Cerita Rakyat NTT : Danau Ranoria Ende, Angker dan Ada Belut Raksana

Editor: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Danau


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Cerita Rakyat NTT dari Ende, Danau Ranoria, Angker dan ada Belut Raksana  

Seperti apa kisahnya? 

Nama Ranoria memang sejak awal tidak pernah disebut-sebut, tetapi nama ini sudah lama dikenal dan disebut-sebut oleh masyarakat Desa Wolomage dan sekitarnya.

Dahulu ada sebuah kampung bernama Mbegho Lowe, di kampung tu terdapat beberapa rumah yang dihuni oleh sekelompok Manusia.

Di kampung kelomok manusia yang ada, hidup pula seorang perempuan yang sudah sangat tua, bernama Nenek Rande Runga. Ia hidup sendiri dan tinggal dalam sebuah pondok tua.

Sebagaimana biasa penduduk Kampung Mbegho Lowe setiap hari pergi bekerja di kebun sebagai petani, dan beberapa dari mereka pergi berburu.

Karena sudah sangat tua, gigi Nenek Rande Runga sudah roboh semua sehingga makanan yang keras, tak dapat ia makan.

Tidak heran Nenek Rande Runga itu setiap hari terpaksa harus menahan lapar.

Akibatnya badannya sangat kruus, boleh dikatakan hanya tinggal kulit membalut tulang.

Pada suatu pagi, Nenek Rande Runga merasa lapar, ia mengambil beberapa bulir jagung diluruhnya lalu digoreng.

Kemudian ditumbuk untuk dimakannya. Tetapi nenek itu tidak dapat menumbuk jagung.

Ia memanggil cucu-cucunya untuk menumbuk jagung itu tetapi mereka tidak datang.

Dipanggilnya lagi sampai tiga kali tetapi mereka tetap tidak datang juga.

Lalu bangunlah Nenek Rande Runga dari tempat ia menumbuk jagung dan berjalan perlahan-lahan menuju pondok tempat tinggalnya.

Ia masuk untuk mengenakan pakaian baru, lawo/ lambu. Pakaian yang compang camping ia lepas, lalu memakai pakaian yang baru.

Pakaian baru itu antara lain: sarung baru, baju baru, gelang kaki, rampai emas (Londa Mori) digantung di lehernya sedang kedua telinga dikenakan emas murni.

Rambutnya disisir dengan sisir yang dibuat dari bambu yang biasanya disebut Gega. (banyak terpotong ceritanya).

Dan kini Ranoria pun masih ada.

Di dalam danau itu ada air yang cukup jernih dan berlumpur, cukup dalam.

Baik manusia maupun hewan tidak boleh menginjak karena akan tenggelam.

Kini tempat itu menjadi angker, boleh mandi tetapi hanya dipinggir dan harus berhati-hati karena di dalamnya ada belut yang besar. 

(TRIBUNNEWSWIKI.COM)

Dilansir dari buku Himpunan Cerita Rakyat NTT Seri I yang dibuat oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Arkelogi Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi NTT, Tahun 2004.



Alamat


Lokasi


Google Map


Sumber :




Editor: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer