Foto itu, tambahnya, sangat menyakitkan karena dia juga membesarkan lima bocah dari saudara laki-lakinya.
"Adik dan ipar saya meninggal beberapa waktu yang lalu. Saya tidak ingin lima anak mereka tumbuh sebagai anak yatim. Jadi, saya mendaftarkan semuanya di asrama dan merawat mereka."
Ketika ditanya mengapa Divya pergi ke sekolah negeri dengan mangkuk di tangan, Lakshman menjelaskan banyak anak-anak dari kawasan kumuh pergi ke sana saat waktu makan siang untuk mendapat makan siang gratis.
Mereka mengetahui ada makan siang gratis di sekolah itu lantaran kakak dan adik mereka juga terdaftar di sana.
"Divya tidak pergi setiap hari, tetapi dia kebetulan pergi pada hari itu dan seseorang memotretnya," jelasnya.
Hal ini dikonfirmasi para guru di sekolah itu yang mengatakan kepada BBC bahwa sejumlah siswa membawa makan siang dari rumah, sehingga sisa makanan dari layanan makan gratis akan diberikan kepada anak-anak yang belum bergabung.
"Anak-anak adalah anak-anak. Lantaran tak ada pusat penitipan anak, banyak anak-anak bermain di pelataran sekolah," kata seorang guru, yang meminta namanya tidak perlu disebutkan.
Lakshman dan tetangganya mengakui kurangnya anganwadi atau pusat penitipan anak yang disponsori pemerintah, di lingkungan mereka.
Sehingga ini menjadi persoalan besar di kawasan itu, karena orang tua tidak memiliki tempat untuk meninggalkan anak-anaknya saat mereka pergi bekerja.
Kepala sekolah negeri setempat, SU Shivram Prasad, mengatakan dia berharap perhatian yang dihasilkan oleh kehadiran foto Divya akan mempercepat proses pendirian pusat penitipan anak.
"Keberadaan pusat penitipan yang disponsori pemerintah itu akan membantu orang tua dan anak-anak agar mendapat makanan bergizi," tambahnya.
Para guru di sekolah itu juga berharap bahwa sorotan media akan berdampak pada peningkatan perbaikan fasilitas sekolah.
Mereka mengatakan saat ini ada kekurangan staf dan bahan ajaran yang amburadul, dan sekolah itu bahkan tidak memiliki pagar pembatas, sehingga mereka harus terus-menerus mengawasi anak-anak selama masa istirahat.
Namun demikian, Divya pagi itu bersemangat untuk pergi ke sekolah.
Dia berkeras membawa tas sekolahnya ke mana-mana, bahkan ke taman bermain. Selain menyebutkan namanya, dia tidak menjawab pertanyaan apa pun.
"Dia anak yang sangat tenang," kata Lakshman, ketika putrinya memegang tangannya dan menciumnya.
Dan, dia mengakui bahwa terlepas dari segala persoalannya, foto itu memang bermanfaat.
"Sekarang anak-anak lain yang seusia Divya juga mendaftar di sekolah. Jadi itu membuatku bahagia."
Nonton Film Kartun dari Kejauhan
Bagi anak kecil berkaus hijau ini, menonton televisi dari kejauhan sanggup mengikat kedua bola matanya.