Ramai Soal Cuaca Panas Mendidih di Sejumlah Wilayah Indonesia, Begini Penjelasan BMKG

Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjelasan BMKG soal cuaca panas mendidih di sejumlah wilayah Indonesia.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Akhir-akhir ini warganet di media sosial mengeluhkan suhu panas mendidih sepanjang siang hari.

Suhu panas ini tidak hanya dirasakan di Pulau Jawa, tetapi juga dirasakan masyarakat di Sumatra, Bali, NTB, hingga NTT.

Salah satunya adalah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami cuaca panas dengan suhu 38,4 derajat Celsius.

Wilayah lain yang mengalami kondisi serupa adalah Majalengka di Jawa Barat, Semarang di Jawa Tengah, hingga Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan suhu 37-37,8 derajat Celsius.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengungkapkan bahwa suhu panas yang terjadi akhir-akhir ini dipengaruhi oleh minimnya tutupan awan sehingga sinar Matahari langsung mengarah ke Bumi.

Simak cara menjaga kesehatan kulit saat cuaca panas terik dan menyengat. (Istimewa)

Baca: 5 Tips Ampuh Menjaga Kesehatan Kulit Saat Cuaca Panas Terik dan Menyengat

Selain itu, panasnya cuaca akhir-akhir ini juga dipengaruhi oleh gerak semu Matahari yang berada di atas khatulistiwa. 

Meski begitu, BMKG mengatakan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia masih dalam kategori wajar.

“Memang benar, cuaca akhir-akhir ini cenderung terik dan panas karena minimnya tutupan awan,” ujar Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, seperti dikutip dari Kompas.com.

Miming mengimbau masyarakat untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih secara teratur supaya terhindar dari dehidrasi saat cuaca panas melanda Indonesia, terutama ketika berkegiatan di luar ruangan.

“Masyarakat diminta memantau kondisi cuaca terkini melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” katanya.

Prediksi Puncak Musim Hujan

Sebelumnya, BMKG memperkirakan puncak musim hujan di Indonesia bagian barat akan terjadi pada bulan November sampai dengan Desember 2024.

Hal itu disampaikan oleh Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring.

Dwikorita mengatakan wilayah di Indonesia yang akan mengalami puncak musim hujan pada November-Desember 2024 adalah sebanyak 303 Zona Musim atau 43,4 persen dari total Zona Musim yang meliputi Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan.

Ilustrasi musim hujan (Kompas)

Baca: Kapan Musim Hujan di Indonesia Tahun 2024 ? Begini Kata BMKG

“Terdapat pula sebanyak 250 Zona Musim atau 35,8 persen dari zona musim yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025 yaitu meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian Utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Papua,” kata Dwikorita.

Di samping itu, Dwikorita meminta masyarakat dapat memitigasi potensi bencana hidrometeorologi dengan cara terus mengikuti perkembangan informasi cuaca dan iklim BMKG yang disampaikan melalui berbagai kanal, mulai dari media sosial hingga media massa.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama musim hujan," ujar Dwikorita.

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa musim hujan akan datang lebih awal yang disebabkan antara lain oleh kondisi suhu muka laut Indonesia yang saat ini terpantau cukup hangat.

"Kalau kita lihat di wilayah Indonesia ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal," pungkasnya.

 

(TRIBUNNEWSWIKI.com/Mikael Dafit)



Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo

Berita Populer