Terungkap, Ini Fakta Sebenarnya Sosok Janda Muda yang Jadi Hadiah Panjat Pinang Viral di Cianjur

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lomba panjat pinang berhadiah janda muda viral di media sosial

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perlombaan panjat pinang di Cianjur, Jawa Barat, menjadi viral karena hadiah utamanya adalah seorang 'janda muda'.

Namun, siapa sangka, sosok janda muda yang diperebutkan tersebut ternyata adalah seorang pria.

Ide ini berasal dari Elin Rismayanti, seorang warga setempat.

Perlombaan ini diadakan di RW 16, Kelurahan Solokpandan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.

Sebanyak 27 peserta yang terdiri dari 9 kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang, ikut memperebutkan 'janda muda' tersebut.

Untuk memenangkan hadiah ini, setiap peserta harus melintasi rintangan berupa batang pohon pinang sepanjang 10 meter yang dipasang di tengah kolam dengan kemiringan hampir 20 derajat.

Perlombaan ini pun viral di berbagai media sosial.

Sosok 'janda muda' yang menjadi rebutan peserta ternyata hanyalah seorang pria yang didandani dengan riasan sehingga tampak seperti wanita cantik.

"Iya, itu hanya seorang laki-laki. Kami sengaja mendandani seorang panitia laki-laki sebagai perempuan dan menyebutnya sebagai janda muda," ujar Haris Iskandar, Ketua Panitia 17 Agustus RW 16, Kelurahan Solokpandan, seperti dilansir Tribun Jabar, Senin (19/8/2024).

Warga RW 16 Kelurahan Solokpandan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur adakan perlombaan panjat piang berhadiah janda muda, Sabtu (18/8/2024).

Haris menjelaskan bahwa ide perlombaan ini muncul dalam sebuah rapat, ketika seorang wanita bernama Elin Rismayanti mengusulkan ide panjat pinang dengan hadiah seorang 'janda'.

Meski begitu, yang sebenarnya diperebutkan hanyalah pria yang telah didandani tersebut.

Sebanyak 27 peserta dari 9 kelompok berpartisipasi dalam perlombaan ini. Pemenangnya akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 250 ribu.

"Selain uang tunai, di bawah kursi juga disediakan kupon undian yang bisa ditukar dengan berbagai hadiah menarik, seperti peralatan rumah tangga dan lainnya," tambah Haris.

Selain perlombaan panjat pinang, panitia juga mengadakan berbagai perlombaan lain seperti menangkap tikus putih dengan mata tertutup, dan lomba-lomba khas 17 Agustus lainnya.

"Perlombaan dimulai dari Sabtu (17/8/2024) siang hingga malam, diawali dengan upacara bendera, jalan santai, dan pertunjukan kesenian anak-anak," pungkasnya.

Sejarah Panjat Pinang, Lomba Khas 17-an

Panjat pinang adalah salah satu permainan tradisional yang sering diadakan pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia setiap 17 Agustus.

Dalam permainan ini, peserta harus memanjat pohon pinang yang telah dilumuri oli untuk mengambil hadiah di puncaknya. Pemenangnya adalah mereka yang berhasil mengambil hadiah terbanyak atau termahal.

Panjat pinang sebenarnya telah ada sejak abad ke-14 di China, di mana permainan ini dikenal dengan nama qiang gu.

Tradisi ini populer di wilayah China bagian selatan, seperti Fukien, Guangdong, dan Taiwan, meskipun sempat dilarang oleh Dinasti Qing karena sering menyebabkan korban jiwa.

Ketika Jepang menduduki Taiwan pada tahun 1895, panjat pinang kembali populer sebagai bagian dari Festival Hantu.

Pada masa itu, pemain tidak hanya memanjat pohon pinang, tetapi juga menaiki bangunan setinggi empat lantai yang terbuat dari kayu dan pohon pinang.

Beberapa ahli sejarah juga meyakini bahwa panjat pinang berasal dari tradisi Hindu-Buddha sebelum masehi.

Permainan ini kemudian diperkenalkan di Indonesia oleh penjajah Belanda sekitar tahun 1920-1930-an, dan di Betawi dikenal dengan sebutan ceko.

Baca: Namanya Viral di X, Ini Dia Sosok Prathita Amanda Aryani, Dokter Senior Diduga Bully Aulia Risma

Pada masa penjajahan Belanda, panjat pinang biasanya diadakan untuk merayakan acara seperti pernikahan, kenaikan jabatan, atau ulang tahun, termasuk memperingati ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau, pada 31 Agustus.

Perlombaan ini awalnya hanya diikuti oleh pribumi, sementara orang Belanda duduk menonton.

Hadiah yang diperebutkan berupa makanan mewah seperti keju dan gula.

Meskipun ada kontroversi yang menilai panjat pinang sebagai permainan yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan, banyak juga yang melihatnya sebagai representasi kerja keras, perjuangan, dan kerja sama dalam mencapai kemerdekaan.

Setelah Indonesia merdeka, ceko berganti nama menjadi panjat pinang dan menjadi salah satu lomba yang sering digelar untuk merayakan HUT RI setiap 17 Agustus, sebagai sarana hiburan dan mempererat rasa kebersamaan.

(TRIBUN BANJARMASIN, TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer