TRIBUNNEWSWIKI.COM - Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua ditemukan gugur di Kabupaten Puncak, Papua, Senin (12/8/2019).
Anak tunggal dari pasangan Kaharuddin - Nurhaeda ini ditemukan tewas setelah disandera sekelompok orang saat melintas di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.
Dikutip Tribunnewswiki.com dari Kompas.com pada Selasa (13/8/2019), bagi Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, mengatakan bahwa Heidar adalah sosok yang berprestasi.
Diketahui, selama lima tahun bertugas, Heidar sudah berhasil menuntaskan 11 kasus.
Baca: 17 AGUSTUS - Seri Tokoh Nasional: Ali Sastroamijoyo
Baca: FILM - Negeri Van Oranje (2015)
Tak hanya itu, Heidar juga mendapatk kenaikan pangkat luar biasa dalam aksi pembebasan sandera warga Papua dan non-Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Tembagapura pada tahun 2017.
Berikut ini tim Tribunnewswiki.com himpun fakta-fakta yang terkait dengan kasus penyanderaan Briptu Haedar oleh KKB Papua ini.
Dikutip dari Kompas.com simak selengkapnya di sini!
1. Kronologi penyanderaan
Briptu Heidar disandera ketika melintas di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua pada Senin (12/8/2019).
Hal ini dijelaskan oleh Kamal bahwa kejadian bermula pada hari Senin siang sekitar pukul 11.00 WIT, saat Briptu Heidar dan Bripka Alfonso Wakum melaksanakan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak dengan mengendarai motor.
Saat melintasi lokasi kejadian, Briptu Heidar dipanggil temannya yang juga merupakan warga setempat sehingga ia dan Bripka Alfonso menghentikan kendaraannya.
Briptu Heidar menghampiri temannya, sementara Bripka Alfonso tetap menunggu di atas motor.
Saat berbincang itulah, tiba-tiba sekelompok orang datang dan langsung menyandera Briptu Heidar.
Bripka Alfonso langsung mengendarai motornya dan melaporkan peristiwa itu ke pos polisi di Kago Kabupaten Puncak.
"Kapolres Puncak Jaya, bupati, dan para tokoh masih melakukan negosiasi terhadap kelompok tersebut," ujarnya di Jayapura, Senin (12/8/2019).
Bahkan pihak polisi juga sudah melakukan koordinasi dengan TNI untuk melakukan pendekatan terhadap para tokoh masyarakat Puncak.
Polisi meminta kelompok itu membebaskan Briptu Heidar karena ia melaksanakan tugas di daerah itu tidak pernah memiliki catatan buruk dan aktif berkomunikasi dengan warga setempat.
"Selain itu kami juga meminta untuk segera membebaskan anggota kami," ujar Kamal.
2. Ditemukan gugur
Akhirnya, Briptu Heidar ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Kamal menjelaskan bahwa Briptu Heidar ditemukan pukul 17.30 WIT dan lokasinya tidak jauh dari tempat penyanderaan.
Jenazah langsung dilarikan ke Puskesmas Ilaga dan dibersihkan oleh tim medis kemudian diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan.
3. Penyebab Briptu Heidar gugur
Polri mengungkapkan Briptu Heidar meninggal karena luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, korban meninggal karena luka tembak di daerah vital.
4. Briptu Heidar sempat melarikan diri
Dedi Prasetyo juga mengungkapkan bahwa Briptu Heidar sempat melarikan diri ketika disandera.
Namun, Briptu Heidar gagal dan kemudian malah tertembak oleh KKB.
"Dapat informasi Briptu Heidar ini melarikan diri, berontak, melarikan diri. Pada saat melarikan diri tertembak oleh kelompok KKB tersebut," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).
Setelah ditemukan gugur, Briptu Heidar langsung dievakuasi oleh TNI-Polri.
Jenazah langsung diterbangkan dan dimakamkan di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (13/8/2019).
"Jam 12 tadi diterbangkan menggunakan pesawat Sriwijaya dari Timika menuju ke rumah duka di daerah Makassar, Sulsel untuk dimakamkan hari ini juga," tuturnya.
5. Briptu Heidar dapat kenaikan pangkat
Briptu Heidar mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari Polri.
Baca: BMKG: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Perairan Indonesia hingga 4 Meter Berlaku 13-14 Agustus 2019
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Berdirinya Tembok Berlin
"Anggota Polri yang gugur mendapat kenaikan pangkat luar biasa, dinaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi," ujar Dedi Prasetyo.
Jangan lupa subscribe channel YouTube Tribunnewswiki.com!
(Tribunnewswiki.com/Kompas.com/Natalia Bulan R P)