Tapi tidak tahu kenapa, anak saya ditolak (dirawat).
Kami lalu membawanya ke rumah sakit di Bekasi.
Di sana juga, Fathir ditolak.
Ya udah karena ditolakin semua, saya langsung bawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Di sana Fatir dirawat dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 2019, sekitar jam 12.00.
Waktu di RS Polri, prediksi awal anak saya mengidap penyakit tetanus.
Tapi ketika diperiksa tidak ada luka atau goresan di tubuh anak saya.
Maka langsung lakukanlah rontgen.
Baca: Sejak 2012, BJ Habibie Tercatat Dikabarkan Meninggal Dunia Sebanyak 6 Kali
Tapi 3 dokter tidak mengetahui penyakit apa yang diderita anak saya.
Soalnya anak saya kejang kayak tetanus tapi tidak ada luka di tubuhnya.
Baru setelah itu ketahuanlah, kalau Fathir penyakit berasal dari bengkak di rahangnya.
Rahangnya bengkak ini karena dipukul.
Saat diketahui penyebabnya, ternyata lidah anak saya sudah tergigit
Kondisinya sudah kritis.
Setelah diketahui dan anak saya dalam kondisi kritis, saat mau pakai selang untuk paru-paru anak saya sudah tidak ada.
Anak saya itu dibully kira-kira akhir Agustus sore, sekitar jam 3 sore.
Saya melihat Fathir bermain dengan beberapa temannya di kompleks.
Saat sedang bermain, saya memanggilnya pulang ke rumah untuk mandi.