Fakta Penangkapan Pembunuh Gadis Penjual Gorengan, Buron 11 Hari, Ternyata Residivis Pencabulan

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi tempat ditemukannya jasad Nia Kurnia Sari (18), gadis penjual gorengan di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Minggu (8/9/2024).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejak penemuan jasad Nia Kurnia Sari (18), seorang penjual gorengan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Minggu (8/9/2024), polisi terus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhannya.

Pengejaran berlangsung cukup lama hingga akhirnya pelaku berinisial IS berhasil ditangkap pada Kamis (19/9/2024), saat bersembunyi di sebuah rumah di Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam.

"Pelaku kami temukan sedang bersembunyi di atas loteng dalam rumah," ungkap Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, dikutip dari Tribun Padang.

Polisi awalnya menerima laporan dari warga yang mencurigai kondisi rumah tersebut.

Rumah itu jarang dihuni, namun warga merasa aneh karena pintunya terkunci dari dalam.

Polisi pun mendobrak pintu dan menemukan IS bersembunyi di dalam rumah. 

Setelah penangkapan, IS langsung dibawa ke Markas Polres Padang Pariaman dan kini ditetapkan sebagai tersangka.

"Kami sedang memeriksa tersangka lebih lanjut. Kami harap dia bekerja sama agar motif kejahatan ini bisa segera terungkap," jelas Ahmad.

Pencarian Pelaku

Proses pencarian tersangka berlangsung intensif, di mana polisi harus melakukan patroli hingga ke hutan pada siang dan malam hari.

Tim khusus yang melibatkan Polda Sumbar, Polres Padang Pariaman, dan anjing pelacak (K9) turut dikerahkan.

Beberapa barang bukti ditemukan selama pengejaran, termasuk sandal yang diduga milik tersangka dan pakaian korban.

"Dari pengejaran, petugas berhasil menemukan barang bukti berupa sandal yang diduga milik pelaku. Sementara sebelumnya tim khusus juga sudah menemukan pakaian korban hingga keterangan saksi-saksi," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan, Jumat (13/9/2024), dilansir dari Antara.

Foto IS di kantor polisi setelah ditangkap

Kasus ini mulai terungkap setelah korban dilaporkan hilang pada Jumat (6/9/2024), dan jasad Nia ditemukan terkubur tanpa busana di sebuah kebun di daerah Kayu Tanam.

Pengakuan Tersangka

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, menyampaikan bahwa IS mengakui telah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Nia.

Namun, polisi masih menyelidiki urutan kejadian serta kemungkinan keterlibatan pelaku lain, karena pengakuan IS masih berubah-ubah.

Saat ini, polisi masih memeriksa intensif IS dan mencocokkan keterangannya dengan saksi-saksi.

"Pengakuan sementara, benar tersangka melakukan pembunuhan dan pemerkosaan (terhadap NKS). Sementara (pelakunya) satu orang. Soal adanya pelaku lain, kami masih mendalami karena pengakuan tersangka masih berubah-ubah,” kata dia, dikutip dari Kompas.id.

Baca: Keluarga Minta Indra Septiarman Pembunuh Nia Kurnia Sari Pulang ke Rumah: Saya Takut Dihakimi Warga

IS diketahui merupakan residivis dalam kasus pencabulan dan penyalahgunaan narkoba.

Warga setempat juga mencurigainya terlibat dalam beberapa aksi pencurian.

Setelah penangkapan, ratusan warga berkumpul di Mapolres Padang Pariaman, menuntut agar tersangka ditunjukkan kepada mereka.

Korban yang Berprestasi

Nia Kurnia Sari, seorang alumnus SMA INS Kayu Tanam, dikenal sebagai murid yang berprestasi dalam bidang akademik dan non-akademik.

Korban juga sempat mengikuti kelas silat, yang diyakini digunakan untuk melawan pelaku sebelum akhirnya tewas. 

Kakek korban, Nazarudin, meyakini bahwa cucunya sempat melawan berdasarkan jejak yang ditemukan di lokasi tempat jualannya.

”Kemungkinan Nia kena (sergap) dalam perjalanan pulang. Lokasi jalan itu memang sepi,” ujarnya, dikutip dari Kompas.id.

Guru fisika sekaligus wali kelas Nia, Reni Fatma Yunita, menggambarkan Nia sebagai murid yang cerdas, gigih, dan berprestasi, serta menyabet beberapa medali dalam kompetisi silat.

”Dia sangat gigih. Kalau (pelajaran) tidak dapat, ia selalu berusaha sampai selesai,” ucapnya.

Kepergian Nia membuat guru-gurunya merasa sangat kehilangan.

”Saya sangat terkejut Nia mengalami hal ini. Dia anak yang sangat baik, elok, tidak pernah mengeluh, sangat optimistis," ungkapnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer