BMKG Beberkan Penyebab Hujan yang Terjadi Saat Indonesia Memasuki Musim Kemarau

Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BMKG berikan penjelasan terkait fenomena hujan yang terjadi saat Indonesia memasuki musim kemarau

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini memberikan penjelasan terkait fenomena hujan yang terjadi saat musim kemarau.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan peningkatan curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah barat Indonesia dipengaruhi oleh aktifnya fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial.

“Berdasarkan analisis cuaca dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca, sepekan ke depan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia meskipun telah memasuki musim kemarau," kata Dwikorita, dikutip dari laman resmi BMKG.

Dwikorita menambahkan, fenomena MJO yang saat ini aktif menyebabkan pergerakan atau propagasi kumpulan awan-awan hujan dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika bergerak di sepanjang khatulistiwa menuju Samudra Pasifik melintasi wilayah Indonesia.

Umumnya, arak-arakan awan hujan ini masuk melalui wilayah barat menuju wilayah timur Indonesia.

Salah satu cara menjaga kesehatan kulit dari cuaca panas dan terik yakni menggunakan tabir surya atau sunscreen. (Istimewa)

Baca: 5 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Kulit Saat Cuaca Panas Menyengat

Sedangkan fenomena gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Equatorial juga berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, baik di wilayah barat, tengah, dan timur, seperti sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

“Suhu permukaan laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia juga turut berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut,” ujar Dwikorita.

Faktor letak geografis Indonesia

Dwikorita juga menghubungkan fenomena hujan yang terjadi saat musim kemarau dengan letak geografis Indonesia.

Menurutnya, letak geografis Indonesia diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia-dan di antara dua Samudra besar yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia membuat Indonesia semakin sering dilanda hujan.

"Fenomena iklim dan cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dinamika cuaca yang beragam. Selama musim kemarau, adanya potensi gangguan seperti MJO (Madden-Julian Oscillation) dan gelombang atmosfer lainnya tetap dapat menyebabkan pembentukan awan hujan" jelasnya.

Ilustrasi fenomena hujan melalui citra satelit BMKG (BMKG)

Baca: Alasan Kenapa Setiap Tahun Baru Imlek Selalu Hujan, Faktor Cuaca Atau Sebuah Rezeki ?

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan bahwa peningkatan curah hujan akibat gangguan fenomena atmosfer tidak akan terjadi berhari-hari dan diprediksi hanya 1-3 hari di setiap wilayah.

Di mana saat ini wilayah Jakarta, Banten, yang pada pekan kemarin diguyur hujan lebat saat ini sudah mulai cerah kembali.

"Kondisi tersebut diprediksikan akan menurun, dimana wilayah Jawa, Banten, Bali, dan Nusa Tenggara akan kembali mengalami kondisi musim kemarau yang normal," ujar Guswanto.

Oleh karenanya, penting untuk masyarakat Indonesia dalam memahami kompleksitas fenomena iklim dan cuaca di Indonesia-plus dampak perubahan iklim.

Sehingga BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca yang dinamis melalui seluruh kanal informasi BMKG seperti aplikasi InfoBMKG dan media sosial BMKG.

 

(TRIBUNNEWSWIKI.com/Mikael Dafit)



Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo

Berita Populer