Percaya Rusia Telah Memulai Invasi ke Ukraina, Joe Biden Jatuhkan Sanksi kepada Moskow

Joe Biden juga mengumumkan bahwa AS tengah menambah pasukan dan perlengkapan tambahan untuk menguatkan sekutunya di wilayah Baltik.


zoom-inlihat foto
Joe-Biden-Putin.jpg
MARTIAL TREZZINI / POOL / AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menaiki pesawat Air Force One Boeing 747 setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Bandara Cointrin, Jenewa, Swiss, Rabu, 16 Juni 2021.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas tindakan yang baru saja dilakukan militer negara itu di Ukraina, (22/2/2022).

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya bergerak memasuki wilayah Ukraina yang diduduki oleh kelompok separatis.

Tak hanya itu, Putin juga mengakui kemerdekaan kelompok separatis yang berada di Ukraina timur.

Sanksi yang dijatuhkan Biden termasuk kepada dua lembaga keuangan, utang luar negeri Rusia, dan para elite Rusia beserta anggota keluarga mereka.

Dilansir dari CNN, (23/22/2022), Biden mengatakan sanksi ini akan memutuskan hubungan antara pemerintah Rusia dan lembaga keuangan Barat.

Selain itu, Biden juga mengumumkan bahwa AS tengah menambah pasukan dan perlengkapan tambahan untuk menguatkan sekutunya di wilayah Baltik.

Namun, dia menyebut pasukan AS tidak akan ke negara-negara Baltik untuk melawan Rusia.

Baca: Menlu Ukraina Dmytro Kuleba: Tujuan Akhir Putin Adalah Menghancurkan Ukraina

Baca: Foto Satelit Tunjukkan Rusia Kembali Tambah Pasukan di Dekat Perbatasan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022. (YURI KOCHETKOV / POOL / AFP)

Meski kecewa dengan tindakan Rusia, Biden merasa jalur diplomasi masih bisa dipakai dalam menangani krisi Ukraina.

Menurut Biden, AS tetap terbuka akan kemungkinan pembicaraan dengan Rusia untuk menghindari perang besar.

"AS dan sekutunya dan partnernya tetap terbuka untuk berdiplomasi, jika ada keseriusan," kata Biden dikutip dari CNN, (22/2/2022).

"Ketika semuanya telah dikatakan dan dilakukan, kita akan menilai Rusia berdasarkan tindakannya, bukan kata-katanya," kata dia.

Baca: Pemberontak Pro-Rusia Sebut Serangan Pemerintah Ukraina Tewaskan 2 Warga Sipil

Baca: Ukraina: Serangan Artileri dari Pemberontak Pro-Rusia Merusak TK di Luhansk

Biden bersikeras bahwa Putin telah melancarkan aksi yang bertujuan untuk menggammbar ulang perbatasan di Eropa.

Tindakan ini dianggap Biden telah melanggar hukum internasional. Dia pun mendesak Barat untuk segera meresponsnya.

Biden mengatakan ucapan Putin sehari sebelumnya digunakan untuk menyiapkan alasan guna merampas lebih banyak wilayah.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan situasi terbaru di perbatasan Ukraina-Rusia dalam sebuah acara di Ruang Roosevelt, Gedung Putih, Jumat (18/2/2022).
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan situasi terbaru di perbatasan Ukraina-Rusia dalam sebuah acara di Ruang Roosevelt, Gedung Putih, Jumat (18/2/2022). (ALEX WONG / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Sebelumnya, Biden mengaku bakal menjatuhkan sanksi ekonomi yang besar jika pasukan Rusia bergerak memasuki wilayah Ukraina.

Sanksi itu termasuk sanksi kepada orang-orang terdekat Putin dan lembaga keuangan.

Namun, sanksi yang diumumkan pada hari Selasa itu belum mencakup sepenuhnya sanksi yang dia janjikan.

Biden masih belum mengeluarkan sanksi keras yang bakal dijatuhkan jika Putin melancarkan serangan berdarah dan berkelanjutan.

"Ini adalah awal invasi, dan inilah tanggapan awal kami," demikian pernyataan Biden.

Baca: AS Sebut Rusia Sedang Siapkan Invasi ke Ukraina, Bisa Terjadi Beberapa Hari ke Depan

Putin: Pasukan Rusia menjaga perdamaian





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved