Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - TAHUN Baru Imlek menjadi hal yang paling dinanti umat Konghucu di seluruh dunia, termasuk di Kabupaten Indramayu.
Salah satunya di Vihara Dharma Rahayu yang berlokasi di Jalan Cimanuk, Indramayu.
Vihara tertua di Kabupaten Indramayu ini pun bersolek dengan berbagai ornamen warna merah dalam menyambut perayaan Imlek tahun 2022.
Walau digelar sederhana, perayaan Imlek 2022 ini tetap berjalanan khidmat.
Ada 18 patung dewa yang terdapat di Vihara Dharma Rahayu. Terdiri dari, 12 patung dewa laki-laki dan 6 patung dewa perempuan.
Menurut juru kunci, Uun Suryana, dari patung dewa-dewi itu yang paling utama adalah konco atau patung Dewa An Tjeng Bio.
"Dewa An Tjeng Bio ini dipercaya sebagai dewa dagang, An Tjeng Bio juga dikenal dengan sosok dewa yang dermawan dan bijaksana," ujarnya, Selasa (1/2).
Uun mengatakan, karena hal itulah vihara yang dibangun oleh Tuan Poey Soen Kam pada tahun 1848 juga dikenal dengan sebutan Klenteng An Tjeng Bio. Menurutnya, tidak banyak catatan sejarah soal dewa An Tjeng Bio. Ini karena pada masa penjajahan dahulu semua catatan sejarah dibawa oleh kolonial ke Belanda.
"An Tjeng Bio ini datang dari Cina ke Pulau Jawa, orangnya bijak luar biasa," ujar dia.
Disampaikan Uun Suryana, Dewa An Tjeng Bio ini masih memiliki ikatan saudara dengan Vihara yang ada di Tegal, Jawa Tengah. Dewa An Tjeng Bio merupakan saudara tertua.
Masih dikatakan Uun, sebelum perayaan Imlek, patung dewa-dewi di Vihara Dharma Rahayu dikumpulkan untuk dimandikan. Uniknya, patung-patung dewa itu tidak boleh dimandikan oleh sembarang orang, hanya juru kunci atau biokong yang boleh memandikannya.
Cara memandikannya pun dengan menggunakan kain lap yang sudah direndam dengan bunga melati. Baskom yang digunakan untuk merendam kain basah pun harus berwarna merah. Hal ini sudah menjadi tradisi secara turun menurun di Vihara setempat.
"Kalau ornamen vihara lainnya tidak apa-apa dimandikan oleh lain, tapi khusus patung dewa harus juru kunci," ujarnya.
Sejak pandemi melanda, tak banyak lagi jemaat yang datang ke Vihara Dharma Rahayu, termasuk pada perayaan Imlek. Jemaat memang masih berdatangan, tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari. "Sejak tadi pagi baru ada 9 orang," ujar Uun.
Padahal pada masa jayanya dulu, ratusan bahkan ribuan jamaat selalu meramaikan vihara ini. "Ramainya itu sampai tahun 1970-an, ke sininya mulai berkurang," ujarnya.
Uun mengatakan, berkurangnya jemaat itu karena sebagian besar sudah meninggal dunia. Keturunan dari jemaat itu pun banyak yang pindah agama dan menetap di luar kota.
Meski demikian, kata Uun, mereka tetap mengupayakan agar Vihara Dharma Rahayu bisa tetap bertahan sampai kapan pun dengan cara selalu mengadakan kegiatan-kegiatan budaya yang sudah menjadi tradisi. Satu di antaranya menjadikan Vihara Dharma Rahayu sebagai salah satu destinasi wisata edukasi.
Bangunan vihara yang masih dipertahankan bentuk aslinya, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berburu foto.
"Kami mempersilakan yang hendak foto-foto, bebas memotret setiap sudut vihara, untuk mengenalkan juga, Indramayu itu punya Vihara Dharma Rahayu," ujarnya.
Untuk pembiayaan ibadah, kata Uun, masih banyak jemaat yang peduli terhadap viraha. "Untung pembiayaan kita juga menyewakan gudang untuk parkiran mobil, bagaimana pun caranya kita ingin mempertahankan Vihara ini agar tetap bertahan," ujarnya.