TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kabut asap baru-baru ini menyelimuti beberapa kota di Sumatera Selatan.
Kabut asap tersebut merupakan hasil dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah Sumatera Selatan tersebut.
Akibat dari kabut asap tersebut membuat kualitas udara pun menjadi tidak sehat.
Sebelumnya, dilansir oleh Kompas.com pada Jumat (13/9/2019), kabut asap yang mempengaruhi jarak pandang tersebut tidak hanya terjadi di Palembang, namun juga Kota Pekanparu, Riau.
Bahkan sejumlah orang tua dan anak-anak di Kota Pekanbaru mengalami beberapa penyakit akibat polusi udara akibat karhutla tersebut.
Baca: Ini 5 Cara Lindungi Diri dari Kabut Asap, Pakai Masker hingga Konsumsi Makanan Sehat
Baca: Kabut Asap Riau, Menteri Perhubungan: Sejauh Ini Belum Ada Dampak yang Serius
Berikut adalah lima penyakit yang bisa disebabkan oleh kabut asap dilansir oleh depkes.go.id :
1. Asma
Penyakit ini terkenal dengan penyakit genetik.
Namun, asma juga dapat disebabkan oleh buruknya kualitas udara.
Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.
Penduduk yang mengidap asma, terutama anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap ancaman kabut asap.
2. Infeksi saluran pernafasan atas
Penyakit ini memiliki nama lain yaitu ISPA.
Sebenarnya ISPA disebabkan oleh infeksi virus dan bukan karena kabut asap.
Namun, polusi yang parah ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh dapat menimbulkan terjadinya ISPA.
ISPA juga terjadi karena kemampuan paru-paru dan saluran pernapasan dalam mengatasi infeksi berkurang, dengan begitu dapat menyebabkan infeks.
Selama ini, ISPA lebih banyak menjangkiti anak-anak dan kaum lansia.
3. Penyakit paru obstruktif kronik
Nama lain penyakit ini adalah PPOK, penyakit ini merupakan gabungan penyakit pernafasan semisal bronkitis.
Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dapat berakibat fatal bagi penderita PPOK karena dapat mengurangi atau memperburuk kinerja paru-paru.
Bila penderita penyakit ini terpapar kabut asap dalam waktu yang lama, dapat meningkatkan risiko kematiannya.
Baca: Kabut Asap di Pekanbaru Makin Pekat, Warga Keluhkan Dampaknya, Sesak Napas hingga Demam
Baca: Begini Tanggapan Menteri Lingkungan Malaysia Terkait Klaim Menteri Siti Nurbaya Soal Kabut Asap