Terungkap, Brigadir RAT Diam-diam Jadi Ajudan Pengusaha Kaya Raya di Jakarta, Polri Angkat Bicara

Penulis: Rakli Almughni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brigadir Ridhal Ali Tomi

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Brigadir Ridhal Ali Tomi alias Brigadir RAT ternyata diam-diam menjadi ajudan atau pengawal seorang pengusaha di Jakarta.

Brigadir RAT adalah anggota Polri yang bertugas di Polres Manado yang ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Kabid Humas Polda Sulawesi Utara (Sulut), Kombes Michael Irwan Thamsil mengatakan Brigadir RAT datang ke Jakarta untuk menjadi pengawal seorang pengusaha.

"Oh iya itu (izin cuti) kan hasil pendalaman kita di sini dari hasil pemeriksaan Bid Propam di sini ternyata yang bersangkutan ketika menjadi driver atau ajudan itu tidak dilengkapi surat tugas maupun izin dari kesatuan," ujar Michael.

Dikatakan, Brigadir RAT sudah menjadi ajudan pengusaha di Jakarta sejak 2021 lalu.

Selama tiga tahun, Brigadir RAT menjadi ajudan tanpa izin tugas.

"Jadi, tanpa sepengetahuan dari pimpinan atau kasatkernya di Polresta Manado," jelasnya.

Baca: Bos Tambang & Ketua Gibran Center, Ini Sosok Indra Pratama Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Tewas

Terkait tewasnya Brigadir RAT, Kapolda Sulut memerintahkan agar Kapolresta dan Kasat Lantas Polresta Manado diperiksa.

Keduanya "Jadi sekali lagi tanpa sepengetahuan dari pimpinan atau kasatkernya di Polresta Manado," jelas Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Michael Irwan Thamsil, dikutip dari TribunManado.

Selain itu, Michael juga membantah tudingan yang menyebut Kapolresta dan Kasat Lantas Polresta Manado menerima uang Rp 10 juta dari pengusaha batu bara atau bos Brigadir RAT.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan, bahwa hal tersebut tidak benar, dan sampai saat ini Kapolresta Manado masih dilakukan pemeriksaan oleh Propam," jelasnya.

Kasunya ditutup

Polres Metro Jakarta Selatan telah menutup kasus tewasnya anggota Polresta Manado, Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan.

Brigadir RAT diduga mengakhiri hidup dengan menembak diri di dalam sebuah mobil Alphard yang terpakir di halaman rumah tersebut.

Polres Metro Jakarta Selatan pun telah menggelar jumpa pers terkait kasus ini pada Senin (29/4/2024).

Baca: Sosok Brigadir Ridhal Ali Tomi, Polisi Manado yang Tewas di Mobil Alphard, Dikenal Baik-Rajin Ibadah

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro memastikan Brigadir RAT tewas akibat mengakhiri hidup menggunakan pistol.

Dalam jumpa pers, Bintoro menjelaskan korban mengalami luka pada bagian kepala karena tembakan senjata api jenis HS.

"Dengan cara menembakan senjata api HS kaliber 9 milimeter ke arah kepala demikian," ucap Bintoro.

Pihak kepolisian mengklaim telah memiliki cukup bukti terkait aksi Brigadir RAT mengakhiri hidup.

Karena itu, pihak kepolisian akhirnya menutup kasus ini.

Kendati demikian, polisi masih mendalami motid Brigadir RAT mengakhiri hidup.

Selain fakta di atas, terdapat fakta-fakta lain terkait kasus kematian Brigadir RAT. Berikut ringkasan faktanya yang dikutip dari Tribunnews.com.

Brigadir RAT turunkan wanita dan anak kecil

Terdapat fakta baru lainnya yang berhasil diungkap pihak kepolisian.

Sebelum tewas menembak diri, Brigadir RAT rupanya sempat menurunkan seorang wanita dan anak kecil dari mobil Alphard yang menjadi lokasi kematiannya.

Hal itu diungkap anggota Labkrim Polri, Ipda Saji, dalam jumpa pers yang digelar Polres Metro Jakarta Selatan, Senin.

Baca: Curhatan Terakhir Brigadir RAT yang Bundir di Mobil Alphard, Istri Ungkap Hal Janggal

Ipda Saji menyebut ada 13 momen rekaman CCTV yang dianalisa pihak kepolisian.

Di antara 13 momen tersebut, terdapat rekaman saat Brigadir RAT menurunkan anak kecil dan wanita.

Anak kecil memakai baju biru dongker dan celana pendek turun pertama dari mobil.

Kemudian diikuti pria berbadan tegap dan memakai baju safari hijau yang keluar dari pintu depan sebelah krii.

"Lalu pria berbaju hijau army kami sebutnya pria 2, pria anak turun dari tengah kiri, kemudian perempuan mengenakan dress turun dari tengah kanan," kata Ipda Saji.

"Kemudian perempuan berbaju putih celana hijau turun dari tengah kiri. Di momen yang ketujuh ada indikator mobil Alphard menyala kemudian mundur," sambung dia.

Polri tak temukan DNA orang lain

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Puslabfor Polri tidak menemukan adanya DNA orang lain di lokasi kejadian.

Puslabfor Polri memastikan DNA yang ada di dalam mobil Alphard adalah milik Brigadir RAT.

"Jadi dengan demikian, kami tidak menemukan pada senjata api maupun pada selongsong peluru yang menjadi barang bukti juga di bagian mobil dekat sopir itu tidak ada profil DNA orang lain, adanya profil korban yang kami ambil dari sampel darah korban yang ada di jok," ucap Irfan.

"Terus untuk hasil pemeriksaan senjata api, satu pucuk senjata api HS Kaliber 9 mm buatan Kroasia dengan H 258799 itu dapat berfungsi dengan baik, jadi masih aktif, jadi masih akhir dan sudah pernah ditembakkan positif mengandung GSR jadi senjata tapi tersebut masih ada GSR-nya, berarti masih baru ditembakkan," imbuhnya.

Hasil visum

Sementara itu, Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta mengungkap hasil visum luar jenazah Brigadir RAT.

Tim Kedokteran Forensik RS Polri, Asri Megatari mengatakan jenazah Brigadir RAT mengalami luka terbuka pada pelipis kiri dan kanan.

Ia memastikan luka tersebut disebabkan karena tembakan senjata api.

Tembakan tersebut dilakukan menempel di kepala.

Selain itu, Asri juga menyebut tidak ada peluru yang bersarang di kepala korban.

Berdasarkan hasil pemeriksaan ronsen, terdapat patah tulang kepala akibat tembakan dari jarak dekat.

"Hasil ronsen menunjukkan bahwa tidak ada anak peluru di dalam rongga kepala. Sedangkan CT Scan menunjukkan bahwa terdapat patah tulang-tulang kepala," jelasnya.

"Dan dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh tubuh dan kami tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh," sambungnya.

(tribunnewswiki.com/tribun network)

Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini



Penulis: Rakli Almughni
BERITA TERKAIT

Berita Populer