TRIBUNNEWSWIKI.COM - Film Horror Amerika dengan judul Midsommar yang sebelumnya direncanakan tayang di Indonesia pada 21 Agustus 2019 lalu, batal tayang.
Ada rumor yang menyebutkan bahwa penyebabnya karena film ini tidak lulus sensor.
Feat Pictures selaku distributor 'Midsommar' di Indonesia kemudian mengumumkan film karya Ari Aster ini siap diputar pada September 2019 lewat akun twitternya @FeatPictures, Sabtu (30/9/2019).
Dalam twitnya, Feat pictures mengatakan bahwa film "Midsommar" akan tayang mulai 11 September di bioskop.
Sembari menunggu rilisnya secara massal, simak beberapa fakta Midsommar sebelum menonton filmnya minggu depan.
1. Bukan sekuel ‘Hereditary’
Seperti yang telah ditulis sebelumnya, film ini merupakan karya terbaru dari sutradara film ‘Hereditary’, Ari Aster.
Namun, ‘Midsommar’ bukan sekuel yang akan bercerita tentang kelanjutan kisah film ‘Hereditary’.
Hal tesebut diterangkan oleh Ari Aster sendiri.
Dilansir dari Indider, Ari Aster menyatakan ‘Midsommar’ bisa dikatakan ‘teman’ Hereditary, sebab memiliki kemiripan bila dilihat dari tema yang diangkat.
Baca: 5 Fakta Menarik Gundala, Syuting di 70 Tempat hingga Salah Satu Film yang Wajib Ditonton di TIFF
2. Terinspirasi dari putus cinta
Pengalaman pribadi sang sutradara menjadi inspirasi lahirnya film ini.
Dilansir dari Tribunnews, Aster membeberkan bahwa Midsommar sebagian terinspirasi oleh pengalaman sutradara dengan putus cinta.
"Aku memang ingin membuat film putus-putus opera yang besar,"
"(Satu) yang terasa sebesar dan sama pentingnya dengan perpisahan terasa," papar Aster.
Sang sutradara mengungkapkan bahwa film ini juga merupakan hasil dari keinginannya untuk bekerja dengan gaya horor yang berbeda.
"Ini semacam sumbangan untuk genre folk horor,"
"Ini adalah persilangan antara saya menavigasi hal-hal pribadi, dan juga saya terinspirasi oleh kerangka yang sudah ada sebelumnya yang termasuk dalam genre," lanjut Aster.
3. Penuh Simbol
Midsommar penuh dengan cermin, benda yang kaya akan simbolisme.
Dari adegan pembukaan, ketika orang tua Dani yang akan segera mati pertama kali dilirik di cermin kamar tidur mereka.
Lalu ketika percakapan penting antara Dani dan Christian yang terakhir dibingkai dalam cermin di dinding Dani di sebelah pintu.
Kemudian saat ke tabel reflektif selama pesta setelah Dani dinobatkan menjadi Ratu Mei.
Intinya, Midsommar penuh dengan refleksi.
Namun banyaknya cermin dalam Midsommar bukan satu-satunya sumber simbolisme refleksi.
Ada banyak adegan di mana unsur-unsur tertentu, seperti ketika seluruh gambar terbalik ketika karakter bergerak menuju desa.
Lalu ketika rune dan mesin terbang simetris yang tak terhitung jumlahnya di sekitar desa, serta cara ritual dan pesta desa diatur.
4. Menggunakan Suara Diegetik
Midsommar memanfaatkan suara diegetik dengan sangat baik.
Suara diegetik adalah teknik film yang melibatkan musik dan atau suara yang berasal dari sumber yang ada di dalam film itu sendiri.
Misalnya seperti trek suara atau skor yang diputar di atas film tetapi tidak ada di dalamnya.
Tehnik ini sangat terasa terutama selama ritual penduduk desa, ketika intensitas musik mencerminkan pengalaman karakter.
Baca: Film Midsommar Akhirnya Bakal Tayang di Indonesia dengan Durasi 138 Menit
Baca: FeatPictures Ingatkan Penonton, Film Midsommar Hanya untuk Usia di Atas 21 Tahun!
5. Hanya dapat ditonton secara terbatas
"Midsommar" nantinya dapat disaksikan di jaringan bioskop CGV Cinemas dan Cinemaxx.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menyaksikan film tersebut.
Feat Pictures juga menyampaikan bahwa klasifikasi umur penonton film ‘Midsommar’ adalan 21 tahun ke atas.
"Sneak preview di beberapa lokasi mulai Sabtu 7 September. Satu lagi: film ini hanya untuk penonton 21 tahun ke atas saja," tulis @FeatPictures.
Sebelumnya diberitakan bahwa film tersebut batal tayang di Indonesia.
Penayangan film yang dibintangi oleh artis muda Florence Pugh dan Jack Reynor ini tak hanya terhambat di Indonesia saja, melainkan juga negara asalnya, Amerika Seerikat.
‘Midsommar’ sempat mendapatkan kendala mengenai rating.
Awalnya film ini mendapatkan rating NC-17 dari MPAA. Namun, Ari Aster tak setuju dengan rating tersebut.
Pada akhirnya beberapa adegan harus dipotong dengan total 30 menit.
Sehingga menjadikan film ini mendapatkan rating R dengan total durasi 147 menit.
Beda lagi di Indonesia, melansir dari laman CGV yang telah memajang film Midsommar untuk upcoming films.
Dalam laman tersebut, film yang juga bergenre thriller tersebut berdurasi 138 menit.
Durasi tersebut berkurang 9 menit dari yang tertera di laman IMDb.
IMDb mencatat film garapan Ari Aster ini berdurasi 187 menit.
Kemungkinan pemotongan durasi tersebut merupakan sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF).
(TribunnewsWiki.com/Niken)