Ringkus Terduga Teroris di Deli Serdang, Satu Anggota Densus 88 Alami Luka Sabetan Sajam di Tangan

Satu anggota Densus 88 alami luka sabetan di tangan ketika meringkus terduga teroris di Deli Serdang Sabtu (16/11/2019) kemarin


zoom-inlihat foto
lokasi-penangkapan-terduga-teroris-di-jalan-desa-kota-datar.jpg
Tribun Medan/M Andimaz Kahfi
Lokasi penangkapan terduga teroris di Jalan Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang, Sabtu (16/11/2019).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Densus 88 mendapat perlawanan saat meringkus terduga teroris di Jalan Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deli Serdang, pada Sabtu (16/11/2019) kemarin.

Akibatnya, ada satu anggota Densus 88 yang terkena luka sabetan senjata tajam atau sajam.

"Saat dilakukan upaya penangkapan kedua orang disebut melakukan perlawanan dan menggunakan senjata tajam dan airsoft gun," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019), dikutip Tribunnews.com.

Karena perlawanan tersebut, satu anggota Densus 88 mengalami luka di bagian tangan.

"Satu anggota Densus 88 mengalami luka-luka di bagian tangan akibat sabetan benda tajam dan luka di bagian belakang," jelasnya.

Baca: Belum Umumkan Pelatih Timnas yang Baru, Inilah Alasan PSSI Tolak Utusan Luis Milla

Baca: Aksi Walk Out Mahasiswa Harvard saat Kuliah Umum Diplomat Israel: Pemukiman Israel itu Ilegal

Lokasi penangkapan terduga teroris di Jalan Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang, Sabtu (16/11/2019).
Lokasi penangkapan terduga teroris di Jalan Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang, Sabtu (16/11/2019). (Tribun Medan/M Andimaz Kahfi)


Kesaksian Warga

Menurut penuturan Sardan, warga setempat, petugas Densus 88 meringkus terduga teroris di dekat rumahnya.

Dirinya sempat melihat dua sepeda motor yang ditumpangi empat orang.

"Saya melihat ada dua sepeda motor yang ditumpangi empat orang laki-laki.

Tiba-tiba, ada beberapa orang petugas yang mencegat mereka," kata Sardan, Sabtu (16/11/2019).

"Hanya beberapa saat saja, salah seorang terduga teroris mengeluarkan pisau dan menyabetkan ke tangan petugas yang memberhentikannya," sambungnya.

Para terduga teroris yang sedang mengendarai dua sepeda motor tiba-tiba diberhentikan.

Namun mereka tidak tinggal diam dan malah melawan petugas kepolisian.

"'Berhenti kau'," katanya menirukan ucapan petugas.

"Setelah disuruh berhenti salah satu dari petugas, mereka langsung keluarkan senjata tadi," bebernya.

Seketika itu pula polisi menembaknya di bagian dada dan kakinya.

Polisi juga menembak dua orang lainnya pada bagian kaki.

Sementara satu orang lagi melarikan diri ke arah sawah-sawah.

"Jadi karena dia melawan lalu ditembak jeder-jeder, gitu," tutur Sardan.

Dijelaskan Sardan, dia sempat melihat bahwa dari pelaku yang dilumpuhkan itu ada ditemukan senjata rakitan yang disimpan oleh orang yang ditembak pada bagian dadanya.

"Rasaku yang terkapar tadi tiga," katanya.

Menurutnya, saat diangkat dari lokasi, ketiga korban masih tampak hidup.

Di lokasi terlihat sepi ada sekitar empat rumah yang masing-masing berjarak beberapa meter.

Kerumunan warga terjadi setelah penembakan.

Baca: 5 Fakta Kasus Pelemparan Sperma di Tasikmalaya, Pelaku Akhirnya Ditangkap

Baca: Rachel Vennya Lahirkan Anak Kedua, Tapi Masih Enggan Memperlihatkan Wajah Sang Buah Hati

ILUSTRASI -  Densus 88
ILUSTRASI - Densus 88 (Tribun Solo)


Baku Tembak

Baku tembak Densus 88 dengan terduga teroris di Medan, 2 Terduga Teroris Tewas, 1 Polisi Luka.

Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menembak mati dua terduga teroris dalam penangkapan di Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Sabtu (16/11/2019).

Baku tembak tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.

Akibatnya, 2 orang terduga teroris tewas tertembak dan 1 orang berhasil melarikan diri.

Pelaku menggunakan sepeda motor dan diadang oleh Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

Dalam aksi baku tembak itu, satu orang anggota densus 88 terluka akibat pahanya tertembak.

Petugas tersebut kemudian dirawat di Puskesmas Kota Datar.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, membenarkan informasi tersebut saat mengunjungi Markas Brigif 7 Rimba Raya.

Agus mengatakan dua terduga teroris ditembak mati, karena melakukan perlawanan kepada petugas saat ditangkap.

"Kedua terduga teroris ditembak mati karena menyerang anggota," kata Agus, Sabtu (16/11/2019), dikutip dari Tribun Medan.

"Apakah tindakan ini harus dibiarkan. Semua ini harus ditindak tegas," tegas Agus.

Diungkapkan jenderal bintang dua ini, saat ini kedua jenazah sedang dalam perjalanan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut di Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Medan.

Hingga saat ini, Tim Densus 88 masih terus bergerak untuk mengejar para pelaku terduga teroris lainnya hingga ke Aceh.

“Untuk detilnya nanti saya jelaskan, tim masih kerja. Untuk yang di Aceh ada 3 orang yang diamankan,” tuturnya.

Disebutkan Agus, 9 orang berpotensi sebagai tersangka diduga terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan.

"Sudah ada 14 orang yang amankan dan tengah diperiksa terkait bom bunuh diri. Sembilan orang berpotensi sebagai tersangka," pungkasnya.

Baca: FILM - Indiana Jones and the Temple of Doom (1984)

Baca: PERINGATAN DINI BMKG: Cuaca Jawa Tengah 18 November 2019, Hujan disertai Petir di Daerah Berikut Ini

Baca: Tinggal Sendiri Bertahun-tahun Paranormal ‘Mbah Gembong’ Asal Gunungkidul Ditemukan Meninggal

Sehari sebelumnya, tiga rumah di Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, digeledah selama tiga jam Jumat (15/11/2019) mulai pukul 14.30 WIB.

Dalam penggeledahan tersebut terlihat tim Inafis serta Labfor menggeledah rumah yang berukuran lebih kurang 7x12 tersebut.

Tidak lama setelah penggeledahan, petugas membawa seorang wanita tepat pukul 15.30 WIB.

Namun, belum diketahui wanita yang diamankan tersebut apakah terkait peristiwa bom bunuh diri yang dilakukan oleh terduga pelaku Rabbial Muslim Nasution di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) kemarin.

Sekitar pukul 18.00 WIB, Tim gabungan Densus 88, Polda Sumut dan Polres Pelabuhan Belawan, petugas keluar dari lokasi yang diberi garis polisi tersebut.

Direktur Reserse Kriminal (Dirkrimum) Polda Sumut, Kombes Pol Andi Rian keluar dari lokasi penggeledahan bersama dengan rombongan Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

Namun, Andi Rian mengaku dirinya tidak bisa memberikan keterangan secara resmi, perihal dari hasil penggeledahan dan barang apa saja yang diamankan.

"Coba tanya sama Tim Densus 88 saja ya," ucap Andi singkat.

Sementara itu, Lurah Sicanang, Zulkifli yang juga turut hadir di lokasi mendampingi penggeledahan mengatakan bahwa ada tiga rumah yang digeledah.

"Rumah yang digeledah, rumah milik Rudi Suharto, Anto dan Syamsudin/Syafri," kata Zulkifli.

Terkait benda apa saja yang diamankan dari ketiga rumah, Zulkifli mengaku tidak bisa memberikan keterangan karena bukan kapasitasnya.

"Soal itu saya tidak bisa memberitahukan. Karena ada tim khusus dari Densus 88 yang lebih berhak menjelaskan soal tersebut," ujarnya.

Perihal aktivitas apa yang mereka lakukan di sini, Zulkifli mengaku tidak tahu.

Tapi, sebagai lurah, dirinya menyebutkan setelah kejadian ini, sudah mengimbau masyarakat untuk bersikap biasa saja.

"Kita imbau masyarakat jangan terlalu ingin mengetahui apa yang dilakukan polisi. Beraktivitas lah seperti biasa. Biarkan polisi melaksanakan tugasnya," imbaunya.

Disisi lain, beredar informasi dari warga bahwa selama dua bulan terakhir pengajian yang mereka lakukan cukup meresahkan masyarakat.

"Kalau soal itu coba tanya warganya saja. Karena belum ada laporan resmi yang masuk ke saya soal itu," katanya.

Hingga Sabtu (16/11/2019) malam, tim gabungan masih terus melakukan penggeledahan di rumah tersebut, bahkan ada beberapa rumah yang juga diperiksa oleh petugas gabungan itu.

(Tribunnewswiki.com/Ahmad Nur Rosikin, TribunMedan.com/M.Andimaz Kahfi, Tribunnews.com/Igman Ibrahim)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved