Marak Tes Kepribadian di Media Sosial, Psikolog Jelaskan Dampak Buruknya, Bisa Akibatkan Depresi

Psikolog jelaskan, tes kerpibadian di media sosial yang belum teruji keabsahaannya bisa sebabkan dampak buruk


zoom-inlihat foto
ilustrasi-tes-kepribadian-dengan-memilih-satu-di-antara-beberapa-gambar-pemandangan.jpg
Kolase TribunnewsWiki.com/Tribun Images
ILUSTRASI - tes kepribadian dengan memilih satu di antara beberapa gambar pemandangan


"Bisa positif bisa negatif," tandasnya.

Hudaniah mengajak untuk bersikap cerdas ketika memperoleh infomasi.

Termasuk dalam menyeleksi dari hasil tes kepribadian yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

"Sebagai pembaca sebuah sajian kita harus menjadi orang yang cerdas menyeleksi informasi," kata Hudaniah.

Hudaniah menjelaskan jika pada dasarnya gambar merupakan hasil dari ekspresi pilihan dari diri seseorang.

Akan tetapi, untuk melihat kepribadian seseorang tidak cukup dari pilihan objek gambar yang dipilih.

Jelek atau bagus sebuah objek gambar tidak bisa digunakan untuk melihat kepribadian seseorang.

"Melihat kesimpulan kepribadian seseorang tidak cukup hanya menggunakan satu instrumen (pilihan gambar)," ujarnya.

Hudaniah juga mempertanyakan keabsahan dari instrumen gambar yang dijadikan alat untuk mengukur kepribadian seseorang.

"Barang kali yang perlu dipertanyakan kevalidannya dari instrumen tersebut apakah sudah diuji?" tanya Hudaniah.

Lanjut Hudaniah, dirinya memisalkan jika instrumen berasal dari negara lain tentu tidak cocok untuk diujikan ke netizen di Indonesia.

"Misalnya di barat bisa diinterpretasikan, berbeda dengan kultur Indonesia jika gambar tersebut diadopsi dari barat," tegasnya.

Baca: Ulang Tahun ke-36, Ashanty Diberi Anang Kado Apartemen Mewah di Pondok Indah, Lihat Penampakannya

Baca: Viral Video Sopir Valet Ambil Uang Receh di Mobil Pelanggan, Kini Pelaku Sudah Ditangkap Polisi

Membutuhkan Istrumen Lain

Hudaniah menegaskan, dengan pilihan gambar belum bisa secara utuh bisa mengambarkan kepribadian seseorang, masih butuh instrumen lain.

Instrumen ini bisa berupa pengisian kuisioner hingga tes wawancara untuk melihat secara utuh kepribadian stabil seseorang.

"Kuisioner juga instrumen melihat kepribadian,"

"Atau melalui wawancara juga" ungkap Dosen Fakultas Psikologi UMM ini.

Hudaniah kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai kepribadian stabil.

Menurutnya, kepribadian stabil adalah cara seseorang merespon sebuah situasi berbeda-beda secara stabil dan menetap.

Lebih mudahnya, Hudaniah mencontohkan misalkan ada seseorang yang memiliki kepribadian mudah lari dari masalah.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved