Dua anak Cicih yang tewas dalam kecelakaan maut tersebut adalah Aisyah Hasna Humairah dan Nazwa Ghefira.
Tidak hanya dua anaknya, adik Cicih, Eva Daniawati, juga meninggal dalam kecelakaan itu.
Dua anak dan adik Cicih tersebut merupakan penumpang mobil Gran Max dengan nomor polisi B 1635 BKT yang hangus terbakar.
Ketua RT di lingkungan Cicih, Sugeng Triyono, mengatakan Cicih sangat syok ketika mengetahui dua anak dan adiknya meninggal karena kecelakaan.
"Kondisinya syok banget. Nangis lah, kebetulan saya lihat juga tadi," kata Sugeng, Senin (8/4/2024), kepada TribunnewsBogor.com.
Sugeng mengatakan Cicih sebelumnya juga baru saja ditinggal meninggal sang suami.
Sugeng menyebut suami Cicih meninggal belum lama ini.
"Suaminya sudah meninggal juga, itu nggak lama lah."
"Mungkin syoknya ini karena kan belum lama suaminya meninggal, sekarang malah dua orang anaknya jadi korban," ungkap Sugeng.
Sugeng menjelaskan, Cicih sempat menelepon kedua anak dan adiknya pada Senin siang, untuk memastikan apakah mereka sudah tiba di Kuningan.
Diketahui, anak dan adik Cicih lebih dulu pergi ke Kuningan untuk berziarah menjelang Lebaran.
Hanya saja, telepon Cicih tak kunjung dijawab.
Cicih kemudian mendapat informasi dari rekan sopir travel yang menjadi korban, bahwa travel yang ditumpangi anak dan adiknya mengalami kecelakaan.
"Ibu Cicih ini menelepon lantaran kan posisi sudah siang. Dia sempat nelepon anaknya."
"Mungkin nyangkanya sudah sampai dan memang sudah deket ke Kuningan juga," ungkap Sugeng.
"Terus Ibu Cicih dapat berita dari temen sopir travel, mengabarkan ke Ibu Cicih kalau travelnya kecelakaan," imbuhnya.
Baca: Video Viral Remaja di Cikampek Lempari Kereta dengan Batu, Pihak KAI Lapor Polisi
Mengenai suami Cicih yang meninggal, hal ini juga disampaikan Kapolsek Sukaraja, Kompol Birman Simanullang.
Birman menyebutkan jenazah dua anak Cicih akan dimakamkan di dekat kuburan sang ayah di Kuningan.
"Kabarnya nggak dibawa ke Bogor, tapi langsung dibawa ke Kuningan, mau dimakamkan di sana," kata Birman, Senin malam.
"Ayahnya sudah meninggal, katanya mau dimakamin di sana (Kuningan)," lanjut Birman.
Sopir bus Primajasa yang terlibat kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Heri, mengungkapkan kronologi kecelakaan.
Heri mengatakan, saat kejadian ia tengah mengemudikan bus Primajasa dari arah Bandung, Jawa Barat, menuju Jakarta.
Dari jalur contraflow berlawanan, tiba-tiba Gran Max oleng dan menghantam bagian depan bus Heri.
Heri berujar ia sudah mencoba menghindari Gran Max, tapi tabrakan tetap tak terelakkan.
Tak berhenti sampai di situ, Daihatsu Terios yang berada di belakang bus Primajasa juga tidak bisa menghindari kecelakaan.
"Saya coba menghindar ke kiri. Lalu di bagian belakang seperti ada kendaraan lain dan juga menabrak bagian kiri," ungkap Heri, Senin, dikutip dari TribunJabar.id.
Baca: Puluhan Mobil Pecah Ban di Tol Jakarta-Cikampek Bakal Diganti Rugi, PT Jasa Marga Minta Maaf
Sesaat setelah tabrakan, Gran Max dan Terios langsung terbakar.
Diketahui, kecelakaan maut itu melibatkan tiga kendaraan, yaitu bus Primajasa serta dua mobi, Daihatsu Gran Max dan Daihatsu Terios.
Sementara itu, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan dugaan penyebab banyaknya korban dalam kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.
Investigasi Senior KNKT, Ahmad Wildan, menduga kebakaran pada mobil Gran Max hingga menyebabkan semua penumpangnya terbakar, terjadi lantaran putusnya saluran BBM.
"Tadi kita memeriksa saluran BBM, karena kita lihat kendaraannya terdeformasi."
"Jadi kebakaran sangat mungkin terjadi ketika deformasi membuat putus saluran BBM, sehingga saluran BBM tumpah dan terbakar karena areal di sana panas (mesin)," beber Wildan, Senin.
Lebih lanjut, Wildan memperkirakan terjadi dua kali ledakan pada Gran Max yang disebabkan tumpahan BBM mengenai area mesin.
Namun demikian, Wildan belum bisa menyimpulan penyebab pasti kebakaran.
Wildan juga mengatakan KNKT masih harus mempelajari untuk mengetahui penyebab Gran Max oleng ke jalur berlawanan, hingga mengakibatkan kecelakaan.
"Tadi penjelasan saksi di lapangan terdengar bunyi ledakan dua kali di depan dan di tengah. Berarti ini sangat dimungkinkan dari area engine (mesin) dulu, kemudian di area tengah tangki."
"Saya lihat yang parah di sebelah kanan yang engine, karena Gran Max ini mesinnya ada di bawa jok pengemudi," beber Wildan.
"Belum ada (fakta baru), kami akan konfirmasi ke pihak Daihatsu, kami pengen lihat Gran Max ini tahun ini seperti apa."
"Nanti kami bandingkan biar punya bayangan ketika memeriksa yang benar dan terbakar," imbuh dia.
Sebagai informasi, 12 korban tewas dalam kecelakaan ini. Kedua belas korban itu adalah penumpang Gran Max.