TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menghimbau masyarakat agar tidak terpancing berita yang tidak benar atau hoax terkait kerusuhan yang terjadi di Papua.
Melalui akun Twitter Divisi Humas Polri, Tito Karnavian juga mengatakan bahwa Papua merupakan bagian dari anak bangsa, Indonesia.
"Saya minta kepada saudara-saudara kita yang ada di Papua.
Papua adalah bagian dari anak bangsa Indonesia, saudara-saudara kita sendiri, kita semua bersaudara.
Jangan mudah terpancing dengan berita yang tidak benar" tulis Kapolri, Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D melalui akun @DivHumas_Polri.
Baca: Susunan Kabinet Jokowi Jilid II Sudah Rampung, Jokowi Umumkan 1 September 2019: Siapa yang Terpilih
Baca: Dilantik Jadi Ketua Bidang Kebudayaan PDI-P, Tri Rismaharini Cium Tangan Megawati Soekarnoputri
Baca: Tanggapi Kerusuhan di Papua dan Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua, Wiranto: Sabar, Saling Memaafkan
Dikutip dari Tribunnews.com, Tito juga merespons cepat kerusuhan yang tengah terjadi di bagian Timur Indonesia tersebut.
Kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat tersebut berujung pada pembakaran gedung DPRD Papua Barat oleh massa, pada Senin (19/8/2019).
"Hari ini ada kejadian di Papua Barat Manokwari pada aksi anarkis di situ dan ada pengumpulan masa di Jayapura," katanya selepas menjenguk anggota Mapolsek Wonokromo yang dibacok teroris di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8/2019).
Selain itu Tito juga mengatakan kerusuhan yang pecah di Manokwari, Papua Barat disebabkan oleh sokap reaksioner massa terkait adanya insiden yang berkenaan dengan mahasiswa Papua di dua kawasan Jawa Timur.
Insiden tersebut ialah bentrokan antar warga malang dengan mahasiswa Papua yang hendak berdemonstrasi di Jalan Basuki Rakhmat, Malang, Kamis (15/8/2019).
Baca: Klarifikasi Ahok terkait Kabar Jadi Kandidat Wali Kota Surabaya hingga Menteri Jokowi-Maruf Amin
Baca: UPDATE Rusuh Papua - Manokwari Masih Sepi, Toko Tutup dan Sekolah Libur: Papua Berangsur Kondusif
Baca: #garagaragempi Jadi Trending, Ini Lirik Lagu Location Unknown dari HONNE yang Dinyanyikan Gempi
Insiden lainnya yaitu penyerangan dari sekelompok organisasi yang mendatangi Asrama Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, pada Jumat (16/8/2019).
"Ini memang di-trigger oleh adanya kejadian yang ada di Jawa Timur khususnya di Surabaya dan Malang," ujarnya.
Kapolri Jenderal Polisi tersebut menyesalkan adanya dua insiden yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan baik.
Namun belakangan muncul berita tidak benar atau hoaks yang mengaitkan dengan dua insiden di Jawa Timur tersebut sehingga memunculkan gejolak di Manokwari, Papua Barat.
"Kemarin memang di Trigger ada kesimpangsiuran informasi ataupun kesalahpahaman," jelasnya.
"Kemudian Mungkin ada yang membuat kata-kata yang tidak nyaman sehingga saudara-saudara kita yang ada di Papua mungkin merasa terusik dengan bahasa-bahasa seperti itu," lanjutnya.
Baca: Jokowi Akan Berkunjung ke Papua untuk Dengarkan Aspirasi Masyarakat Papua
Baca: Provinsi Papua
Baca: Pasca Kerusuhan Papua Barat, Kapolda Jatim Jamin Keamanan Warga Papua
Tito Karnavian menduga munculnya isu dan kabar hoaks tersebut yang menyebabkan terjadinya gejolak masyarakat karena adanya konstruksi sosial yang dilakukan oleh oknum tertentu.
Adanya pihak-pihak yang menyebsrkan berita bohong untuk kepentingan tertentu.
Tito juga yakin akan hal tersebut, karena isu rasial semacam ini beberapa tahun belakangan ini tidak pernah muncul sekontras ini.
Dikutip dari Kompas.com, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian juga menginstruksikan pada kapolda untuk menjaga situasi agar konsusif di daerah masing-masing.
Terutama pasca demonstrasi di sejumlah titik di Papua dan Papua Barat.
Baca: JANGAN Sembarang Posting soal Rusuh Papua: Diduga Picu Rusuh, 2 Akun Medsos Ini Diburu Siber Polri
Baca: Gubernur Papua Lukas Enembe: Orang Papua Cinta Gus Dur, Kenapa Tak Terjunkan Banser
Baca: Presiden Jokowi Minta Rakyat Papua dan Papua Barat Untuk Saling Memaafkan: Sabar Itu Juga Lebih Baik
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan , Senin (19/8/2019).
"Tentunya para kapolda diberikan kewenangan dari Kapolri untuk betul-betul menjaga situasi agar kondusif," kata Dedi.
Kata Dedi Prasetto, Tito juga meminta kepada para kapolda untuk berdialog langsung dengan masyarakat terkait isi sensitif.
Mereka diminta untuk berkoordinasi dengan pihak TNI dan pemerintah daerah dalam rangka menuntaskan potensi kerawanan.
“Terkait isu yang sensitif, kapolda harus langsung berdialog dengan tokoh masyarakat, bersinergi dengan TNI dan pemda untuk meredam dan memitigasi secepat mungkin terkait potensi-potensi kerawanan yang terjadi," ucap Dedi.
Baca: Kemkominfo Benarkan Pemerintah Batasi Internet di Papua, Cegah Tersebarnya Hoaks Aksi di Manokwari
Baca: 90 Persen Lapas Hangus Dilalap Api, Massa Pendemo Papua Serang Polsek dan Lapas di Sorong
Dedi turut mencontohkan misalnya saat terjadi demonstrasi di Manokwari, yang memprotes penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Ketika dekonstrasi terjadi, Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, dan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani bernegosiasi dengan massa.
Aspirasi masyarakat telah diterima ketiga pihak tersebut, meski sempat terpaksa mundur sebelumnya.
Hingga Senin malam, situasi di sejumlah titik di Papua dan Papua Barat sudah kondusif pasca-demonstrasi tersebut.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)
Jangan lupa subscribe Youtube channel TRIBUNNEWSWIKI di TribunnewsWIKI Official