TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang sopir mobil jenazah di Jakarta tantang semua orang yang anggap enteng Covid-19 untuk jadi kenek dalam sehari.
Gubernur Anies Baswedan telah menetapkan PSBB Jakarta jilid 2 atau PSBB Total guna menekan pertambahan pasien Covid-19.
Meski demikian, masih banyak warga yang menganggap enteng virus corona ini, bahkan terkesan tidak peduli dan menganggap main-main.
Hal tersebut membuat sopir mobil jenazah Cibinong Bogor Muhammad Nursyamsurya, menantang semua orang untuk bisa jadi kenek dalam sehari.
"Masih ada warga entengkan PSBB, covid itu katanya bohong, saya sekarang mau ajak kalian ikut sehari-hari jadi kenek gimana rasanya makamkan orang, bisa satu keluarga bahkan puluhan jumlahnya," tutur pria yang akrab disapa Syam ini di acara Mata Najawa, Rabu (16/9/2020).
Syam mengaku sudah menjadi sopir mobil jenazah dari tahun 1997.
"Ini lebih berat kondisi sekarang tambah banyak korban karena pengalaman di bulan April cara layani jenazah covid.
Baca: Masyarakat Tak Dianjurkan Pakai Masker Scuba, Masker Apa yang Efektif Cegah Penularan Covid-19?
Syam mengungkapkan, pada bulan Maret dan April pihaknya bisa menguburkan 40-50 per hari.
Namun di bulan September meningkat hingga mencapai 60 per hari.
"Kami memakamkan jenazah Covid-19 dari subuh sampai subuh. Bulan Mei Juni turun 20 per hari lalu ada PSBB new normal ada penambahan pasien, " tutur Syam.
Tak jarang bertemu dengan mobil pengantar jenazah lain sehingga bisa berjalan beriringan dari pemakaman,
Ia pun pernah harus menghadapi kemacetan di jalan saat harus membawa jenazah ke pemakaman.
Kendati sudah ada penerapan PSBB, kondisi jalanan masih macet di jalan tol terutama sore hari padatnya luar biasa.
"Kami minta maaf sama warga kalau kami ngebut di jalan, sirine bunyi terus dan tolong mobilnya dipinggirkan sedikit supaya kami bisa lewat karena kepadatan jalan terutama tol Pondok Rangon ke Cibubur sangat padat," ceritanya.
"Masyarakat anggap new normal terbiasa jalanan masih macet, padahal virus masih banyak. Paling sedih pernah jemput jenazah dari satu rumah sakit yang meninggal suami istri, dalam sehari juga ada, atau beda hari juga pernah. dokter dan perawat dalam sehari juga ada," tuturnya.
"Saya minta tolong Stop. Ini masalah kemanusiaan, masalah orang. jangan anggap enteng," pinta Syam.
Bagaimana dengan kisah penggali kuburan?
Petugas pemakaman TPU Pondok Rangon Junaedi menceritkan pengalaman menguburkan jenazah Covid19
"Sampai malam pun petugas melakukan pemakamana sampai malam pukul 23.00, paling banyak menguburkan hari kamis kemarin 40 jenazah," tuturnya.
Baca: Alasan Luhut Ditugaskan Jokowi untuk Mengurus Covid-19 di 9 Provinsi Prioritas
Junaedi bekerja di TPU Pondok Rangon tahun 1997. Selama ini ada dua peristiwa paling berat yang dikerjakan, pertama tragedi 1998 harus makamkan 135 jenazah dalam 2 hari.