17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional: Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)

Tri Tuntutan Rakyat atau yang biasa disebut Tritura merupakan tiga tuntutan kepada pemerintah yang diserukan oleh para mahasiswa.


zoom-inlihat foto
tritura.jpg
Istimewa/rumus.co.id
Demonstrasi Tritura

Tri Tuntutan Rakyat atau yang biasa disebut Tritura merupakan tiga tuntutan kepada pemerintah yang diserukan oleh para mahasiswa.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Tri Tuntutan Rakyat atau yang biasa disebut Tritura merupakan tiga tuntutan kepada pemerintah yang diserukan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).

Aksi tersebut kemudian diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tritura diserukan pada 10 Januari 1966 di Jakarta, dipicu oleh peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965. (1)

Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional : Tri Komando Rakyat (Trikora)

Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional : Dwi Komando Rakyat (Dwikora)

  • Latar Belakang #


Tritura muncul ketika gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin gencar.

Di sisi lain, pemerintah kurang sigap dalam mengambil tindakan.

Saat itu, keadaan Indonesia juga semakin memperihatinkan baik dari segi politik maupun ekonomi.

Harga barang melambung tinggi, terutama bahan bakar minyak (BBM). (2)

Pasca peristiwa G30S 1965 yang menyeret PKI sebagai tertuduh pertama membuat posisi Soekarno sangat dilematis.

Bahkan menjelang pergantian tahun belum ada tindakan pemerintah yang berdampak positif.

Presiden Soekarno tetap saja meragu dalam menentukan secara tegas apa yang mesti dilakukan untuk meredakan kemarahan sebagian rakyat terhadap PKI.

Saat itu, menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru Tionghoa, harga semakin membumbung tinggi hanya dalam waktu satu pekan.

Tarif angkutan umum dinaikkan antara 500 sampai 1.000 persen, begitu pun dengan tarif jasa-jasa lainnya.

Hal itu menimbulkan kepanikan hebat di tengah masyarakat.

Sebagian pihak menilai bahwa situasi tersebut sengaja diciptakan pemerintah untuk mengalihkan isu pembubaran PKI.

Situasi seperti itu yang kemudian melahirkan aksi-aksi demonstrasi yang semakin besar. (3)

Tritura1
Massa aksi dalam demonstrasi Tritura. (Ist/s-kisah.blogspot.com.)

  • Kronologi #


Demonstrasi besar-besaran terus dilakukan, namun pemerintah tak kunjung mengambil tindakan.

Pada 10 Januari 1966, KAMMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR, mereka menuntut tiga hal kepada pemerintah yang kemudian dikenal dengan Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura. (4)

Adapun tiga tuntutan tersebut di antaranya:

  1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya.
  2. Perombakan Kabinet Dwikora.
  3. Turunkan harga.

Namun seruan tersebut ternyata tak kunjung mendapat respons dari pemerintah, akibatnya menimbulkan gejolak yang semakin besar dari para massa aksi. (5)

Gelombang aksi mencapai puncaknya pada 12 Januari 1966, di mana ada ribuan mahasiswa bergerak ke Gedung Sekretariat Negara untuk mempotes kenaikan harga dan mendesak agar pemerintah meninjau lagi aturan baru terkait ekonomi yang justru menimbulkan dampak buruk bagi rakyat.

Beberapa komponen kesatuan mahasiswa seperti yang sudah disebutkan di atas bergabung.

Namun alih-alih diterima baik-baik, aksi unjuk rasa massal itu justru disambut dengan panser dan bayonet aparat pemerintah.

Tiga tuntutan mereka semakin sering disuarakan dengan lantang, namun tak juga membuahkan hasil respons positif dari pemerintah.

Meski dihalau dengan gas air mata, namun para mahasiswa tetap bertahan dan terus menunggu jawaban pemerintah.

Mereka ingin menemui Wakil Perdana Menteri III, Chairul Saleh yang saat itu tidak ada di tempat.

Mereka tetap menunggu hingga sore hari, menahan lapar dan haus karena saat itu bertepatan dengan bulan Ramadan, dan sebagian besar massa sedang berpuasa.

Chairul Saleh akhirnya datang dan bersedia menemui para demonstran.

Salah seorang pentolan massa aksi, Cosmas Batubara kemudian membacakan Tritura sebelum kemudian disampaikan secara tertulis.

Chairul Saleh pun berjanji akan menyampaikan tuntutan itu kepada Presiden Soekarno.

Para mahasiswa sebenarnya mendesak agar Soekarno melaksanakan tiga tuntutan tersebut hari itu juga, namun presiden perlu waktu sebelum memberikan keputusan.

Para pengunjuk rasa akhirnya bubar, tapi setelah itu aksi tetap berlangsung hingga Tritura benar-benar dilaksanakan. (6)

Tritura2
Monumen Tritura (rumusrumus.com)

  • Dampak Tritura #


Pasca puncak aksi pada 12 Januari 1966, nyaris setiap hari aksi demonstrasi terus dilakukan.

Kinerja pemerintahan Soekarno terus dalam sorotan, termasuk terkait nasib PKI yang masih mengambang.

Tuntutan pembubaran yang tidak segera dipenuhi lama-kelamaan berubah menjadi desakan agar Bung Karno turun tahta.

Soekarno mulai was-was, sebab dirinya bisa saja dimakzulkan para demonstran.

Soekarno kemudian mengundang delegasi mahasiswa untuk hadir dalam Sidang Kabinet Dwikora pada 15 Januari 1966 di Istana Bogor.

Bukan hanya KAMI yang diundang dalam sidang itu, tapi juga Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) versi Partai Nasional Indonesia yang cenderung kiri dan dekat dengan Soekarno.

Hasil rapat kabinet ternyata tidak memuaskan para mahasiswa.

Presiden bahkan mengkritik cara-cara KAMI dan rombongannya dalam melancarkan unjuk rasa selama ini.

Tak hanya itu, Soekarno juga tidak mau disalahkan atas melonjaknya harga yang sebenarnya merupakan dampak blunder kebijakan ekonomi pemerintah.

Perombakan kabinet kemudian diumumkan pada 21 Februari 1966 yang justru semakin memanaskan suasana.

Pasalnya masih ada beberapa tokoh berhaluan kiri di dalam kabinet baru itu.

Selain itu, dalam pidatonya Soekarno juga masih memakai kalimat yang bernada membela PKI.

Soekarno mengatakan bahwa justru PKI yang pertama menuntut perombakan Kabinet Dwikora, sebelum KAMI melakukan itu.

Unjuk rasa besar-besaran kembali meledak pasca keputusan itu.

Pada 24 Februari 1966, bentrokan terjadi antara demonstran melawan Resimen Cakrabirawa di depan Istana Negara yang menewaskan seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI, Arif Rahman Hakim karena tertembak.

KAMI disalahkan atas insiden itu, sehingga sehari selanjutnya KAMI dibubarkan.

Kendati demikian, unjuk rasa anti-PKI terus berlangsung dan membuat Soekarno semakin terjepit hingga akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.

Supersemar berisi perintah kepada Soeharto selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban negara yang chaos.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang muncul kemudian hari, Soeharto sangat jeli menggunakan surat tersebut untuk mengambil alih kekuasaan.

Pengaruh Soekarno sebagai presiden pun semakin melemah, sebaliknya, Soeharto justru kian kuat bak pahlawan penyelamat bangsa.

Akhirnya Orde Lama benar-benar tumbang dan digantikan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. (7)

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official



Nama Lain Tritura
Kategori Sejarah Nasional
Waktu 10 Januari 1966
Tempat Jakarta


Sumber :


1. rilis.id
2. rilis.id
3. tirto.id
4. rumus.co.id
5. rilis.id
6. tirto.id
7. tirto.id


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved