Kemunculan awan tersebut pertama kali dibagikan oleh akun @zakiberkata melalui platform X (dulu bernama Twitter).
Warganet lain dengan akun bernama @chocomintt_ssjuga membagikan hal serupa di media sosial. Dirinya merekam kumpulan awan yang ia sebut sebagai awan tsunami pada Minggu (26/11/2023).
Postingan itu lantas membuat warganet bertanya-tanya mengenai peristiwa tersebut dan apa dampak yang ditimbulkan.
Untuk mengetahui lebih dekat fenomena tersebut, berikut Tribunnewswiki.com akan mengulasnya untuk Anda.
Baca: Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Diguyur Hujan Pada September 2024
Pengertian
Dilansir dalam laman resmi BMKG, Awan Tsunami tersebut merupakan bagian dari Awan Arcus.
Fitur Awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus.
Awan Arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang.
Fenomena Awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembap sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.
Kondisi tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan.
Baca: Bikers Wajib, Tips Berkendara Jika Terpaksa Libas Banjir
Dampak
Fenomena Awan Arcus ini dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.
Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis.