TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump resmi menyetujui kesepakatan perdagangan baru dengan negara Cina.
Kesepakatan dagang Donald Trump dengan Cina ini diambil dalam rangka untuk menangguhkan perang dagang dari kedua negara tersebut yang telah berkepanjangan.
Donald Trump mewakili Amerika Serikat resmi menetapkan syarat-syarat sebagai bentuk kesepakatan perdagangan dengan Cina dengan menangguhkan beberapa tarif impor untuk barang-barang Cina.
Sebaliknya, pihak Cina akan memberi imbalan dengan akan banyak membeli produk pertanian dari Amerika, seperti dilaporkan Reuters yang dikutip Deutsche Welle, (13/12/2019).
Sampai berita ini dibuat belum ada konfirmasi resmi dari Cina perihal kebijakan tersebut.
Kedepannya, apabila terdapat kesepakatan, maka putaran perang dagang yang baru akan berlangsung pada 15 Desember.
Pada tanggal tersebut kedua negara dipastikan akan menerapkan tarif impor baru.
Baca: Akan Dimakzulkan sebagai Presiden, Donald Trump: Awas Perang Saudara
Skema Penangguhan Tarif Amerika Serikat
Beberapa pejabat Amerika Serikat yang ditemui Reuters (dikutip Deutsche Welle) menjelaskan bahwa status negosiasi bilateral yang diambil oleh Amerika Serikat adalah berupa penangguhan tarif senilai 160 miliar dolar terhadap barang-barang dari Cina.
Kebijakan ini pada mulanya akan diberlakukan mulai hari Minggu, (15/12/2019).
Sementara di lain hal, Cina diperkirakan akan menyetujui kebijakan untuk membeli produk pertanian Amerika Serikat yang nilainya mencapai 50 miliar dolar pada tahun 2020.
Nilai ini besarnya dua kali lipat dari pembelian tahun 2017, sebelum konflik perang dagang tersebut dimulai.
Baca: Seteru 2 Negara Komunis: Cina Ingatkan Tak Usah Ributkan Laut Cina Selatan, Vietnam Pilih Opsi Hukum
Bagaimana Nasib Pasar Asia?
Sementara di bursa-bursa Asia, mata uang Cina, Yuan terpantau telah naik ke posisi tertinggi terhadap dolar AS selama hampir lima bulan terakhir.
Saham Cina juga terpantau menguat pada hari Jumat, (13/12/2019).
Naiknya saham Cina ini terjadi usai terdapat kepastian perang dagang dengan AS untuk menghindari konflik lanjutan.
Belum Ada Pernyataan Resmi
Kendati kedua negara diprediksi bersiap dengan kebijakan tersebut, namun sampai berita ini dibuat keduanya belum membuat pernyataan resmi mengenai kesepakatan tersebut.
Narasumber yang ditemui Reuters (dikutip Deutsche Welle) mengutarakan bahwa AS telah menawarkan sejumlah kebijakan pemotongan tarif untuk barang-barang Cina sebesar 50 persen.
Pihak AS juga akan menangguhkan tarif baru yang dijadwalkan berlaku pada hari Minggu, (15/12/2019).
Kebijakan tersebut diambil untuk mengamankan kesepakatan 'Tahap 1' yang telah dibicarakan pada Oktober tahun lalu.
Presiden AS Donald Trump beserta penasihat utamanya dilaporkan telah menyetujui persyaratan tersebut.
Trump dipastikan akan menandatangani proposal kesepakatan tersebut dan menunggu Cina menandatanganinya.
Proposal ini merupakan 'tawaran terakhir' dari Amerika Serikat kepada Cina yang telah disetujui Trump, seperti dikutip dari pernyataan seorang pejabat bisnis AS.
Baca: Berburu Pria Kulit Putih untuk Donor Sperma, Begini Fenomena Punya Anak Tanpa Suami di Cina
Belum Ada Tanggapan Pasti dari Cina
Hua Chunying, selaku Juru Bicara Kementerian Luar Negeri berkomentar perihal status negosiasi perdagangan Cina dengan Amerika Serikat, pada Jumat, (13/12/2019).
Hua Chunying menyebut bahwa Cina berkomitmen menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan.
Namun ia menegaskan bahwa kesepakatan yang dibangun haruslah saling menguntungkan.
Disinggung perihal tawaran AS, pihak Cina tidak memberi komentar mengenai kesepakatan atau ketentuan-ketentuan perdagangan.
Apa yang Terjadi Jika Tidak Ada Kesepakatan?
Apabila tidak adanya kesepakatan baru, maka perang dagang yang sudah 17 bulan berlangsung ini akan kembali berlanjut.
Tanpa adanya kesepakatan baru juga, maka kedua negara diprediksi akan saling menerapkan tarif impor baru mulai Minggu, (15/12/2019).
Amerika Serikat dilaporkan akan menerapkan tarif impor pada barang-barang dari Cina termasuk produk-produk seperti konsol video gim dan monitor komputer.
Sementara Cina akan menargetkan tarif impor pada produk-produk pertanian dari Amerika Serikat, seperti jagung dan gandum.
Cina dilaporkan akan menerapkan tambahan tarif 25 persen untuk berbagai jenis kendaraan buatan Amerika Serikat beserta tarif 5 persen untuk onderdil mobil.
Tanggapan Pengamat
Para pengamat perdagangan memperingatkan apabila tidak ada kesepakatan yang berujung berlanjutnya perang tarif, maka dipastikan akan semakin meningkatkan perselisihan.
Pengamat juga memprediksi adanya kemungkinan kedua negara akan menunda sama sekali sampai pemilihan Presiden AS pada November 2020.
Baca: 8 Hal yang Perlu Diketahui Soal Isu Pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha) via Deutsche Welle