TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan terima kasih kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang sudah mendampinginya dalam 5 tahun roda pemerintahan Jokowi-JK.
"Terima kasih Bapak Jusuf Kalla, juga segenap menteri kabinet yang telah bekerja bersama saya selama lima tahun terakhir," tulis Jokowi dalam akun resmi Presiden Joko Widodo di Facebook, Jumat (18/10/2019).
Pemerintahan Jokowi-JK resmi berakhir saat pelantikan Presiden-Wapres Terpilih 2019-2024, Jokowi-KH Ma'ruf Amin, 20 Oktober 2019, atau 2 hari lagi.
Bersama ucapan itu, akun Presiden Joko Widodo juga mengupload foto bersama JK dan seluruh jajaran menteri Kabinet Jokowi-JK 2014-2019, di tangga Istana Merdeka, Jakarta.
Jokowi memang mengajak seluruh menteri untuk melepas Jusuf Kalla.
Baca: Masa Jabatan Akan Berakhir, Jusuf Kalla Bongkar Kebiasaannya yang Tak Bisa Makan Tanpa Ditemani Staf
Baca: Senjata Pamungkas Jusuf Kalla Berhasil Pangkas Biaya Asian Games dari Rp 8 Triliun Jadi Rp 5 Triliun
Sebelum berkumpul bersama, Jokowi-JK mengajak jajaran menteri berfoto bersama di tangga depan Istana Merdeka.
Semuanya tampak ceria saat berfoto formal maupun bergaya bebas sembari melambaikan tangan.
Setelah itu, Jokowi-JK mengajak jajaran staf khusus foto bersama di tempat yang sama.
Saat acara foto bersama, kedua pimpinan negara turut di dampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Mufidah Jusuf Kalla.
Pantauan dilokasi, seluruh menteri tampak hadir kecuali Menko Polhukam Wiranto yang saat ini masih menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto.
Tampak hadir juga Ketua DPR Puan Maharani yang dulunya Menko PMK dan mantan Menkumham Yasonna Laoly yang kini jadi anggota DPR.
Usai foto bersama, Jokowi-JK berkumpul di Istana Merdeka untuk makan siang dan berdiskusi.
Baca: Waketum Gerindra Blak-blakan Minta Jatah Kursi Menteri ke Jokowi: Untuk Membantu Pemerintah
Baca: JOKOWI Bocorkan Pertahankan Menteri Lama: Ini 7 Menteri Lama Diprediksi Masuk Kabinet Jokowi 2
Namun, pertemuan ini tertutup dari sorotan awak media.
Sementara Wapres Jusuf Kalla menyampaikan permintaan maaf kepada Jokowi dan jajaran menteri Kabinet Kerja.
Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat acara silahturahmi Presiden bersama Wakil Presiden dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
"Saya minta maaf ada hal-hal yang belum sempurna. Bagi teman-teman yang akan mengemban tugas bersama Presiden lagi, saya sampaikan selamat bekerja," ucap Jusuf Kalla.
"Semoga semuanya sukses kita doakan," tambah Jusuf Kalla.
Sementara bagi menteri yang nantinya tidak menjabat lagi, Jusuf Kalla meminta untuk turut mendukung dan memberikan pandangan kepada pemerintah dalam memajukan Indonesia.
"Teman-teman yang ikut sama saya artinya istirahat, kita lanjutkan mendukung beri pandangan dan juga harapan kepada presiden," ucap Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla pun menyampaikan ucapan terimakasih kepada Jokowi dipercaya menjadi wakilnya selama lima tahun.
"Saya ucapkan terima kasih karena tanpa dorongan dan petunjuk Bapak Presiden, tidak akan bisa mengacapai hal-hal seperti ini," kata Jusuf Kalla.
Pidato Terakhir
Sebelum purnatugas, JK menyampaikan pidato terakhir sebagai Wakil Presiden di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
"Hari ini hari kerja terakhir bagi saya selama 5 tahun jadi Wakil Presiden. Pidato saya ini jadi pidato terakhir meski tadi pagi ada pidato di Kepolisian RI, lalu nanti sore hanya acara makan dengan Presiden," ujarnya di Jakarta.
JK menyatakan terima kasih kepada jajaran pegawai Kemenlu yang dinilainya telah banyak membantu selama 5 tahun menjabat Wakil Presiden.
"Saya pejabat di luar Kemenlu, saya selalu repotkan Anda semua di dalam dan luar negeri untuk berkunjung kemana-mana. Saya sampaikan terima kasih," katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, JK banyak membuka akses politik Indonesia ke luar negeri.
"Karena itu kami ingin ucapkan terima kasih kepada Pak JK selama 5 tahun membuka pintu bagi kami mengenai pelaksanaan politik Indonesia. Merupakan kehormatan bagi kami kerja sama bantu Bapak 5 tahun ini," tutur Retno.
Resmikan LDKPI
Kalla meresmikan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) sekaligus menyampaikan pidato terakhir sebagai Wakil Presiden RI.
JK mengatakan lembaga tersebut menjadi tolak ukur perekonomian Indonesia sudah mencapai kemajuan setelah lebih 70 tahun merdeka.
"Meresmikan hal yang bermanfaat dan penting dalam usia negara di atas 70 tahun ini. Negara seperti Indonesia ini kemajuan ekonominya baik sebagai anggota G20," ujarnya di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Menurut JK, majunya perekonomian Indonesia bisa bermanfaat bagi negara lain untuk bisa saling kerja sama ketika butuh bantuan ekonomi.
Baca: Inilah RILIS FOTO RESMI Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 Jokowi Maruf Amin
Baca: Demi Saksikan Pelantikan Jokowi, Kakek Ini Nekat Kayuh Becak dari Surabaya, Pakai Biaya Pribadi
"Tentulah penting saling membantu dengan negara yang membutuhkan kerja sama ekonomi. Kerja sama dengan negara lain sesuai tujuan konstitusi," katanya.
Selain itu, JK mengungkapkan Indonesia juga bisa membantu meningkatkan perdamaian dunia karena ekonominya sudah berkembang dengan LDKPI.
"Maka lembaga ini sesuatu yang penting pada masa ini. Sudah cukup kita punya prinsip minta bantuan, waktunya kita diplomasi tangan diatas membantu masyarakat dunia lebih baik lagi," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan resmi membentuk Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI). Pembentukan organisasi tersebut sejalan dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 143 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja LDKPI.
Baca: Rocky Gerung Sebut Prabowo Bakal Pegang Kendali Istana Jika Gabung Jokowi: Ada Pembersihan Besar
Baca: 5 Nama Bakal Calon Menteri Millenial Kabinet Kerja Jilid II Presiden Jokowi, Ada Mantan Sopir Angkot
Gaji Pensiun
Menjelang masa purna tugasnya sebagai Wapres, Jusuf Kalla menerima gaji pensiun yang diberikan Dirut PT Taspen Iqbal Lantaro.
Sebagai Pejabat Negara dan merupakan peserta Taspen, JK memperoleh manfaat program THT dan pensiun sebagai penghargaan atas jasa dan dedikasi dalam mengabdi kepada Negara.
Iqbal menerangkan, JK mendapat uang pensiunan sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni sebesar 75 persen dari gaji pokoknya selama menjabat menjadi Wapres.
Sementara, Jaminan Hari Tua (JHT) disesuaikan dengan banyaknya iuran yang dibayarkan saat menjabat.
"Tidak usah saya sebut (besarannya). Tidak besar. Kasihan nanti (relatif kecil). JHT diberikan sekali dan uang pensiunan diberikan bulanan akan berlaku 1 November (2019)," imbuhnya.
Ia menambahkan, uang pensiunan dan JHT juga akan diberikan kepada menteri kabinet kerja.
Baca: Prabowo Calon Kuat Menteri di Kabinet Jokowi, Sandiaga Uno dan Fadli Zon Justru Menolak
Baca: 6 Menteri Lama Ini Tak Layak Masuk Kabinet Jokowi 2, Faisal Basri: Menteri Ini Paling Banyak Dosanya
Mediator konflik
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan segera memasuki akhir jabatannya atau purna tugas pada 19 Oktober mendatang.
Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar acara tradisi pengantar purna tugas bagi orang nomor dua di Indonesia tersebut.
Tito mengatakan acara ini adalah wujud penghargaan dan penghormatan Korps Bhayangkara atas pengabdian JK selama menjabat.
Ia pun menyinggung bahwa sosok JK kerap dikenal sebagai mediator dalam berbagai konflik.
Tak hanya itu, Tito menilai JK sebagai pengusaha sukses yang bersih.
"Beliau mediator dalam berbagai konflik. Beliau adalah pengusaha yang sukses, bukan pengusaha sukses biasa, tapi konglomerasi yang sukses dan bersih," ujar Tito, dalam sambutannya, di Auditorium PTIK, Jl Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).
Mantan Kapolda Metro Jaya itu berkali-kali memuji suami dari Mufidah Jusuf Kalla tersebut.
Baginya, profesionalisme JK membuat yang bersangkutan kerap dipercaya mengemban jabatan strategis sehingga karir politiknya pun terbilang sukses.
"Beliau adalah birokrat yang sangat matang, pernah jadi Kabulog, Menko (Menteri Koordinator). Yang fenomenal, satu-satunya wakil presiden yang menjabat dua kali," kata dia.
Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu turut mencermati bahwa sosok JK sangatlah diterima di semua kalangan.
Bahkan dari kalangan garis keras yang berseberangan pendapat pun tetap menerima JK.
"Beliau juga aktif dalam DMI, yang ngurus masjid di Indonesia. Jadi di mana saja diterima, NU kader, di Muhammadiyah beliau tokoh. Termasuk di kalangan garis keras, bisa diterima juga. Meskipun tidak harus satu pendapat," katanya.(*)
(Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda/Seno Tri Sulistiyono)