Buah Kusambi atau Kesambi atau Kosambi, Buah Khas di Nusa Tenggara Timur

Editor: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buah dan pohon Kusambi yang banyak ada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT)


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kesambi atau kosambi (Schleichera oleosa) adalah nama jenis pohon yang hidup di daerah kering dan merupakan kerabat rambutan dari suku Sapindaceae. 

Nama pohon dan buah pohon ini sama, Kesambi atau Kosambi atau Kusambi.

Pohon ini hidup di beberapa daerah di Indonesia dan beberapa Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), seperti di Kupang, daratan Timor, Sumba, Rote Ndao, Kalabahi, Alor dan lainnya.

Tekstur pohonnya keras dan kuat yang bisa untuk usaha meubel.

Sementara kayunya dibakar untuk arang karena kayunya tahan lama dan bagus.

Rasa buahnya kecut manis, tekstur dari isinya lembut dan mirip dengan buah kelengkeng.

Bijinya persis biji kopi, yang apabila dikupas terdapat sedikit kandungan minyak di dalamnya.

Beberapa nama daerahnya di antaranya kasambi/kosambi (Sd.); kesambi, kusambi, sambi, kecacil (Jw., Bal.); kasambhi (Md.); kusambi, usapi (Tim.); kasembi, kahembi (Sumba); kehabe (Sawu); kabahi (Solor); kalabai (Alor); kule, ule (Rote); bado (Mak.); ading (Bug.)]

Baca: Asal Usul Anggur Shine Muscat, Buah yang Viral Akibat Temuan Residu Kimia Melebihi Batas Aman

Nama-nama itu mirip dengan sebutannya di India, tanah asal tumbuhan ini, misalnya: kosam, kosumb, kusum, kussam, rusam, puvam.

Dilansir POSKUPANGWIKI.COM dari Wikipedia Indonesia, pohon ini dinamakan Cussambium (Coessambi-Boom) oleh Georg Eberhard Rumpf, ilmuwan Jerman-Belanda yang tinggal 45 tahun di Ambon.

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai gum-lac tree, Indian lac tree, Malay lac tree, Macassar oil tree, Ceylon oak, dan lain-lain. Nama-nama itu merujuk pada hasil-hasil yang diperoleh dari pohon ini, seperti lak dan minyak Makassar.

 

  • Bentuk


Pohon berumah dua (dioesis), kekar, sering bengkok, tinggi mencapai 40 m dan gemang batang sampai 2 m, meskipun kebanyakan kecil dari itu. Berbanir kecil, pepagan berwarna abu-abu.

Daun-daun majemuk menyirip genap; dengan 4–8 anak daun bentuk jorong memanjang, kadang-kadang bundar telur atau bundar telur sungsang, 4,5—18,5(—25) x 2,5—9 cm, yang ujung terbesar, gundul, seperti kertas atau seperti jangat, yang muda berwarna jambon. Bunga-bunga terkumpul dalam malai berbentuk tandan, 6–15 cm, berjejalan pada pangkal tunas yang muda, sering bercabang pendek.

Bunga tanpa mahkota; kelopak 4—5, menyatu pada pangkalnya, bertaju bundar telur atau menyegitiga, 1—1,5 mm, berambut tipis di kedua sisinya, kuning hijau. Benang sari 4—9. Buah bentuk gelendong lebar atau agak bulat telur, 1,5—2,5 x 1–2 cm, dengan ujung meruncing, licin atau berduri tempel sedikit, kuning. Biji 1—2 butir, hampir bulat, lk. 12 x 10 x 8 mm, coklat, terselubung salut biji yang kekuningan, tipis, asam manis.

Baca: 4 Fakta Kecubung, Buah Berdiri Bikin 2 Orang di Banjarmasin Tewas, Beracun dan Rusak Sistem Saraf

  • Penyebaran dan Ekologi


Asal usul penyebaran kesambi merentang sejak kaki Pegunungan Himalaya dan Dataran Tinggi Dekkan bagian barat di anak benua India, terus ke Srilangka hingga Indocina. Kemungkinan pada masa lampau tumbuhan ini dibawa masuk ke kawasan Malesia, termasuk Indonesia, dan kemudian meliar di sana.

Di Indonesia terutama ditemukan di wilayah-wilayah dengan musim kemarau yang kuat, mulai dari belahan timur Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku (Seram dan Kepulauan Kai); liar atau ditanam.

Di Jawa, kesambi umumnya ditemukan di dataran rendah, namun dapat hidup hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., pada kisaran curah hujan antara 750–2.500 mm per tahun.[8] Pohon ini juga ditemukan tumbuh liar di savana, hutan tropika gugur daun, dan hutan-hutan jati. Kesambi meluruhkan daun di musim kemarau, meski hanya sebentar saja tak berdaun.

 

  • Kegunaan


Kayu kesambi, terutama kayu terasnya, padat, berat, dan sangat keras; berwarna merah muda hingga kelabu. Kayu ini ulet, kenyal, dan tahan terhadap perubahan kering dan basah berganti-ganti, sehingga pada masa silam kerap dimanfaatkan sebagai jangkar perahu.

Tidak mudah menyerpih, kayu kesambi sering dipakai membuat alu, silinder-silinder dalam penggilingan, dan perkakas rumah tangga umumnya. Mempunyai nilai energi yang tinggi hingga 20.800 kJ/kg, kayu ini disenangi sebagai kayu bakar dan bahan pembuatan arang.

Pepagan kesambi dimanfaatkan untuk menyamak kulit, mewarnai batik, mengelatkan nira agar tidak masam ketika difermentasi, serta untuk campuran lulur.

Pepagan yang digerus halus dan dicampur minyak, digunakan sebagai obat kudis. Daunnya yang muda, mentah atau direbus, dimakan sebagai lalap. Buah kesambi yang telah masak dimakan segar, atau, mentahnya dijadikan asinan.

Bijinya, langsung atau setelah lebih dulu dipanggang sebentar, dikempa untuk mendapatkan minyaknya. Minyak kesambi ini (Jw., kecacil) mengandung sedikit asam sianida, dan digunakan untuk mengobati kudis dan luka-luka.

Di Sulawesi Selatan, minyak kesambi ini dimasak dengan pelbagai rempah-rempah dan harum-haruman, dijadikan aneka minyak berkhasiat obat; termasuk di antaranya "minyak makassar" (Macassar oil) yang terkenal untuk merawat rambut.

Minyak ini setelah dicampur dengan bahan lain, seperti tepung kapur dapat dijadikan salep obat atau untuk menambal celah (memakal, mendempul) perahu. Dahulu, minyak kesambi ini juga dijadikan minyak lampu, minyak makan dan bahan pembuat sabun.

Daun-daun, pucuk rerantingan, dan limbah biji (bungkil) sisa pengempaan dijadikan pakan ternak. Sementara itu dalam industri kehutanan, pohon kesambi merupakan salah satu pohon inang terpenting bagi kutu lak (Laccifer lacca).

Lak dan syelak (shellac), resin lengket yang digunakan sebagai bahan pewarna, pengilat makanan, dan pernis, terutama dihasilkan oleh India. Di Indonesia, lak diproduksi oleh Perhutani di Probolinggo.

 

  • Potensi Pengembangan di Indonesia


Berbicara mengenai potensi pengembangan produk -produk berbahan baku biji kesambi di Indonesia, tumbuhan ini memiliki karakteristik mudah beradaptasi sehingga mengandung manfaat serbaguna serta berniali ekonomis dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Salah satupotensi dari tumbuhanini yakni adalah pemanfaatan daging bijikesambi yang dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan biodiesel. Di Indoneisa, kesambi dapat tumbuh dengan baik di pulai Jawa, Bali, NTT, Sulawesi dan kepulauan Maluku.

Oleh karena itu, potensi ini menyebabkan biji kesambi dapat digunakan sebagai komoditas yang bernilai ekonomis tinggi untuk dikembangkan di Indonesia.

Baca: Mengenal Jeruk Mandarin, Buah Simbol Keberuntungan dan Kemakmuran Dalam Tahun Baru Imlek

  • Analisis Metabolomik


Kualitas produk olahan biji kesambi seperti minyak biodiesel juga memiliki dependensi terkait dengan profil metabolit yang dihasilkan. Sejauh ini, belum ada penelitian terkait metabolomic yang dilakukan untuk objek studi kesambi.

Namun, beberapa studi telah dilakukan terhadap biji minyak untuk dapat melakukan optimasi peningkatan kualitas terkait dengan profil metabolit. Kualitas minyak yang baik memiliki beberapa parameter tertentu seperti viskositas, daya bakar, warna dan sebagainya.

Produksi minyak dari biji tersebut bergantung kepada produk – produk metabolisme yang dapat berinteferensi pada produk akhir.

(Tribunnewswiki.com)





Sumber :




Editor: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer