TRIBUNNEWSWIKI.COM - Warga kampung Kobak Sumur, RT 01/04, Desa Sukamakmur, Sukakarya, Kabupaten Bekasi dihebohkan dengan dengan kasus pembunuhan anak pada ayahnya.
Kasus pembunuhan tersebut adalah Suherman (35) yang membunuh ayahnya, Juminta (65) pada Sabtu (31/9/2019).
Dilansir oleh TribunJakarta.com (1/9/2019), Suherman membunuh ayahnya lantaran tidur mendengkur.
Baca: Penemuan 4 Kerangka Manusia di Banyumas, Polisi Ungkap Modus dan Tersangka Pembunuhan
Baca: FAKTA Lengkap Pembunuhan Gadis 16 Tahun yang Jasadnya Berada dalam Karung: Tersangka Ada 2 Perempuan
Awalnya Suherman terbangun dari tidurnya pada Sabtu (31/8/2019) pukul 02.00 WIB gara-gara terganggu dengan dengkuran sang ayah, Juminta.
Kemudian Suherman mengambil linggis dan memukul ayahnya tersebut sebanyak tiga kali.
"Dia (tersangka), kesal kalau tidur ada suara dengkur atau ngorok segala macem," ungkap Kapolsek Sukatani AKP Taifur dilansir oleh TribunJakarta.com, Minggu (1/9/2019).
Pada dini hari tersebut Juminta tertidur pulas di ruang tengah, sementara tersangka tidur di dalam kamar.
"Merasa terganggu lalu dia tersangka keluar dan mengambil linggis langsung menghantam ke korban yang sedang tidur," sambung Taifur.
Setelah memukul ayahnya, Suherman lalu keluar rumah dan pindah tidur ke rumah kakaknya yang tak jauh dari rumah orangtuanya.
Sekitar pukul 05.00 WIB, anggota keluarga histeris melihat Juminta yang sudah tak bernyawa dan bersimbah darah akibat pukulan linggis.
Keluarga segera melapor polisi hingga polisi pun segera mengolah tempat kejadian perkara.
Dari sana polisi mendapatkan infomasi Suherman sedang berada di rumah kakaknya yang tidak jauh dari lokasi.
Polisi segera mengamankan Suherman beserta barang bukti linggis.
Sementara jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca: Sempat Hadiri Pemakaman, Pelaku Pembunuhan di Tegal Tak Tunjukkan Rasa Bersalah
Baca: Fakta Baru Kasus Pembunuhan Kasir Indomaret, Terungkap Curhatan Terakhir Vera Oktaria
Baca: Fakta Jasad Dibakar dalam Mobil di Sukabumi: Terungkapnya Identitas Korban hingga Pelaku Pembunuhan
Beberapa tahun belakangan ini, ternyata Suherman menjalani hidup dengan keadaan yang susah.
Awalnya Suherman merupakan pengusaha rongsokan yang sukses, namun usahanya menjadi bangkrut.
Saat usahanya bangkrut, rumah tangganya juga tak bisa dipertahankan karena sang istri meminta cerai.
Ia pun menjadi duda dan pengangguran.
"Dia dulu usaha lapaknya sukses. Ya, namanya usaha kan lalu ngedrop," ungkap Taifur.
"Seiring berjalannya waktu, ditambah dengan masalah rumah tangga, dia pisah. Intinya dia banyak pikiranlah," sambung Taifur.