Perbedaan Deposito dan Reksadana, Manakah yang Menguntungkan ? Simak Tips Memilihnya

Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simak perbedaan antara Deposito dan Reksadana beserta kelebihan dan kekurangannya.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Inilah perbedaan antara deposito dan reksadana dan tips memilih di antara keduanya sesuai kebutuhan Anda.

Membahas tentang investasi, seringkali para calon investor membandingkan antara deposito dan reksadana. Keduanya merupakan jenis investasi untuk pemula yang mudah dilakukan.

Reksadana adalah instrumen investasi yang diciptakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan investor berdasarkan tujuan berbeda-beda.

Sedangkan deposito merupakan tempat penyimpanan uang di bank yang memberikan jaminan keamanan serta imbal hasil berupa bunga.

Bagi Anda yang belum mengetahui perbedaan di antara keduanya, berikut Tribunnewswiki.com sajikan detail perbedaannya.

Perbedaan Deposito dan Reksadana

Berikut ini perbedaan antara Deposito dan Reksadana:

1. Cara Mengelola

Perbedaan deposito dan reksadana yang pertama ialah dilihat berdasarkan lembaga pengelolanya.

Berinvestasi melalui deposito, berarti uang Anda sepenuhnya akan dikelola oleh bank. Dana tersebut akan digunakan oleh mereka untuk menyalurkan kredit kepada nasabah.

Sedangkan reksadana dikelola oleh manajer investasi profesional. Mereka akan mengelola uang yang diinvestasikan pada berbagai jenis instrumen, seperti saham, obligasi, dan pasar uang.

2. Penyimpanan Uang

Ketika mengambil deposito, uang Anda akan disimpan di bank penerbit, sehingga seluruh pengembaliannya bergantung pada kondisi kesehatan bank tersebut.

Saat bank mengalami masalah, bisa saja Anda akan kesulitan dalam pencairan deposito.

Sedangkan saat membeli reksadana, maka Anda akan menempatkan dana di berbagai tempat. Misalnya, jika Anda melakukan investasi saham, maka dana tersebut akan disebar.

Baca: Komitmen pada Inklusi Keuangan, KoinWorks Fokus Pembiayaan Rantai Pasok untuk UMKM Sektor FMCG

3. Setoran Awal

Ketika Anda membuka rekening deposito, bank akan mengenakan setoran awal sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta.

Investasi reksadana jauh terjangkau dan bisa dilakukan dengan minimum pembelian yang bervariasi, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 100.000

4. Imbal Hasil

Bank telah menentukan sejak awal bunga atau imbal hasil yang akan diperoleh saat Anda membuka rekening deposito.

Sehingga, imbal hasil yang didapatkan setiap bulan akan selalu tetap sesuai dengan perjanjian awal pembukaan rekening.

Hal itu jelas berbeda dengan reksadana yang imbal hasilnya ditentukan berdasarkan produk kelolaan manajer investasi.

5. Pajak

Ketika Anda menyimpan uang dalam bentuk tabungan atau deposito, bank akan mengenakan pajak sebesar 20 persen dari total imbal hasil.

Berbeda dengan reksadana yang tidak mengenakan pajak dan biaya biaya admin, sehingga imbal hasil Anda lebih optimal.

6. Likuiditas

Deposito memiliki jangka waktu penyimpanan yang beragam, mulai dari 3 bulan sampai 3 tahun. Bukan berarti jika Anda membutuhkan dana segera, tidak dapat dicairkan sama sekali.

Deposito dapat dicairkan lebih awal, namun bank akan mengenakan biaya penalti atau denda.

Sedangkan pada reksadana lebih fleksibel. Anda dapat menjual aset kapan saja, namun pencairan dana akan membutuhkan waktu maksimal 7 hari untuk dikirimkan pada rekening.

7. Risiko

Deposito memiliki risiko rendah dan terjamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga sebesar Rp2 miliar.

Jadi, jika sewaktu-waktu bank penyedia deposito mengalami kebangkrutan, uang Anda tidak akan hangus.

Sementara produk reksadana memiliki risiko yang beragam, tergantung pada jenisnya.

Tips Memilih Deposito atau Reksadana

Setelah mengetahui perbedaannya, berikut tips untuk memilih antara Deposito atau Reksadana:

1. Legalitas dan Izin OJK

Sebelum melakukan investasi dengan membuka deposito maupun reksadana, Anda harus mengecek daftar bank serta manajer investasi yang sudah memiliki izin usaha. Anda dapat mengecek daftar tersebut melalui situs www.ojk.go.id.

2. Track Record Lembaga

Anda perlu melihat pengalaman bank atau manajer investasi yang akan dipilih melalui prospektus dan fund fact sheet reksadana.

3. Histori Kinerja Lembaga

Anda harus mempelajari kinerja bank dalam mengelola deposito serta manajer investasi pengelola reksadana yang akan dipilih.

Anda dapat berkonsultasi melalui call center dari bank pengelola dan fund fact sheet untuk reksadana.

4. Jumlah Dana Kelolaan

Besarnya dana kelolaan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan lembaga untuk membuka deposito atau investasi reksadana.

Semakin besar dana yang dikelola, berarti kepercayaan masyarakat akan tinggi.

5. Biaya

Sebelum memutuskan untuk membuka deposito atau reksadana, ketahuilah biaya yang diperlukan dengan berkonsultasi melalui petugas dan prospektus.

 

(TRIBUNNEWSWIKI/Mikael Dafit)



Editor: Mikael Dafit Adi Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer