Mengenang Sosok Mendiang Faisal Basri, Ekonom Senior yang Tak Pernah Takut Kritik Pemerintah

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (6/6/2024)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Faisal Basri, seorang ekonom senior sekaligus politikus nasional, meninggal dunia pada Kamis pagi, 5 September 2024, di usia 65 tahun.

Ia menghembuskan nafas terakhir setelah menjalani perawatan di RS Mayapada, Jakarta Selatan, sejak Senin, 2 September 2024.

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Eko Listiyanto, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

"Benar, Faisal Basri meninggal dunia. Infonya sejak Senin kemarin dibawa ke rumah sakit karena sakit," ujar Eko saat dihubungi Kompas.com pada Kamis pagi.

Sepanjang hidupnya, Faisal Basri dikenal sebagai tokoh politikus dan ekonom yang vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah.

Pada sebuah webinar tanggal 21 Agustus 2024, ia menyoroti lonjakan utang pemerintah yang naik lebih dari tiga kali lipat dalam satu dekade terakhir kepemimpinan Jokowi.

Ia juga memperkirakan bahwa utang pemerintah bisa mencapai Rp 10.000 triliun pada tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Selain itu, Faisal juga pernah mengkritik kebijakan hilirisasi yang diusung pemerintah Indonesia.

Faisal Basri (WARTA KOTA/Alex Suban)

Menurutnya, kebijakan tersebut lebih banyak mendukung industrialisasi di Tiongkok daripada memajukan industri nasional.

Ia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya fokus pada strategi industrialisasi yang lebih komprehensif, bukan sekadar hilirisasi.

Profil Faisal Basri

Faisal Basri, lahir dengan nama lengkap Faisal Batubara di Bandung pada 6 November 1959, adalah pria keturunan Batak Mandailing dan keponakan dari mantan Wakil Presiden RI, Adam Malik.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) pada tahun 1981, dan meraih gelar Magister of Arts (MA) dalam bidang ekonomi dari Vanderbilt University, Tennessee, AS, pada tahun 1988.

Kariernya dimulai sebagai peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) pada tahun 1981, hingga menjabat sebagai Direktur LPEM pada tahun 1993.

Baca: Kebijakan Pertambangan di Indonesia Sangat Untungkan Asing, Faisal Basri Kritik Kemenko Marves Luhut

Selain sebagai ekonom, Faisal juga menjadi dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dan sempat memimpin Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan UI pada periode 1995–1998.

Di bidang politik, Faisal merupakan salah satu pendiri Majelis Amanah Rakyat (MARA), yang kemudian menjadi cikal bakal Partai Amanat Nasional (PAN) pada tahun 1998.

Namun, ia mengundurkan diri dari PAN pada tahun 2001. Pada Pilgub DKI Jakarta 2012, Faisal mencalonkan diri sebagai gubernur bersama Biem Benyamin, namun kalah dari kandidat lainnya seperti Joko Widodo dan Fauzi Bowo.

Meninggal karena Serangan Jantung

Faisal Basri dilaporkan meninggal dunia karena serangan jantung. Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif INDEF, mengungkapkan bahwa Faisal sudah mengalami serangan jantung sejak Senin, 2 September 2024.

"Serangan jantung, sejak Senin beliau sudah kena serangan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com.

Pemakaman Faisal Basri direncanakan dilaksanakan pada sore hari, selepas shalat Ashar, dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.

Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad, juga membenarkan kabar duka ini.

"Iya, benar. Saya sedang menuju ke rumah sakit. Mohon doanya," ujar Tauhid saat dikonfirmasi oleh Tribunnews.com.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer