Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Gunung Andong adalah gunung yang terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Gunung Andong mempunyai tinggi 1726 Mdpl dengan tiga puncak yaitu Puncak Makam, Puncak Sejati, dan Puncak Alap-alap.
Letaknya yang berada di Kabupaten Magelang, menempatkan Gunung Andong berdekatan dengan daerah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.
Pada tahun 2014, nama Gunung Andong menjadi familiar di masyarakat karena dapat digunakan sebagai spot foto pemandangan yang menarik dan juga instagenis.
Nama Andong #
Terdapat beberapa versi perihal arti atau makna kata ‘Andong’ dalam ‘Gunung Andong’.
Beberapa warga meyakini bahwa kata Andong diambil dari bentuk puncak Gunung Andong yang menyerupai punggung sapi, sehingga disebut dengan Andong.
Versi yang kedua, kata ‘Andong’ berasal dari kata ‘Andongo’ yang dalam sebagian kebudayaan masyarakat Jawa mempunyai arti ‘permohonan’ atau ‘berdoa’ kepada sang pencipta alam.
Versi yang terakhir yang juga banyak dipercaya oleh masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Andong adalah, kata ‘Andong’ dari Gunung Andong, menurut beberapa warga berasal dari sebuah tanaman yang juga bernama Andong.
Tanaman Andong atau yang juga bisa disebut ‘Hanjuang’ adalah sebuah tanaman berjenis perdu dengan ciri-ciri daun berwarna merah.
Tanaman Andong mempunyai manfaat dan khasiat yang beraneka ragam mulai dari daunnya yang dapat dipakai sebagai pembungkus makanan.
Kemudian kandungan dalam tanamannya yang mempunyai kadar anti bakterial yang tinggi.
Selain itu pada daun batangnya juga tersimpan berbagai macam zat yang mempunyai sifat antikoagulan (menghambat pembekuan darah), antiproliferatif atau zat antikanker. [1][2]
Selanjutnya, Kata ‘Andong’ tidak dapat diartikan dan dikaitkan dengan kendaraan ‘Andong’ atau ‘Dokar’. Hal tersebut menurut beberapa warga merupakan hoax informasi mengenai sejarah kata Gunung Andong.
Sejarah & Cerita Rakyat #
Dituturkan oleh Slamet Wiyata (41), seorang penghuni setempat yang mengutip kalimat juru kunci Gunung Andong, bahwa terdapat aktivitas penebangan hutan yang terjadi pada kurun waktu 1970an.
Hal tersebut menurutnya menjadikan sebagian besar hutan yang ada di Gunung Andong hilang.
Slamet Wiyata yang lahir di Yogyakarta dan besar di Temanggung ini juga mengisahkan bahwa dirinya mulai naik Gunung Andong pada tahun 2000an melewati berbagai jalur.
Pada tahun 2010, ditutukan oleh Wiyata bahwa ia membuka dan mulai mengenalkan pendakian Gunung Andong.
Cara mengenalkannya adalah melalui kegiatan penanaman pohon-pohon di lingkungan alam Gunung Andong.
Pada tahun 2014, secara resmi Basecamp Gunung Andong dibuka.
“Dulu masyarakat desa sawit sangat sejuk, sangat kalem, kemudian mereka sangat menjaga kearifan lokal, namun semenjak dibukanya pendakian Gunung Andong, agak sedikit bergeser. Itu dipengaruhi oleh SDM, pola pikir penduduk lokal” kata Wiyata.
Namun demikian, hal tersebut justru semakin mengenalkan potensi wisata setempat karena menambah mata pencaharian warga sekitar.
Di luar konteks cerita rakyat dan sejarah Gunung Andong, pada tahun 2015, ditemukan jenazah seorang gadis di Dusun Kembangan, Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (4/10/2015) malam. [3]
Tradisi #
Gunung Andong dan masyarakat sekitar yang tinggal di lereng-lereng gunung mempunyai ikatan kebudayaan berwujud tradisi yang diperingati di hari-hari tertentu.
Tradisi ini merupakan bentuk terima kasih warga lokal karena dapat hidup berdampingan dengan alam beserta seluruh kekuatan yang tak tampak.
Bentuk terima kasih ini diterangkan oleh Wiyata bukan merupakan sebuah penghormatan kepada hal ghaib. Melainkan wujud syukur atas karunia pencipta alam semesta.
Beberapa tradisi dituturkan oleh Wiyata dahulu hanya terdapat di perkampungan desa.
Namun demikian, semenjak aktivitas warga lokal lebih banyak berinteraksi dan melakukan kegiatan di sekitar Gunung Andong (terkait pengelolaan wisata dan sebagainya), maka kegiatan tradisi lokal tersebut juga kemudian diadakan di Gunung Andong.
- Tradisi Saparan / Andong Ethnic Ritual
Tradisi ucapan rasa syukur yang dimaksud adalah “Tradisi Saparan”, yaitu tradisi lokal masyarakat Dusun Sawit yang dilakukan pada Selasa Pahing di Bulan Safar.
Kegiatan ‘Tradisi Saparan’ yang diikuti warga lokal sekitar ini dapat juga disebut dengan “Andong Ethnic Ritual’
Kegiatan yang dilakukan adalah berupa dilaksanakannya “Kirab Pusaka” dan “Kirab Tumpeng” pada pukul 09.00 WIB ke sumber mata air “Sumber Rejo Banyu Kinasih”.
Sumber air di Gunung Andong ini menurut penduduk sekitar begitu unik karena tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau.
Rombongan peserta menggunakan pakaian adat Jawa Tengah dan melalui rute yang menanjak menuju sumber mata air.
Kegiatan pertama adalah memandikan keris milik salah satu sesepuh Dusun Sawit, kemudian seluruh masyarakat melakukan kenduri dengan tumpeng, ayam ingkung, serta jajanan pasar di sekitar sumber mata air tersebut.
Pada pukul 11.00 WIB warga kemudian berjalan turun menuju Dusun Sawit dan acara selesai.
Setelah itu diadakan kegiatan silaturahmi antarwarga dan pada malam harinya diadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
Warga lokal menyediakan jamuan bagi para tamu yang hadir dalam kegiatan ini. Mereka percaya bahwa semakin banyak saudara yang datang, maka akan semakin menambah rezeki.
- Wahyu Budoyo Mudo (WBM)
Selain kegiatan Andong Ethnic Ritual, Dusun Sawit yang merupakan salah satu perkampungan yang tinggal di lereng Gunung Andong juga mempunyai kegiatan tradisi lain yaitu Wahyu Budoyo Mudo (WBM).
WBM merupakan kesenian yang menampilkan tari Soreng, Topeng Ireng, Kuda Lumping dan Tari Leak.
Penonton WBM datang dari berbagai daerah dan tidak mengenal batasan usia.
Jalur Pendakian dan Basecamp #
Terdapat 6 (enam) jalur pendakian ke Gunung Andong, namun jalur pendakian yang populer adalah terletak di Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Berikut Tribunnewswiki urutkan 2 jalur yang berada di Dusun Sawit;
- Jalur Lama: Pos 1 (Watu Pocong), Pos 2 (Watu Gambir), Pos 3 (Watu Wayang), Puncak Makam, Puncak Jiwa, Puncak Alap-Alap.
- Jalur Baru: Pos 1 (Kemuning), Pos 2 (Dewadaru), Pos 3 (Watu Wayang), Puncak Makam, Puncak Jiwa, Puncak Alap-Alap.
Sistem manajemen dalam pengelolaan basecamp terdiri dari berbagai hal yaitu, ada beberapa jalur pendakian yang dikelola oleh RT, masyarakat desa, kemudian juga pemuda.
Terdapat kesepakatan tertulis dalam bentuk MoU dengan Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), dan Basecamp dalam pengelolaan wisata Gunung Andong.
Pengunjung #
Slamet Wiyata (41) mengklasifikasikan pengunjung Gunung Andong pada dua hal utama, yaitu pendaki gunung, dan pengunjung.
Ada beberapa pengunjung Gunung Andong yang mengalami pingsan, kaki keseleo, karena kecapekan dan terlalu memaksakan diri naik tanpa dibekali logistik yang baik serta tidak melihat kondisi fisiknya sebelum melakukan pendakian di Gunung Andong.
Selain itu juga, menurut kesaksian Joko
(39) yang juga merupakan Tim SAR dari SARDA Jateng menceritakan pengalamannya saat mendapati pengunjung Gunung Andong yang mempunyai penyakit bawaan.
Penyakit bawaan tersebut tidak disadari sebelumnya oleh pengunjung Gunung Andong tersebut sehingga mengharuskan Tim SAR bergegas untuk mengangkatnya dengan menggunakan tandu untuk dibawa turun.
Slamet Wiyata juga mengkritik pengunjung yang menurutnya tidak punya “unggah-ungguh” atau “etika” dengan tidak adanya dialog dengan warga sekitar. "Mereka tidak mau berinteraksi dengan warga. Mereka rata-rata bukan pendaki" ujar Slamet Wiyata.
Baik Joko maupun Slamet Wiyata juga berpesan bagi para pengunjung yang ingin mendaki Gunung Andong agar mengetahui kondisi diri sebelum melakukan pendakian.
Kendala #
Dituturkan oleh Wiyata yang juga penduduk sekitar, bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah pengelolaan air kencing pengunjung yang datang di Gunung Andong.
Air kencing menurutnya setiap hari dibawa oleh pengunjung dan sering dibuang di sembarang tempat. Maka pengelola menyediakan toilet di beberapa jalur pendakian Gunung Andong.
Namun demikian, walau telah dibangun toilet, namun kapasitas urine yang berlebih yang terkadang dibuang sembarangan oleh pengunjuk, dikhawatirkan akan mengganggu habitat fauna sekitar.
Selain air kencing, plastik sampah banyak dikeluarkan oleh pengunjung Gunung Andong terutama saat di akhir pekan.
Baca: Gunung Sumbing
Baca: Gunung Merbabu
Baca: Gunung Sindoro
Keamanan #
Sistem manajemen keamanan di Gunung Andong mulai digalakkan pada tahun 2014 ketika Gunung Andong menjadi lokasi gunung favorit dan tujuan bagi banyak para pengunjung maupun pendaki.
Terdapat suatu sistem kerjasama keamanan antara Tim SAR dari SARDA JATENG dengan warga lokal sekitar Gunung Andong yang mengikuti semacam diklat atau pelatihan dari SARDA untuk membantu kerja dari Tim SAR.
Tim SAR dari SARDA Jateng memposisikan sebagai motoric atau penggerak/pemantik bagi warga lokal agar mengikuti pelatihan sebagai seorang Rescuer.
Pada dasarnya, Tim SAR baik dari SARDA Jateng maupun warga yang mengikuti pelatihan, memakai peralatan yang sederhana namun lengkap. Salah satunya adalah P3K.
Tim SAR Gunung Andong, mempunyai anggota yang cukup banyak yang bekerja setiap hari dengan sistem bergantian dan menyebar di berbagai macam titik lokasi pendakian.
Lokasi basecamp Tim SAR Gunung Andong terletak di Basecamp Dusun Sawit.
Apabila terdapat pengunjung maupun pendaki yang mengalami masalah kesehatan, tim SAR atau Rescue setempat akan melakukan penyelesaian di tempat apabila dimungkinkan selesai. Apabila tidak, maka pengunjung yang keletihan tersebut harus diangkat dengan tandu atau dibimbing untuk turun.
Tim SAR atau Rescue lokal bekerjasama dengan SAR Daerah (SARDA) Jawa Tengah.
Sumber : Joko (39) Anggota Tim SAR, Slamet Wiyata (41) Warga Lokal dan Anggota Tim SAR
Sumber foto dan referensi lain di bawah
JANGAN LUPA SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE TRIBUNNESWIKI OFFICIAL
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
| Informasi Detail |
|---|
| Nama | Gunung Andong |
|---|
| Titik Tertinggi | 1726 Mdpl |
|---|
| Koordinat | -7.389567, 110.370683 |
|---|
| Lokasi | Kabupaten Magelang |
|---|
| Batas |
|---|
| Utara | Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. |
|---|
| Timur Laut | Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. |
|---|
| Timur | Desa Ngablak, Kabupaten Magelang |
|---|
| Tenggara | Desa Ngablak, Kabupaten Magelang |
|---|
| Selatan | Desa Ngablak, Kabupaten Magelang |
|---|
| Barat Daya | Desa Ngablak, Kabupaten Magelang |
|---|
| Barat | Desa Ngablak, Kabupaten Magelang |
|---|
| Barat Laut | Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. |
|---|
| Jalur Pendakian | Sawit; |
|---|
Sumber :
1. www.satuharapan.com
2. www.tanobat.com
3. regional.kompas.com
4. infoandong.blogspot.com