Hal itu dikatakan Panglima TNI usai menggelar tatap muka dengan tokoh Papua pada Selasa (27/8/2019) malam di Jayapura guna menyikapi perkembangan situasi Papua.
“Saya ingin berdialog dengan kelompok Egianus Kogoya Cs. Hal itu sudah saya sampaikan kepada Pendeta Livinua Biniluk salah seorang tokoh Papua. Supaya kita semua mengetahui dan memahami akar permasalahan,” ujar Panglima.
Selain itu, hingga saat ini saluran internet untuk Telkom Grup di Papua dan Papua Barat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kebijakan yang dikeluarkan untuk mencegah penyebaran informasi tidak benar terkait aksi protes dugaan tindakan rasisme yang diterima mahasiswa Papua tersebut pun telah menuai pro dan kontra.
Bahkan sejumlah warga di Kota Jayapura pada Senin (26/08/2019) menggelar unjuk rasa untuk meminta pemblokiran segera diakhiri dan ada kompensasi atas kerugian yang dialami masyarakat.
"PT Telkomsel sebagai anak perusahaan dari PT Telkom segera mengganti kerugian konsumen selama seminggu dalam bentuk dispensasi satu bulan," ujar Koordinator Koalisi Konsumen Bersatu, Leo Himan.
Ia mengancam, bila dalam dua hari Kementerian Kominfo tidak menghidupkan jaringan data, maka akan ada unjuk rasa susulan dengan jumlah massa lebih besar.
(TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid)