20 Tahun Mengobati Luka Batin G30S, Inilah Kisah Amelia Yani, Putri Jenderal Achmad Yani

Amelia Achmad Yani, putri Pahlawan Revolusi, Jenderal Achmad Yani, menceritakan kisahnya mengobati luka batin karena peristiwa G30S


zoom-inlihat foto
amelia-yani.jpg
Kolase foto (Kompas.com dan Wikimedia)
Amelia Yani, putri dari Pahlawan Revolusi, Jenderal Achmad Yani yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September


Amelia juga menuturkan bahwa ia sempat bercucuran air mata saat menulis buku tersebut.

Rasa trauma yang ia alami membangun visualisasi seolah sang ayah datang kembali dan merasa dekat dengannya.

"Seolah-olah saya dibimbing untuk menulis,"

"Kan nulisnya bukan siang hari, saya nulisnya malam hari, jam tiga pagi, jam satu malam, ketika sepi, tidak ada siapa-siapa,"

"Saya seperti ada yang mendorong untuk menulis dan jawaban itu seperti ada di situ," ujarnya

Dalam mengobati luka batinnya, Amelia Yani sempat pindah ke sebuah dusun di daerah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tahun 1998.

Tinggal di desa selama lebih dari 20 tahun membuatnya dapat menyembuhkan dirinya dari rasa dendam, amarah, dan benci.

"Tapi, kemudian, saya pindah ke desa, saya pindah ke sebuah dusun, dusun Bawuk namanya (Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 1988). Enggak ada listrik,"

"Tinggal di desa itulah yang menyembuhkan saya dari semua rasa dendam, rasa amarah, rasa benci, kecewa, iri hati, dengki. Itu hilang. Di desa, itu hilang. Lebih dari 20 tahun saya di sana. Jadi hampir seperempat abad, saya ada di desa. Ketika itu saya menyekolahkan (mulai SMA) Dimas (anak tunggal) ke Australia,"

"Saya sendiri di desa. Bangun pagi, jam enam saya sudah di sawah. Saya punya sawah, saya punya kolam ikan gurame, punya pohon buah-buahan, mangga, saya punya pepaya, pisang. Semua, semua saya punya, punya ayam, saya jualan telur ayam, tapi rugi terus, enggak pernah untung, enggak tahu kenapa,"

"Itulah belajar. Saya banyak bergaul dengan petani. Saya ke Bukit Menoreh. Kalau orang ingat (buku seri) Api di Bukit Menoreh, saya sudah sampai di ujungnya, di Puncak Suryoloyo itu. Waktu malam 1 Suro, mereka semua (warga) ke puncak gunung. Dan, saya sudah di sana, saya sudah ke mana-mana," ungkap Amelia

Setelah 20 tahun berlalu, Amelia dan anaknya kemudian pindah kembali ke Jakarta.

 "Dan setelah tinggal di desa 20 tahun lebih sedikit, anak saya manggil. Katanya, enggak cocok di situ. Jadi, saya meninggalkan dusun, balik lagi ke kota, Jakarta," kata Amelia

Amelia juga mengaku pernah ikut serta dalam kontestasi politik di daerah Purworejo, Jawa Tengah. Namun demikian, ia gagal dan kembali pada aktivitas menulisnya.

"Di situ mulai satu jalan yang lain lagi. Partai politik (parpol), semua mulai masuk. Mau jadi bupati (Purworejo, Jawa Tengah), ndak berhasil. Sudah menang, tapi dikalahkan dengan drastis,"

"Uang habis. Pokoknya, mengalami semuanya, yang membuat saya menjadi matang, mungkin. Lalu, menulis lagi, menulis lagi,"

"Ketika saya sendirian, saya menulis lagi, saya menulis lagi."

Amelia Membincang Anak-Anak dari Pihak Seberang.

Ketika ditanya apakah dirinya mengetahui bahwa anak-anak dari pihak yang berseberangan dengan keluarganya, yaitu pihak pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI), Amelia menuturkan bahwa ia sudah sering bertemu dengan anak dari pimpinan maupun beberapa orang dari peristiwa Gerakan 30 September.

"Keluarga saya delapan bersaudara. Adik saya, Mas Untung, Mas Edi, mungkin belum bisa menerima (Achmad Yani menjadi korban gugur dalam peristiwa G30S PKI). Saya terbawa situasi di mana tiba-tiba ada teman-teman datang ngajakin saya ketemu anak (Brigadir Jenderal) Soepardjo (Wakil Ketua Dewan Revolusi Indonesia), anak DN Aidit, anak (Marsekal Madya) Omar Dhani, yang dalam Gerakan 30 September ada di seberang sana. Kami di sebelah sini. In a way, dalam hal tertentu, saya diuntungkan. Kan saya anak pahlawan revolusi,"





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved