah lumbung untuk disemayamkan
• Ma'Palao atau Ma'Pasonglo, proses pengarakan jenazah dari area rumah Tongkonan ke kompleks pemakaman Lakkian. (3)

Prosesi kedua merupakan Pertunjukkan Kesenian.

Prosesi ini dilaksanakan tidak hanya untuk memeriahkan namun juga menjadi bentuk penghormatan dan doa bagi orang yang sudah meninggal.

Prosesi ini meliputi:

• Perarakan kerbau yang akan menjadi korban
• Pertunjukkan beberapa musik daerah
• Pertunjukkan beberapa tarian adat
• Pertunjukkan Adu kerbau, sebelum kerbau tersebut dikorbankan
• Penyembelihan kerbau sebagai hewan kurbanPertunjukkan Seni

Rambu Solo menjadi kewajiban bagi keluarga yang ditinggalkan karena masyarakat Toraja percaya bahwa dengan cara Rambu Solo, arwah orang yang meninggal bisa mencapai kesempurnaan.

Dalam adat Toraja, masyarakat percaya bahwa setelah kematian masih ada sebuah dunia dimana para arwah leluhur berada di sana.

Masyarakat Toraja menyebutnya Puya, yang berada di Selatan Tana Toraja.

Puya merupakan suatu tempat di mana arwah yang meninggal akan bertransormasi, menjadi awrah gentayangan (Bombo), arwah setingkat dewa (To Mebali Puang) atau arwah pelingdung (Deata). (TribunnewsWiki.com/Restu)