TRIBUNNEWSWIKI.COM - Orangtua ini rela kubur hidup-hidup anaknya yang catat saat gerhana matahari, ternyata alasannya untuk tujuan ini.
Orangtua di India ini mencuri perhatian dengan aksinya saat gerhana matahari.
Di saat orang-orang berkumpul untuk menyaksikan fenomena alam langka tersebut, ia malah melakukan aksi aneh.
Orangtua tersebut malah mengubur anaknya secara hidup-hidup saat gerhana matahari berlangsung.
Dari rekaman yang beredar, orangtua tersebut mengubur anaknya yang menyandang disabilitas.
Baca: Kisah Penjual Sayur Kuliahkan Anaknya ke Amerika Setelah Gagal 53 Kali, Jadi Orangtua Hebat 2019
Baca: Ini Pesan Terakhir Driver Ojol pada Anak Angkatnya sebelum Tewas Tertimpa Papan Reklame
Dilansir oleh Daily Mirror, aksi dari orangtua di India tersebut langsung mendapat perhatian banyak orang.
Ternyata aksi mengubur anak yang cacar tersebut diyakini untuk ritual penyembuhan.
Tak cuma satu anak, berdasarkan laporan media diyakini ada sekitar 10 orang anak yang sengaja dimasukkan ke dalam lubang dan dikubur bersama dengan lumpur.
Parahnya, lumpur tersebut ditumpahkan ke tubuh bocah-bocah itu sampai setinggi leher.
Dalam video yang beredar, tampak mereka menangis saat ritual tersebut dilakukan padanya.
Meski begitu, orangtua sang bocah justru berusaha untuk menenangkan sang anak.
Dilaporkan, bocah yang diikutkan dalam ritual tersebut berasal dari berbagai usia dengan yang termuda berusia tiga tahun.
Berdasarkan keterangan dari warga, para orangtua bocah-bocah itu sebelumnya diberi tahu oleh seorang tetua desa tentang manfaat dari ritual itu.
Menurutnya, panas yang dihasilkan dari gerhana matahari bisa menyembuhkan anak mereka.
Setelahnya, usai kabar ada anak yang dikubur hidup-hidup oleh orangtuanya beredar, petugas perlindungan anak langsung bergegas mendatangi lokasi.
"Kami berhasil menyelamatkan mereka, dan meminta polisi menyelidiki kejadian ini," ujar Wakil Komisioner Kalaburagi, B Sharath.
Sharat juga menghimbau masyarakat agar jangan mudah percaya dengan praktik takhayul dan hal-hal di luar nalar yang membahayakan.
Sementara itu, Ketua Komite Kesejahteraan Anak, Reena D'Souza mengatakan anak-anak tersebut akan dikembalikan lagi ke orangtuanya setelah mendapat konseling.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)(TribunSumsel)