Tak Terima Matanya Buta Usai Dioperasi, Penjual Soto Gugat RS Mata Solo Rp 10 Miliar

Seorang pria bernama Kastur (65), seorang penjual Soto Lamongan mengalami buta usai dioperasi matanya di Rumah Sakit Mata Solo, Jawa Tengah


zoom-inlihat foto
penjual-soto-gugat-rs-mata-solo.jpg
Tribun Solo / Ryantono Puji
Penjual Soto Lamongan warga Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar Kastur (65) menggugat perdata Direktur RS Mata Solo dan dokter yang menanganinya di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Senin (19/11/2019).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang pria bernama Kastur (65), seorang penjual Soto Lamongan mengalami buta usai dioperasi matanya di Rumah Sakit Mata Solo, Jawa Tengah

Warga Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar yang sehari-hari bekerja sebagai penjual Soto ini kemudian menggugat perdata Direktur RS Mata Solo beserta dokter yang menanganinya di Pengadilan Negeri (PN) Solo.

Berdasarkan laporan Tribun Solo, Selasa (19/11/2019) yang mengutip pengacara Kastur, Bekti Pribadi membenarkan bahwa pihaknya melakukan gugatan perdata kepada Direktur RS Mata Solo.

Menurut Bekti, sejak melakukan operasi mata di RS Mata Solo pada tahun 2016 lalu, mata kliennya malah menjadi buta.

"Klien saya dulu dioperasi karena didiagnosis katarak pada kedua matanya," kata Bekti kepada Tribun Solo saat sidang perdana di PN Solo, Selasa (19/11/2019).

"Operasi pertama 2016 dan operasi kedua 2017," tambah Bekti.

Kebutaan pada kliennya tersebut menurutnya terjadi lantaran semenjak dilakukan pengobatan dengan metode laser.

Pengobatan metode laser tersebut dilakukan oleh RS Mata Solo.

Usai mengalami kebutaan semenjak dilakukan pengobatan laser, Kastur dirujuk ke Rumah Sakit  (RS) Dr Karyadi Semarang.

Pihak RS Karyadi menyatakan jika korneanya rusak.

Penjual Soto Gugat RS Mata Solo
Penjual Soto Lamongan warga Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar Kastur (65) menggugat perdata Direktur RS Mata Solo dan dokter yang menanganinya di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Senin (19/11/2019). (TribunSolo.com/Ryantono Puji)


Uang Ganti Rugi

Dilaporkan Tribun Solo, sebelumnya pihak RS Mata Solo telah memberikan uang untuk ganti kornea dan uang transportasi.

Uang tersebut diberikan senilai Rp 75 juta rupiah.

Namun demikian, menurut Bekti, uang tersebut belum cukup untuk mengganti keseluruhan akibat yang ditimbulkan.

Bekti menyatakan bahwa uang ganti rugi tersebut belum termasuk uang biaya hidup.

Ia menyatakan bahwa kebutaan membuat kliennya tidak dapat bekerja.

Adapun dalam gugatan, mereka diketahui menggugat imateriil Rp 10 miliar dan materiil Rp 570 juta.

Pihak RS Tidak Baca Poin Perjanjian?

Pengacara Kastur ini juga menyatakan bahwa pihak rumah sakit tidak membacakan poin perjanjian.

Menurutnya uang ganti rugi tersebu untuk biaya kornea yang rusak di dua mata dan uang transport.





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved