Fadli Zon membantah adanya penolakan yang dilakukan penghuni Asmara Mahasiswa Papua terhadap kunjungannya dan rombongan.
Diketahui, untuk menjembatani komunikasi anggota DPR dengan mahasiswa Papua, Fadli Zon meminta bantuan Willem Wandik.
Willem Wandik merupakan warga Papua yang juga pernah lima tahun menghuni Asrama Mahasiswa Papua.
Ia dianggap memiliki kedekatan sehingga diharapkan bisa menjalin komunikasi.
Fadli Zon mengatakan, pihak mahasiswa Papua sudah menyatakan kesediaan untuk menemui anggota DPR RI.
Namun, tiba-tiba komunikasi terputus.
"Tadi ada kesediaan dialog dari mahasiswa Papua. Tapi tiba-tiba tidak ada komunikasi lagi, handphone-nya tidak bisa dihubungi."
"Namun, begitu kami akan upayakan lagi untuk bisa berdialog dengan mereka," kata Fadli Zon, dikutip dari Tribun Jatim.
Fadli Zon membantah adanya pengusiran yang dilakukan terhadap pihaknya.
"Jadi pengusiran tidak ada. Sebelumnya sudah komunikasi dengan Ketua Asrama, begitu sampai di sana handphonenya tidak bisa dihubungi," katanya.
Hal senada juga Fadli Zon cuitkan di akun Twitter sembari menjawab cuitan politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.
Menurut Fadli Zon, pihaknya sepakat untuk bertemu dengan para penghuni asmara.
Begitu rombongannya sampai di lokasi, ponsel ketua asrama dalam kondisi off.
Komunikasi itu dilakukan Willem Wandik yang pernah tinggal di asmara tersebut selama lima tahun.
"Tadinya sdh ok ketemu, tp begitu tiba di lokasi, hp ketua asramanya off."
"Yg menghubungi Pak Willem Wandik yg juga pernah tinggal di asrama itu selama 5 thn," tulis Fadli Zon.
Akan Investigasi Kader Gerindra yang jadi Korlap Aksi di Asrama Papua
Ada dugaan keterlibatan kader Gerindra saat kericuhan di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang diduga memicu konflik yang lebih besar di Papua.
Fadli Zon pun berjanji akan melakukan investigasi terkait hal tersebut.
Dia mengaku tak tahu, korlap aksi tersebut adalah kader Parpol Gerindra.