17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Mangkunegara I (Raden Mas Said)

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajah Belanda di Jawa Tengah.


zoom-inlihat foto
mangkunegara-i.jpg
puromangkunegaran.com/myrepro.wordpress.com
Mangkunegara I

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajah Belanda di Jawa Tengah.




  • PROFIL #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajah Belanda di Jawa Tengah.

KGPAA Mangkunegara I atau Raden Mas Said lahir di Kartasura, Jawa Tengah pada 7 April 1725.

Raden Mas Said adalah putra sulung Amangkurat IV, saudara tiri Pakubuwono II.

Pada tahun 1742, Raden Mas Said turut membantu orang-orang Tionghoa di Jawa Tengah melawan VOC dalam peristiwa Geger Pecinan.

Raden Mas Said bersekutu dengan Pangeran Mangkubumi melawan VOC dan Pakubuwono II pada 1747.

Raden Mas Said juga mengakui Pangeran Mangkubumi sebagai penguasa Mataram yang baru di Yogyakarta, kelak bergelar Hamengku Buwono I.

Pada 1757, Raden Mas Said menyepakati Perjanjian Salatiga dan memimpin Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta, dengan gelar Mangkunegara I.

Mangkunegara I meninggal pada 23 Desember 1795 pada usia 70 tahun. (1)

  • Masa Muda #


Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I dilahirkan di Kartasura, 7 April 1725 dengan nama Raden Mas Said.

Sang ayah adalah Pangeran Arya Mangkunegara, putra sulung dari Amangkurat IV, penguasa Mataram kala itu.

Sang ibu bernama Raden Ayu Wulan. (2)

Pangeran Arya Mangkunegara, yang merupakan pewaris Mataram saat itu dibuang oleh VOC ke Sri Lanka karena menentang penjajah.

Saat itu Raden Mas Said masih berusia 2 tahun.

Sejak kecil, Raden Mas Said memiliki dendam khusus kepada VOC dan berniat melanjutkan cita-cita sang ayah.

Saudara lain ibu Pangeran Arya Mangkunegara, Pangeran Prabasuyasa diangkat menjadi penguasa Mataram dengan gelar Pakubowono II.

Raden Mas Said
Raden Mas Said (beranda-kawasan.blogspot.com)

  • Pemberontakan Tionghoa #


Pada 1740, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap orang-orang Tionghoa oleh Belanda.

Peristiwa itu dinamakan Geger Pecinan.

Di Jawa, banyak keturunan Tionghoa yang melarikan diri, bahkan terjadi pemberontakan di Kartasura pada 30 Juni 1742.

Tembok benteng kraton Kartasura setinggi 4 meter roboh, menyebabkan Pakubuwono II diungsikan ke Ponorogo.

Kala itu Raden Mas Said berusia 19 tahun mulai bergabung untuk membela orang-orang Tionhoa yang tertindas oleh VOC dan Pakubuwono II.

Geger Pecinan Pembantaian Etnis Tionghoa di Batavia
Geger Pecinan Pembantaian Etnis Tionghoa di Batavia (merahputih.com)

Pada awal 1741, pasukan Tionghoa mengepung Kartasura.

Bersama Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning, Raden Mas Said membangun pertahanan di Randulawang, sebelah utara Surakarta.

Raden Mas Said diangkat sebagai panglima perang dengan gelar Pangeran Pedang Wedana Pamot Besur.

Saat Pakubuwono mendapati istana Kartasura telah dirusak, ia memindahkan Istana Mataram ke Surakarta. (3)

  • Kerjasama dengan Mangkubumi #


Kala itu Pangeran Mangkubumi, saudara kandung Pakubuwono II pergi ke Semarang menemui Belanda untuk meminta tahta kerajaan Mataram.

Permintaannya ditolak, membuat geram Pangeran Mangkubumi.

Memiliki tujuan yang sama: menggulingkan VOC, Pangeran Mangkubumi menghimpun kekuatan dengan Raden Mas Said.

Raden Mas Said menikah dengan putri Mangkubumi, Raden Ayu Inten.

Keduanya bergerilya melawan Pakubuwono II di Surakarta.

Pada 20 Desember 1749, Pakubuwono akhirnya wafat setelah sakit keras.

Tahtanya diserahkan kepada VOC untuk menentukan pewaris kerajaan.

Kondisi itu dimanfaatkan oleh Mangkubumi yang kemudian mengklaim dirinya sebagai raja Mataram di Yogyakarta, dengan gelar Pakubowono III.

Namun pemerintahan Mangkubumi tidak diakui oleh VOC.

Putra Pakubuwono II, Raden Mas Suryadi diangkat menjadi raja denga gelar Pakubuwono III.

Untuk memutuskan kerjasama dengan Mangkubumi, VOC melakukan taktik devide et impera atau politik pecah-belah.

Raden Mas Said dihasut dengan tipuan bahwa Mangkubumi tidak suka dengan Raden Mas Said.

Hasutan tersebut berhasil dan dipercaya karena Mangkubumi memang melakukan perundingan dengan VOC pada perjanjian Giyanti.

Dalam perjanjian yang ditulis pada 13 Februari 1755 itu, Mangkubumi diakui sebagai penguasa Yogyakarta dan mendapat gelar Hamengkubuwono I.

Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Sri Sultan Hamengku Buwono I

Legiun Mangkunegaran
Legiun Mangkunegaran (puromangkunegaran.com)

  • Perjanjian Salatiga #


Perang antara Raden Mas Said dengan VOC, Pakubuwono III dan Hamengku Buwono I pun dimulai.

Tercatat sejarah, terjadi tiga pertempuran dahsyat pada periode ini.

Raden Mas Said bahkan mendapat julukan Pangeran Sambernyawa karena berhasil menumpas lawan dan mengambil nyawa banyak musuh.

Perang pertama, pasukan Raden Mas Said bertempur melawan Hamengku Buwono I di desa Kasatriyan, barat daya kota Ponorogo, Jawa Timur.

Perang itu terjadi pada hari Jumat Kliwon, tanggal 16 Syawal 1752.

Dari pihak Raden Mas Said, 3 orang meninggal dan 29 orang luka-luka.

Dari kubu musuh, 600 orang meninggal.

Yang kedua, Raden Mas Said bertempur melawan VOC di sebelah selatan Rembang, tepatnya di hutan Sitakepyak pada 1756.

Hamengku Buwono I mengirim pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan pertahanan Raden Mas Said.

Meski kalah jumlah, Raden Mas Said dapat memukul mundur musuh.

Pada pertempuran ini, Mangkunegoro berhasil menebas kepala kapten Van der Pol dengan tangan kirinya dan diserahkan kepada salah satu istrinya sebagai hadiah perkawinan.

Perang ketiga terjadi di Benteng Vredeburg, Yogyakarta yang mengakibatkan kerugian besar bagi VOC dan Hamengku Buwono I.

VOC mengadakan sayembara besar-besaran untuk memburu Raden Mas Said, tetapi gagal.

Perjanjian Salatiga
Perjanjian Salatiga (artikelbandem.blogspot.com)

Akhirnya Perjanjian Salatiga dibuat pada 17 Maret 1757.

Dalam perjanjian Salatiga, Raden Mas Said mendapat wilayah khusus untuk dipimpin.

Selain Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran muncul sebagai kerajaan ketiga.

Raden Mas Said diberi gelar Mangkunegara I.

Meski posisi Mangkunegara bukanlah setingkat raja, namun tetap diakui Belanda sebagai salah satu dari tiga raja di Jawa.

Wilayah Mangkunegaran 183
Wilayah Mangkunegaran 183 (myrepro.wordpress.com)

  • Pahlawan Nasional #


Dalam sejarah, Mangkunegara tercatat sebagai raja Jawa pertama yang melibatkan wanita dalam angkatan perang.

Sebanyak 144 di antara prajuritnya adalah wanita, terdiri dari satu peleton prajurit bersenjata karabijn (senapan ringan), satu peleton bersenjata penuh, dan satu peleton kavaleri (pasukan berkuda).

Prajurit wanita itu bahkan berlaga dalam berbagai pertempuran, ketika ia memberontak melawan Sunan, Sultan dan V.O.C.

Selama 16 tahun berperang, Mangkunegara mengajari wanita desa mengangkat senjata dan menunggang kuda di medan perang.

Mangkunegara juga menugaskan sekretaris wanita mencatat kejadian di peperangan.

Selama 40 tahun bertahta, Mangkunegara I akhirnya wafat pada 28 Desember 1795.

Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia dan Bintang Mahaputera Adipurna Kelas I kepada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 048/TK/ tahun 1988 tertanggal 17 Agustus 1988. (4)

(TribunnewsWiki/Indah)

Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki



Nama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I
Nama Lahir Raden Mas Said
Lahir Kartasura, 7 April 1725
Meninggal Surakarta, 23 Desember 1795
Ayah Pangeran Arya Mangkunagara dari Kartasura
Ibu Raden Ayu Wulan


Sumber :


1. tirto.id
2. puromangkunegaran.com
3. biografi-tokoh-pahlawan-indonesia.blogspot.com
4. myrepro.wordpress.com


Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved