Nama kedua artis terkenal itu diungkap oleh Sekretaris DPP Indonesia Audit Watch, Iskandar Sitorus.
Selain itu, ada pula artis berinisial SD.
Artis berinisial S dan C ini merupakan satu di antara merupakan sosok yang pernah jadi pernah jadi MC acara yang diselenggarakan Harvey Moeis.
"C itu, dan S, serta SD ya. Itu kecenderungan ke arah situ," ucap Iskandar Sitorus, dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Kamis (4/4/2024).
Pihaknya berharap, pernyataannya bisa dibuktikan.
"Semoga itu bisa dibuktikan dan kami yakin Kejaksaan Agung tidak rentan untuk berhenti," imbuhnya.
Baca: Isi Brankas Thamron Tamsil Bos Timah di Kasus Korupsi Rp271 T Harvey Moeis, Semua Disita Kejagung
Disinggung seberapa tenar C, Iskandar berdalih ketenaran seseorang itu relatif.
"C itu kalau bisa dibilang besar atau tidak besar itu relatif ya," lanjutnya.
Namun, lanjut Iskandar, ada nama lain yang lebih besar dan bisa jadi membuat pihaknya sendiri ikut terkejut.
"Kalau kita pikir, yang kami mungkin sendiri akan terkejut ya. Ada sepertinya yang besar di sini, yang pernah dibayar oleh RBS dan atau minimal Moeis dalam momen kegiatan yang besar saat itu," terang Iskandar.
"Bukan hanya orang, bukan hanya personal ya mungkin ada grup tertentu. Tapi yang masuk ke kita informasinya bahwa itu grup yang dibayar mahal, selebriti yang dibayar mahal," tandasnya lagi.
Iskandar memberikan clue bahwa sosok itu pernah menjadi MC dalam acara penyerahan jet pribadi Harvey Moeis ke anak sulungnya.
"Memang wajar kalau umpamanya selametan, dia menyerahkan jet kepada anaknya. MC-nya tentu mahal, wong harga jetnya lumayan. Atau waktu nyerahin Ferrari kan pakai MC tuh, nggak ujug-ujug kayak gitu," paparnya.
Baca: Bukan Harvey Moeis, Ini Sosok Terkaya di Kasus Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Hartanya Ratusan Miliar
Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) juga menanggapi soal isu adanya dua berinisial C dan S yang ikut terlibat dalam korupsi Harvey Moeis.
Dirdik Jampidsus Kejagung, Kuntadi menjawab soal adanya kabar dua nama artis baru yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Kuntadi membantah jika dirinya mengeluarkan statement tersebut.
"Siapa bilang? Kita tidak pernah ada statement itu, kita ikuti saja prosesnya," ujar Kuntadi.
"Tidak perlu mengandai-andaikan tidak perlu berasumsi. Semua berdasarkan alat bukti yang ada," sambungnya.