Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Enzim merupakan salah satu jenis kelompok protein yang diperlukan oleh seluruh makhluk hidup.
Satu di antara fungsi enzim yaitu untuk membantu mempercepat setiap reaksi kimia sel-sel di dalam tubuh.
Tanpa adanya enzim maka reaksi kimia di dalam tubuh kita akan berjalan lambat.
Menurut para peneliti dari Magister Sekolah Farmasi ITB (Yunita Melianasari, Deasy Diah, Putu Wina Margarani, dan Silviyanita Isna), manfaat enzim yang paling penting yakni sebagai katalis dari banyak reaksi kimia di dalam tubuh.
Sehingga, enzim bisa memastikan keberlangsungan hidup pada sel tubuh.
Fungsi lainnya adalah untuk mengendalikan proses DNA traskripsi (proses pembuatan RNA terutama mRNA dengan menyalin sebagian berkas DNA, sebagai bagian penting dalam rangkaian proses pembelahan sel),
Yunita, mengatakan, Enzim juga berperan menjaga pH tubuh, bermanfaat dalam menghambat fermentasi sel.
"Menurit para peneliti, bahwa proses fermentasi sel menjadi pemicu sebagian besar kanker. Fermentasi ini terjadi karena kurangnya oksigen dalam sel, yang dapat disebabkan oleh malnutrisi," ujar Yunita kepada Tribun Jabar, ditemui di Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa No 10, Kota Bandung, Senin (18/5/2020).
Yunita menambahkan, beberapa Enzim yang sangat penting didalam tubuh kita berada di pencernaan.
Makanan bernutrisi berperan penting dalam ketersediaan enzim.
Enzim yang berasal dari sayuran yang kita makan, akan segera teraktifasi dalam pH berbeda-beda tergantung jenis enzim.
"Jika enzim berada di lingkungan yang tidak sesuai, maka enzim tidak akan bekerja. Misalnya pepsin bekerja pada pH asam, amilase bekerja pada pH basa," jelas Yunita.
Dikanjutkan oleh Wina, Defisiensi enzim bisa terjadi disebabkan oleh sifat kondisional atau cogenital.
"Defisiensi enzim yang bersifat kondisional, terjadi bila kondisi normal sistem cerna terganggu, ada trauma, biasanya karena terlalu sering mengkonsumsi antibiotik, atau obat-obat NSAID untuk menghilangkan rasa sakit, makan dalam kondisi psikis stres, adanya infeksi atau luka pada saluran cerna," kata Wina kepada Tribun Jabar di lokasi yang sama.
Wina mengungkapkan, terdapat berbagai gejala yang berkaitan erat dengan defisiensi enzim.
Bila faktor eksternal ini dieliminasi, tubuh belum tentu mampu memproduksi kembali enzim dalam jumlah yang sesuai, sehingga dibutuhkan asupan enzim untuk membantu proses pencernaan makanan.
"Defisiensi enzim yang bersifart cogenital ini adalah defisiensi yang terjadi sejak lahir, bawaan, atau sering disebut sebagai bentuk intoleransi alergi makanan. Seperti laktose dan atau gluten intoleran," tutur Wina.
Baca: Sembelit (Konstipasi)
Putu menambahkan, berdasarkan jenis enzimnya, defisiensi enzim juga menunjukkan gejala tertentu.
Di antaranya gatal-gatal yang disertai adanya substrat air, atau iritasi yang bersifat basah, menyebabkan depresi, nyeri pada leher dan bahu, PMS, mood swings, kelelahan dan inflamasi.
"Defisiensi enzim protease erat kaitannya dengan kulit kering sampai bersisik, defisiensi kalsium, karang gigi, tumbuh jamur, hipertensi, dan berkurangnya pendengaran. Sedangkan mood swing adalah gejala yang dapat mengidikasi defisiensi protease," jelas Putu kepada Tribun Jabar di Institut Teknologi Bandung, Senin (18/5/2020).
Menurut Putu, Defisiensi enzim lipase bisa mengakibatkan kulit kering yang ekstrim, sampai menyebabkan demam, tingginya kadar kolesterol dan trigliserida, kapalan pada kaki, gangguan berkemih, jerawat, gangguan prostat, batu empedu, artritis, konstipasi, bahkan memicu diabetes.
"Kalau Defisiansi enzim sukrase, laktase dan maltase, dapat berakibat pada hipoglkemi, gluten intolerance, mempengaruhi mood, alaegi, penyakit schizophrenia, ADHD, bahkan sampai diduga dapat menyebabkan bi-polar," kata Putu.
Silvi menuturkan, sebagian besar permasalahan yang muncul akibat defiseinsi enzim terutama pencernaan adalah ketika pencernaan tidak mampu mencerna karbohidrat yang kita makan.
"Karbohidrat yang tidak tercerna ini, kemudian menjadi makanan bagi bakteri, jamur dan parasit lain. Sehingga dapat merugikan pada saluran cerna. Prosesnya disebut fermentasi, serta mengakibatkan berbagai masalah saluran cerna," ujar Silvi kepada Tribun Jabar di Institut Teknologi Bandung, Senin (18/5/2020).
Menurut Silvi, kondisi ini terjadi dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahunan.
Makanan demi makanan yang tidak dicerna dengan sebagaimana mestinya, membuat tubuh memerlukan waktu untuk memperbaiki keseimbangan produksi enzim.
"Maka pada kondisi seperti inilah perlu tambahan asupan suplemen enzim. Pastikan untuk mengkonsultasikan kebutuhan suplement enzim yang tepat pada Apoteker di Apotek terdekat kita," pungkas Silvi. (Fasko)