Lirik lagu
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Lagu Sora Mindo karya Djaga Depari merupakan salah satu lagu perjuangan yang ditujukan bagi masyarakat Indonesia, yang kini sudah merdeka dari penjajahan.
Lagu berbahasa Karo tersebut, memiliki arti yang tajam yang memuat pesan-pesan kemerdekaan.
Lagu ini sedikit banyak mengingatkan kita, agar tidak lupa pada perjuangan para pahlawan dan tidak menyia-yiakan kemerdekaan yang diraih dengan tumpah darah.
Jika diartikan ke bahasa Indonesia, Sora Mindo memiliki arti Suara Yang Meminta atau bisa pula diartikan sebagai Sebuah Permintaan.
Setiap lirik dalam lagu ini juga mengingatkan kita bahwa banyak hal yang harus dikorbankan demi meraih kemerdekaan.
Selain itu, pesan perdamaian juga tersirat dalam lirik lagunya yakni adanya kalimat Keleng ate ras dame sisada karang,
E me pertangisen kalak lawes erjuang Yang artinya saling menyayangi dan berdamailah dengan sesamamu, sebab Itulah yang diinginkan yang pergi berjuang.
Baca: Makna 30 Hari Baik Menurut Kalender Suku Karo dan Terjemahannya
Berikut lirik dan arti Lagu Sora Mindo karya Djaga Depari.
Terbegi sora bulung-bulung erdeso
I babo makam pahlawan si lino
Begina sora serko medodo
Cawir cere sorana mido-ido
Terawih dipul meseng kutanta ndube
Iluh si lumang ras simbalu balu-balu erdire-dire
Sora ndehereng perenge-renge ate
Kinata ngayak-ngayak merdeka ndube
Makana tangarlah si ngelem layar-layar
Ula kal merangap ula dage jagar-jagar
Kesah ras dareh ndube tukurna merdekanta enda
Ula lasamken pengorbanan bangsata
Enggom kap megara lau lawit ban dareh simbisanta Enggom megersing lau paya-paya ban iluh tangista
Enggom kap megelap langit ban cimber meseng kuta ndube ngayak-ngayak merdeka kal kita
Tegu me dage temanta si enggo cempang, didong kal dage anak-anak tading melunang
Keleng ate ras dame sisada karang
E me pertangisen kalak lawes erjuang
Terbegi sora bulung-bulung erdeso
I babo makam pahlawan si lino
Begina sora serko medodo
Cawir cere sorana mido-ido
Baca: Kabupaten Karo
Terdengar suara daun-daun berdesir
Diatas makam pahlawan yang sepi
Terdengar suara memanggil-manggil
Sungguh pilu suaranya memanggil
Terasa terbakar kampung kita ini
Air mata yang berlinang
Mengerang yang menyayat hati
Demi mengejar kemerdekaan dulu
Itulah sebabnya dengarkan dan rasakan
Jangan kau rakus sayang, dibilang jangan bercanda-canda
Nyawa dan darah yang menjadi jaminan kemerdekaan ini
Jangan sia-siakan pengorbanan bangsa kita
Sudah merah air yang mengalir
Sudah kuning air karena airmata tangisnya
Sudahlah gelap karena asap yang menyelimuti kampung kita demi mengejar-ngejar kemerdekaan itu
Tuntun kawan kita yang sedang pincang
Sayangilah anak yatim
saling menyayangi dan berdamailah dengan sesamamu, sebab Itulah yang diinginkan yang pergi berjuang.
Terdengar suara daun, daun berdesir
Diatas makam pahlawan yang sepi
Sungguh nyaring suaranya memanggil
Sungguh nyaring suaranya memanggil