TRIBUNNEWSWIKI.COM - Film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini melakukan pemutaran khusus di bioskop alternatif Kinosaurus, Kemang Raya, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
Acara ini juga ikut dihadiri sejumlah sutradara dan insan perfilman.
Baca: Film Pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini Berkompetisi di Busan International Film Festival 2019
Melansir Kompas.com, sang sutradara, Wregas Bhatuneja mengatakan, cerita yang ia sajikan melalui film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini merupakan sebuah irisan emosi yang ia rasakan selama ini.
Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Eka Kurniawan.
"Saya suka karya-karya Mas Eka dan banyak baca cerpen-cerpen beliau. Saya memutuskan membuat film pendek ini karena saya menemukan irisan emosi yang sama pada saat itu (pengalaman Wregas)," kata Wregas di Kinosaurus, Kemang Raya, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
Wregas memandang bahwa emosi dari cerpen tersebut berkaitan dengan kekuasaan dan penindasan.
"Irisan itu soal kuasa. Orang memandang fungsi kuasa dan menindas orang yang tidak punya power untuk memuaskan hasratnya," ujar Wregas.
Terkait dengan adakah kemungkinan film sutradara film pendek Prenjak ini mengaku bersemangat menggarap film ini.
"Kalau dijadikan film panjang kami akan bersemangat," kata Wregas.
Film pendek berdurasi 20 menit ini berkisah tentang bos salah satu hotel besar dan berpengaruh di kota.
Ia memerintahkan Marwan ( Oka Antara) dan teman-temannya untuk mengangkuti semua Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang masih berkeliaran di jalan-jalan raya dan dibuang ke hutan.
Si Bos tidak ingin kehadiran mereka mengganggu para turis dan merusak wajah kota.
Alih-alih membiarkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ini tewas di hutan, ternyata Marwan punya rencana rahasia.
Lebih lanjut, Wregas mengatakan, ia ingin menguak dan mengeksplor karakter Marwan bila cerita ini dijadikan film panjang.
"Saya ingin jelaskan latar belakang Marwan, hubungannya dengan Sekar (karakter yang diperankan Sekar Sari), hubungan dengan teman dan bosnya," kata Wregas.
"Kenapa saya prioritas ke situ? Itu sebenarnya ada sisi yang sama dengan kepribadian saya yang enggak begitu pandai menyuarakan pendapat ketika orangnya dekat dengan saya. Kayak, ya, daripada konflik, aku iyakan saja," kata Wregas.
Film sutradara muda Wregas Bhatuneja yang berjudul Tak Ada yang Gila di Kota Ini (No One is Crazy in This Town) ikut berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF).
Film Tak Ada yang Gila di Kota Ini masuk dalam kategori Wide Angle: Asia Short Film Competition.
BIFF akan berlangsung pada 3-12 Oktober 2019 mendatang di Busan, Korea Selatan.
Tak Ada yang Gila di Kota Ini yang dibintangi oleh Oka Antara ini menjadi salah satu dari 300 film asal 70 negara yang terpilih untuk diputar di 30 bioskop di Busan.
Diprediksi sekitar 200 ribu penonton serta 10 ribu stakeholder perfilman dunia akan hadir pada penayangan film ini nanti.
Film pendek yang diadaptasi dari cerita pendek karya penulis kawakan Indonesia Eka Kurniawan yang diterbitkan dalam buku berjudul Cinta Tak Ada Mati (2018).
Film ini digarap oleh rumah produksi Rekata Studio bekerja sama dengan Studio Batu dan Labide Films serta Aftertake Post Production yang berdomisili di Yogyakarta.
Film pendek ini juga didukung oleh Focused Equipment, FixIt Works Indonesia, dan Synchronize Sound - Post Audio.
Selain Oka Antara, ada pula Sekar Sari, Pritt Timothy, Jamaluddin Latif, dan Kedung Darma Romansha .
(TribunnewsWiki.com/Niken)