TRIBUNNEWSWIKI - Ketika kemerdekaan telah diproklamasikan, Ahmad Yani tetap aktif dalam dunia militer.
Setelah kemerdekaan ia membentuk sebuah batalion.
Di Batalion tersebut ia menjadi komandan.
Batalion dibentuk untuk melawan tentara Inggris yang pada saat itu sedang membara di Magelang.
Ahmad Yani ditugaskan untuk menumpaskan anggota DI/TII pada 1952.
Kemudian Ia mendirikan sebuah pasukan khusus yang bernama The Benteng Raiders.
Pada 1955 Ahmad Yani ke Amerika Serikat dan belajar di Komando dan Staff Umum Kampus Kemiliteran wilayah Fort Leavenworth, Texas.
Setelah satu tahun Ahmad Yani kembali ke Indonesia, ia dipindahkan ke Mabes Angkatan Darat Jakarta.
Ia ditugaskan untuk menjadi anggota staff umum Abdul Haris Nasution.
Ahmad Yani pernah menjabat menjadi Asisten Logistik Kepala Staff dan menjadi Wakil Kepala Staff AD untuk Organisasi dan Kepegawaian.
Pada Agustus 1958 ia mengeluarkan instruksi berupa operasi 17 Agustus.
Operasi tersebut ditujukan untuk pemberontak "Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia" yang sedang beroperasi di Sumatera Barat.
Ahmad Yani dan pasukannya berhasil memenangkan Padang dan Bukittinggi dari pemberontak.
Keberhasilannya membuat Ahmad Yani mendapatkan kenaikan pangkat sebagai staff Wakil Kepala Angkatan Darat ke 2 pada 1 September 1962.
Ia dipromosikan untuk menjadi staff Kepala Angkatan Drat pada 13 November 1963.
Kemudian ia menjadi anggota kabinet dan menggantikan posisi Jenderal Nasution.
Terbunuh di Tangan PKI
Ahmad Yani selalu berbeda paham dengan PKI atau Partai Komunis Indonesia.
Ia tidak menyetujui keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima.
PKI ingin Angkatan Kelima ini berisi buruh dan tani yang diberikan senjata.