TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pulau Ambon kembali diguncang gempa sebanyak delapan kali pada Kamis (10/10/2019).
Getaran gempa yang sangat kuat dirasakan membuat para warga berlarian untuk menyelamatkan diri.
Dikutip dari Kompas.com, warga terlihat histeris dan sangat panik.
Bahkan ada pula warga yang menangis di jalan-jalan.
Baca: Sepekan, Ambon Diguncang 1000 Gempa Susulan, 109 Terasa oleh Warga, Waspada Peristiwa Berikutnya
Beberapa warga mengarah ke lapangan terbuka.
"Semua keluar, ayo keluar, ayo lari cari tempat aman," kata sejumlah warga dengan penuh kepanikan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mencatat, gempa pertama yang mengguncang Kota Ambon berkekuatan 5,2 magnitudo pada pukul 13.39 WIT.
Pusat gempa berada di titik koordinator 3,57 Lintang Selatan dan 128, 26 Bujur Timur.
Atau berlokasi di darat pada jarak 16 kilometer arah laut Kota Ambon dengan kedalaman 10 kilometer.
"#Gempa Mag:5.2, 10-Okt-19 11:39:44 WIB, Lok:3.53 LS, 128.23 BT (Pusat gempa berada di darat 14 km timurlaut Ambon), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) V Ambon #BMKG"
Baca: UPDATE Jumlah Korban Gempa Ambon hingga Minggu 29 September 2019: Tercatat 30 Orang Meninggal
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada pukul 14.95 WIT, gempa susulan bermagnitudo 4,6 kembali mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya.
Setelah itu, pada pukul 14.27 WIT gempa susulan bremagnitudo 3,8 kembali dirasakan warga.
" #Gempa Mag:3.8, 10/10/2019 12:27:18 (Pusat gempa di darat 18 km Timurlaut Ambon), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) III Ambon, #BMKG"
BMKG mencatat, pasca gempa bermagnitudo 5,2 hingga saat ini sudah terjadi delapan kali gempa susulan.
Hingga kini, belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan ataupun korban luka serta meninggal dunia akibat gempa tersebut.
Hingga berita ini ditulis, warga di sejumlah kawasan, seperti Kebun Cengkeh, Galunggung, Batu Merah, Karang Panjang, Mardika, Belakang Soya, masih berada di pinggir jalan dan menjangkau lokasi yang lebih tinggi.
Baca: Ribuan Korban Gempa Ambon Mengungsi, Keluhkan Tidak Ada Bantuan dan Tenaga Medis
Berikut kualifikasi Skala MII atau Modified Mercalli Intensity yang dilansir dari bmkg.go.id.
I MMI
Yaitu getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah, getaran yang dirasakan seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk.
Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah.
Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak.
Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)