Di depan para pendukungnya, Harris berjanji untuk bisa mengalahkan rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump dalam pilres yang akan berlangsung November mendatang.
“Saya tahu tipe Donald Trump. Dalam kampanye ini, saya akan dengan bangga membandingkan pencapaian terbaik yang pernah saya dapatkan,” kata Harris di depan para pendukungnya, Senin (22/7/2024).
Harris juga menguraikan kebijakan yang dia janjikan untuk dilaksanakan, termasuk menandatangani undang-undang untuk melindungi hak aborsi dan melarang penggunaan senjata serbu.
Dia juga berjanji untuk lebih memperhatikan kesejahteraan kaum menengah di AS yang saat ini masih perlu untuk ditingkatkan.
Baca: Joe Biden Putuskan Mundur dalam Pemilu AS 2024, Sosok ini Jadi Calon Penggantinya
Hampir semua tokoh Demokrat yang dipandang sebagai calon penantang Harris telah menyatakan dukungannya, termasuk Gubernur Gretchen Whitmer dari Michigan, Gavin Newsom dari California, dan Andy Beshear dari Kentucky.
Sementara itu, tim kampanye Harris mengatakan mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar 81 juta dolar AS dalam 24 jam setelah mundurnya Biden. Angka tersebut merupakan jumlah terbesar dalam satu hari kampanye pada tahun 2024 bagi salah satu partai.
Trump Optimis Kalahkan Harris
Sementara itu, calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump mengatakan penunjukkan Kamala Harris sebagai pengganti Biden dianggap hal yang biasa.
Bahkan Trump merasa optimis dirinya dapat mengalahkan Harris dengan mudah.
“Harris akan lebih mudah dikalahkan dibandingkan Joe Biden,” kata Trump kepada CNN.
Baca: Donald Trump: Mengalahkan Kamala Harris Jauh Lebih Mudah Dibandingkan Joe Biden
Trump dan tim kampanyenya kemudian menyerang Biden dan Harris di media sosial dengan mengatakan Biden tidak layak untuk terus menjabat sebagai presiden.
Saluran YouTube resmi Komite Nasional Partai Republik juga menerbitkan video berdurasi dua menit pada Minggu sore yang menyerang Harris atas kebijakan imigrasi, menuduh Harris mengabaikan masalah itu.
Dalam beberapa minggu terakhir, tim kampanye Trump dan beberapa sekutunya telah melancarkan serangan politik preventif terhadap Harris untuk mencoba mendiskreditkannya di tengah pembicaraan bahwa Harris dapat menggantikan Biden sebagai calon presiden dari partai tersebut pada tahun 2024.