TRIBUNNEWSWIKI.COM - Wacana kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengenai ekspor benur atau bibit lobster menjadi perbincangan.
Wacana tersebut kemudian menjadi kontrovesi.
Kritik datang terutama dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Susi menyatakan dengan tegas bahwa di beberapa negara seperti Australia, Idia dan Cuba tidak melakukan ekspor bibit lobster.
Baca: Susi Pudjiastuti Singgung Ekspor Benih Lobster, Fahri Hamzah Puji dan Dukung Eks Menteri KKP
Baca: Jokowi Jawab Kritik Mantan Menteri Susi Soal Ekspor Bibit Lobster : Negara Harus Dapat Manfaat
Negara-negara tersebut hanya mengekspor lobster dengan berat 1 pound atau sekitar 0,45 kilogram.
"Australia, India, Cuba dll yg ada Panulirus Hommarus mrk tidak ambil bibitnya, mrk ambil size tertentu saja. Australia min 1 pound &max size jg diatur. Yg besar bisa jadi indukan yg produktif. Mrk tidak budidayakan bibit, tidak ekspor bibit. Apakah krn mrk lebih bodoh dr kita???," cuit menteri yang dikenal dengan kebijakan penenggelaman kapal tersebut.
Edhy tidak akan mundur
Dikutip dari Kompas.com, Edhy Prabowo mengaku tidak akan mundur untuk soal wacana membuka keran ekspor bibit lobster.
Kebijakan tersebut tetap akan dilakukan meski banyak menuai protes dari berbagai pihak.
Menurut Edhy, pihaknya harus mengutamakan kepentingan nelayan dan lingkungan meski banyak yang menertawakannya.
"Anda pasti tertawa tentang (kebijakan ekspor bibit) lobster. Saya tidak akan mundur. Akan terus saya perjuangkan demi keberlanjutan nelayan kita, lingkungan kita, dan alam kita," kata Edhy di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Kini Edhy tengah mengkaji 29 aturan yang menuai polemik, salah satunya soal ekspor lobster.
Kajian tersebut dilakukannya agar semua stakeholder tidak ada yang merasa dianak-tirikan.
Untuk itu, Edhy pun meminta seluruh masyarakat untuk menunggu hasil kajiannya dan tak ingin berkomentar lebih jauh lagi.
"Kita tunggu saja, ya (hasil kajian dan penelitiannya)," tutur Edhy.
Baca: Menteri Edhy Prabowo Sensitif dengan Kata ‘Tenggelamkan’, Minta untuk Move On
Baca: Menteri KKP Edhy Prabowo Tak akan Tenggelamkan Kapal, Kini Lebih Fokus sesuai Arahan Presiden Jokowi
Tanggapan Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo memberi jawaban soal kritikan Susi Pujiastuti mengenai rencana pemerintah membuka ekspor bibit lobster.
Menurut Jokowi, keinginan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo untuk mencabut larangan ekspor bibit lobster perlu memperhatikan efek kemanfaatan dan lingkungannya.
Negara wajib mendapatkan manfaat.
"Yang paling penting menurut saya negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak. Yang paling penting itu," ujar Presiden Jokowi saat ditanya wartawan seusai meresmikan Tol Balikpapan-Samarinda, di Kabupaten Kutai Kertanegara, Selasa (17/12/2019), dikutip dari Kompas.com.
Namun, Jokowi mengingatkan ekspor bibit lobster harus tetap memperhatikan faktor keseimbangan.
Dalam hal ini, nilai tambah untuk dalam negeri harus diperoleh dan lingkungan juga tidak rusak.
"Jangan juga awur-awuran, semua di tangkapin, di ekspor, juga enggak benar," kata Jokowi.
Namun Jokowi juga menilai, pemerintah tidak bisa hanya melarang ekspor benih lobster.
Pasalnya, banyak nelayan tergantung dengan ekspor benih lobster ini.
"Keseimbangan itu paling penting bukan hanya bilang jangan (ekspor)," kata dia.
Oleh karena itu, pemerintah bersama para pakar masih mengkaji aturan terkait ekspor benih lobster ini.
Jokowi yakin akan mendapatkan formula terbaik dari kajian tersebut.
"Saya kira pakar-pakarnya tahu lah mengenai bagaimana tetap menjaga lingkungan, agar lobster itu tidak diselundupkan, tidak dieskpor secara aur-aturan, tapi juga nelayan dapat manfaat dari sana, nilai tambah ada di negara kita," ujarnya.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, KOMPAS/ Fika Nurul Ulya/Ihsanuddin)