BMKG Imbau Masyarakat Jakarta Waspada Terkait Potensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang

Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Jakarta selama sepekan ke depan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca di DKI Jakarta selama sepekan kedepan.

BMKG mengimbau masyarakat khususnya di Jakarta untuk waspada akan potensi hujan yang disertai petir atau kilat dan angin kencang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki peralihan musim dari musim hujan ke kemarau atau dikenal sebagai musim pancaroba.

“Masyarakat masih perlu waspada dan mengantisipasi akan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah Jakarta” ujar Guswanto.

Adapun kondisi atmosfer di wilayah Jakarta saat ini dalam kondisi labil, sehingga mendukung proses pembentukan awan konvektif seperti awan cumulonimbus (CB) pada siang dan sore hari.

“Kondisi tersebut kemungkinan akan terjadi dari 29 April hingga 6 Mei 2024,” terang Guswanto.

Ilustrasi Cuaca cerah berawan (TribunKaltim)

Baca: BMKG Prediksi Musim Kemarau di Indonesia akan Mundur Tahun Ini, Berikut Wilayah yang Terdampak

Adapun wilayah Jakarta yang berpotensi mengalami hujan dengan intesitas sedang hingga lebat, disertai petir/kilat dan angin kencang yakni sebagai berikut:

  • Jakarta Barat
  • Jakarta Selatan
  • Jakarta Timur

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat dan pemangku kepentingan di wilayah Jakarta untuk:

- Tetap tenang dan waspada terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang

- Turut memangkas dahan atau ranting pohon yang sudah terlalu rimbun

- Membawa payung dan mantol ketika bepergian

- Memantau informasi terkait cuaca melalui channel resmi BMKG.

Musim Kemarau Diperkirakan Mundur

Sebelumnya, BMKG juga telah memperkirakan mundurnya musim kemarau di Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan sebagian kecil wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau pada April hingga Mei 2024. Sedangkan puncak musim kemarau diprediksi terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024.

"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim Kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 ZOM (40 persen), SAMA pada 175 ZOM (25 persen), dan MAJU pada 105 ZOM (15 persen)," ujar Dwikorita.

Dwikorita lebih lanjut menjelaskan bahwa wilayah yang awal musim kemaraunya diprediksi mundur yaitu sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur.

Sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.

Ilustrasi gempa bumi. (Tribunnews.com)

Baca: Pasca Gempa Garut, BMKG Imbau Masyarakat di Jawa Barat Waspadai Banjir dan Tanah Longsor

“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka secara umum Musim Kemarau 2024 diprediksi bersifat NORMAL dan ATAS NORMAL, masing-masing sebanyak 359 ZOM (51,36 persen) dan 279 ZOM (39,91 persen). Namun, terdapat 61 ZOM (8,73 persen) yang diprediksikan akan bersifat BAWAH NORMAL,” kata kepala BMKG itu.

Adapun wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatra Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka belitung, sebagian Jawa Timur.

Selain itu, ada sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan.

Sedangkan, wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal yaitu sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT.

Kemudian sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara.

Bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.

“Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61 persen) akan mengalami puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2024 yaitu meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua.”

“Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024 sebanyak 217 ZOM (31,22 persen) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78 persen)," pungkasnya.

 

(TRIBUNNEWSWIKI.com/Mikael Dafit)



Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer