Informasi awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Abiy Ahmed Ali adalah Perdana Menteri Ethiopia yang mendapat Nobel Perdamaian 2019
Abiy Ahmed Ali adalah ketua EPRDF (Ethiopian People's Revolutionary Democratic Front) dan ODP (Oromo Democratic Party)
Sebelum berkarier di bidang politik, Abiy Ahmed Ali adalah seorang tentara dan intelejen.
Setelah menjadi perdana menteri, Abiy Ahmed Ali melakukan reformasi politik dan ekonomi di Ethiopia.
Abiy Ahmed Ali diberi penghargaan Nobel Perdamaian 2019 karena menyelesaikan konflik perbatasan Ethiopia dan Eritrea.[1]
Baca: Profil Peter Handke - Pemenang Nobel Sastra 2019
Baca: Olga Tokarczuk - Pemenang Nobel Sastra 2018
Kehidupan dan pendidikan #
Abiy Ahmed Ali lahir di Beshasha, Ethiopia pada 15 Agustus 1976.
Ayahnya bernama Ahmed Ali dan memiliki empat istri
Ibu Abiy Ahmed Ali bernama Tezeta Wolde, istri keempat ayahnya.
Abiy menjadi anak termuda ayahnya.
Dia dibesarkan di keluarga yang multiagama karena ayahnya seorang Muslim sedangkan ibunya Kristen.
Abiy mendapatkan pendidikan formal pertamanya di Beshasha Primary School.
Dia di Beshasha Primary School sampai kelas enam, kemudian keluar dan melanjutkan sekolah di Agaro sampai tingkat selanjutnya.[2]
Pada 2001, Abiy meraih gelar sarjana teknik komputer dari Microlink Information Technology College di Addis Ababa dari teknik komputer.
Dia kemudian mendapat Master of Arts di bidang Transformational Leadership dari Greenwich University, London.
Selain itu, dia juuga memegang Master of Business Administration dari Leadstar College of Management and Leadership, Addis Ababa.
Pada 2017, dia meraih PhD di Institute for Peace and Security Studies, Addis Ababa University.
Abiy menikahi Zinash Tayachew dan dikaruniai tiga anak perempuan.[3]
Karier militer #
Pada 1991, Abiy bergabung dengan ODP (Oromo Democratic Party) melawan rezim Marxist-Leninist Mengistu Haile Mariam.
Setelah rezim Derg jatuh, dia mengambil pelatihan militer dari Assefa Brigade di West Wollega.
Dia ditempatkan di intelejen dan komunikasi.
Selanjutnya, Abiy menjadi tentara di Ethiopian National Defense Force.
Pada 1995, setelah genosida Rwanda, dia menjadi anggota United Nations Peace Keeping Force (UNAMIR), di Kigali, Rwanda.
Pada Perang Ethiopia-Eritrea antara 1998 dan 2000, dia memimpin sebuah tim intelejen untuk menemukan posisi Eritrean Defence Forces.
Abiy kemudian kembali ke kampung halamannya dan ditugaskan melaporkan situasi perselisihan antara Muslim dengan Kristen.
Dia dapat membawa perdamaian pada perselisihan ini dan mendirikan Religious Forum for Peace.
Abiy menjadi satu di antara pendiri Ethiopian Information Network Security Agency pada 2008.
Dua tahun kemudian, dia memutuskan mengakhiri karier militernya dan menjadi politikus.
Pangkat tertinggi yang dia dapatkan adalah Letnan Kolonel.[4]
Karier politik #
Abiy Ahmed Ali mengawali karier politiknya sebagai anggota ODP.
ODP merupakan satu di antara empat koalisi partai yang berkuasa di Ethiopia.
Dia menjadi central committee di ODP dan congress member dari Executive Committee EPRDF dalam sebuah suksesi cepat.
Pada pemilihan umum 2010, Abiy mewakili distrik Agaro dan terpilih menjadi anggota House of Peoples' Representatives, majelis rendah dari Ethiopian Federal Parliamentary Assembly
Sebelum dan selama dia berada di majelis, terdapat beberapa konflik keagamaan.
Abiy mengambil peran aktif dalam menyelesaikan konflik ini dengan membentuk Religious Forum for Peace.
Dia terpilih lagi menjadi anggota House of Peoples' Representatives untuk kedua kali pada 2015.
Pada Oktober 2015, Abiy menjadi Menteri Sains dan Teknologi Ethiopia, namun hanya memegang jabatan selama setahun.
Sejak October 2016, dia menjadi Deputy President of Oromia Region.
Abiy juga menjadi kepala Oromia Urban Development and Planning Office dan menyelesaikan masalah perampasan tanah di Oromia.
Setahun setelahnya, Abiy menjadi kepala ODP Secretariat dan memfasilitasi aliansi antara kelompok Oromo dan Amhara.
Pada awal 2018 Abiy dan Lemma menjadi politikus paling populer di Ethiopia.
Hailemariam, perdana menteri Ethiopia, mengundurkan diri pada tahun yang sama.
EPRDF kemudian memilih pengganti dan Abiy terpilih sebagai perdana menteri Ethiopia pada 2 April 2018.
Saat mulai menjabat, Abiy menyatakan keinginannya untuk mengakhiri konflik Ethiopia dan Eritrea.
Pada Juni 2018, pemerintah Ethiopia menyatakan setuju untuk menyerahkan wilayah perbatasan yang dipersengketakan pada Eritrea.
Abiy berhasil mengakhiri konflik perbatasan Ethiopia-Eritrea.[5]
Pada 11 Oktober 2019, dia terpilih menjadi pemenang Nobel Perdamaian 2019 karena dinilai berjasa dalam mengusahakan perdamaian dan kerja sama internasional, khususnya inisiatifnya dalam mengakhiri konflik perbatasan dengan Eritrea.[6]
(TRIBUNNEWSWIKI/Febri)
| Nama | Abiy Ahmed Ali |
|---|
| Lahir | Beshasha, 15 Agustus 1976 |
|---|
| Dikenal sebagai | Perdana menteri Ethiopia dan peraih Nobel Perdamaian 2019 |
|---|
Sumber :
1. wikivisually.com
2. eritreahub.org
3. www.nobelprize.org