Pernyataan ini muncul dari anggota DPRD Halmahera Selatan, Eliya Gabrina Bachmid, saat menjadi saksi untuk terdakwa Ramadhan Ibrahim di Pengadilan Negeri (PN) Ternate, Maluku Utara, Kamis (18/7/2024).
Ramadhan Ibrahim adalah ajudan Abdul Ghani Kasuba saat masih menjabat sebagai gubernur.
Eliya Gabrina Bachmid mengaku sering diminta oleh Abdul Ghani Kasuba untuk mencarikan perempuan.
Eliya juga kerap mengantarkan para gadis yang jumlahnya puluhan orang untuk bertemu dengan Abdul Ghani Kasuba di kamar hotel.
Setelah pertemuan tersebut, Abdul Ghani Kasuba meminta Eliya untuk memberikan uang secara tunai kepada gadis-gadis tersebut.
"Nilainya bervariasi. Mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 50 juta. Jadi, ada perempuan yang diberi Rp 10 juta dan seterusnya sampai 50 juta. Om Haji (Abdul Ghani Kasuba) yang minta bantuan untuk mencari perempuan. Jadi, saya bawakan," ungkapnya, dikutip dari TribunTernate.com.
Eliya mengaku total uang yang dikeluarkan hanya untuk membayar para perempuan itu mencapai Rp 3 miliar.
Abdul Ghani Kasuba menghabiskan Rp 3 miliar hanya untuk memenuhi nafsunya.
Sekali kencan dengan perempuan, Gubernur Maluku Utara Periode 2014-2023 itu merogoh kocek sebesar Rp 10 juta hingga Rp 30 juta hingga total mencapai Rp 3 miliar.
Bahkan Abdul Ghani pernah meminta tiga perempuan sekaligus dalam satu hari dengan waktu berbeda.
Hal tersebut terungkap dalam lanjutan sidang kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat eks Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Ghani Kasuba, pada Kamis (18/7/2024).
Sidang menghadirkan seorang kontraktor sekaligus anggota DPRD Halmahera Selatan, Eliya Gebrina Bachmid.
Eliya dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dengan terdakwa Ramadan Ibrahim, eks ajudan Abdul Ghani, yang juga diduga kuat terlibat dalam persekongkolan jahat tersebut.
Dalam sidang yang dipimpin oleh Hakim Harianta, Eliya mengaku sebagai orang yang mencarikan wanita teman kencan Abdul Ghani dan membayarnya secara tunai.
Uang tersebut berasal dari Abdul Ghani yang ditransfer melalui rekening BCA, BRI, dan Mandiri milik Eliya.
Setelah mendapatkan perempuan yang diinginkan Abdul Ghani, Eliya mengantarnya ke hotel.
Di hotel itu, Abdul Ghani sudah menunggu.
Setelah berbincang sebentar di lobi, Abdul Ghani kemudian masuk kamar bersama wanita pesanannya.
"Saya paling temani dari lobby hotel sampai ke kamar. Sampai di kamar saya langsung keluar dan biarkan perempuan itu bersama-sama dengan AGK. Di dalam kamar, paling lama 1 sampai 2 jam," kata Eliya, seperti dilansir Serambinews.
”Di kamar itu berdua om haji (AGK) dengan perempuan selama satu sampai dua jam. Saya tunggu di luar. Jadi tidak tahu apa yang dibuat di dalam kamar,” ujarnya kepada majelis hakim.
Setelah AGK menyelesaikan "hajatnya", Eliya diminta untuk memberikan uang kepada perempuan pesanan tersebut.
”Nilainya bervariasi. Mulai dari 10-50 juta. Jadi ada perempuan yang diberi 10 juta dan seterusnya sampai 50 juta. Om haji (AGK) yang minta bantuan untuk mencari perempuan. Jadi saya bawakan ke om,” ungkapnya.
Baca: Sosok Abdul Ghani, Gubernur Maluku Utara Terjaring OTT KPK, Pernah Jadi Wakil Ketua MUI Maluku Utara
Eliya mengaku total uang yang dikeluarkan hanya untuk membayar wanita itu mencapai Rp 3 miliar.
Eliya bilang, pernah dalam sehari AGK bisa berkencan dengan tiga wanita cantik.
Ada beberapa hotel yang digunakan AGK untuk bertemu dengan para wanita cantik ini, di antaranya Hotel Bidakara dan Swiss-Belhotel Jakarta, serta Hotel Bela di Ternate.
Saat akan mengantar wanita pesanan AGK, Eliya lebih dulu menghubungi Ramadhan Ibrahim maupun langsung ke Abdul Ghani dengan menggunakan kode "Ayu" maupun "Cinta".
Setelah direspons, barulah Eliya menuju ke hotel bersama wanita yang dipesan.
Eliya juga mengungkapkan bahwa sering menggunakan uang pribadinya terlebih dahulu untuk memberikan kepada perempuan yang dipesan AGK.
Setelah itu, barulah AGK mengganti uang Eliya.
”Saya bawa perempuan tersebut ke om haji (AGK) agar memudahkan pencairan proyek,” akunya setelah beberapa kali ditanya oleh JPU terkait motivasi membawakan perempuan kepada AGK lalu berduaan di kamar.
Padahal Eliya mengaku masih memiliki hubungan keluarga dengan AGK.
Salah seorang anak Abdul Ghani, Nurul Izzah Kasuba, yang ditemui usai sidang memberikan bantahannya.
Ia menyebut, keterangan dari Eliya hanya fitnah belaka.
“Di keluarga kami itu, pacaran saja tidak boleh. Jadi ini fitnah yang disampaikan oleh saksi Eliya Gabrina Bachmid. Apalagi (Eliya) mengaku keluarga dengan almarhumah umi kami," katanya, dikutip dari TribunTernate.com.
Ditanya terkait langkah ke depan, Nurul belum bisa mengungkapkannya ke publik.
Dirinya akan berdiskusi dengan keluarga apakah akan menyeret Eliya ke ranah hukum.
“Kalau mau menindaklanjuti keterangan saksi ke ranah hukum atau melaporkan dia (Eliya), kita akan bicarakan di keluarga dulu. Sebagai anak bungsu, saya belum bisa mengambil keputusan sampai di situ," tegasnya.
Abdul Ghani Kasuba alias AGK adalah Gubernur Maluku Utara dua periode, selama 2014 hingga 2023.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara dari 2008 hingga 2013.
AGK lahir di Bibinoi, Maluku Utara pada 21 Desember 1951. Sehingga saat ini, umurnya 72 tahun.
AGK menamatkan seluruh jenjang pendidikan SD hingga SMA di Madrasah Alkhairat Palu, Sulawesi Tengah.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Dakwah, Universitas Islam Madinah.
Setelah lulus dari Universitas Islam Madinah, Abdul Ghani Kasuba kembali ke tanah kelahiran dan bekerja sebagai kepala Inspeksi di Yayasan Al-Khaairat pada 1983-1990.
Dia juga aktif di bidang dakwah sehingga dilirik oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Karier politiknya dimulai saat diajak oleh PKS maju sebagai calon legislatif mewakili Provinsi Maluku Utara di Pemilu Legislatif 2004.
Meski sempat ragu, Abdul Ghani akhirnya setuju maju sebagai calon legislatif pada pemilu 2004.
Hanya saja, saat Pilkada 2019, AGK keluar dari PKS diduga karena tidak mendapatkan rekomendasi.
Baca: 5 Fakta Sidang Eks Gubernur Malut Abdul Ghani Disebut Habiskan Rp3 Miliar Order Cewek di Hotel
PKS justru mengusung adik kandungnya, Muhammad Kasuba, sebagai calon gubernur.
Berikut riwayat karier Abdul Ghani di dunia politik:
- Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera 2004-2007
- Wakil Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara 2008-2012
- Gubernur Maluku Utara 2014–2019
- Gubernur Maluku Utara periode 2019–2023
Dalam kehidupan pribadi, AGK menikah dengan Faoniah Hi Djaohar dan memiliki beberapa anak.
Satu di antaranya Nurul Izzah Kasuba yang merupakan anak bungsu Abdul Ghani Kasuba.
Pada Senin, 18 Desember 2023, AGK terjerat dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Lembaga anti-rasuah itu juga menetapkan Abdul Ghani Kasuba sebagai tersangka kasus suap dan jual beli jabatan.
Dalam gelar perkara terungkap modus yang dilakukan Ghani untuk menggarong duit negara.
Sebagai Gubernur, Ghani diduga ikut serta dalam menentukan siapa kontraktor yang dimenangkan untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur.
KPK menemukan, Ghani diduga sudah menerima uang suap dengan total Rp 2,2 miliar.
Uang itu diduga dipakai untuk kepentingan pribadi, seperti membayar menginap di hotel dan membayar dokter gigi.
Selain menerima suap dari proyek, KPK menduga Ghani juga melakukan jual-beli jabatan.
Ghani diduga menerima uang dari ASN di lingkungan Pemprov Maluku untuk mendapatkan rekomendasi atau persetujuan naik jabatan.
Dikutip dari elhkpn.kpk.go.id, Abdul Ghani Kasuba tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 6,4 miliar.
Ia punya 9 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 5,3 miliar, salah satunya berada di Jakarta senilai Rp 4 miliar.
Meski punya 9 tanah, AGK hanya punya 1 mobil di garasinya, senilai Rp 75 juta.
Hal ini berdasarkan LHKPN yang disampaikan pada 14 Mei 2023.
- Tanah dan Bangunan Seluas 443 m2/200 m2 di Kota Ternate, Hasil Sendiri: Rp 250.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/150 m2 di Kota Ternate, Hasil Sendiri: Rp 200.000.000
- Tanah Seluas 389 m2 di Halmahera Utara, Hasil Sendiri: Rp 90.000.000
- Tanah Seluas 9016 m2 di Halmahera Selatan, Hasil Sendiri: Rp 150.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 231 m2/210 m2 di Jakarta Selatan, Hasil Sendiri: Rp 4.000.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 443 m2/200 m2 di Kota Ternate, Hasil Sendiri: Rp 250.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/150 m2 di Kota Ternate, Hasil Sendiri: Rp 200.000.000
- Tanah Seluas 389 m2 di Halmahera Utara, Hasil Sendiri: Rp 90.000.000
- Tanah Seluas 9016 m2 di Halmahera Selatan, Hasil Sendiri: Rp 150.000.000
- MOBIL, TOYOTA KIJANG INOVA G Tahun 2012, Hasil Sendiri: Rp 75.000.000
Sub Total: Rp 6.458.409.184